Uji Serempak Hipotesis Kedua Uji Parsial Hipotesis Kedua

4.1.5.3. Koefisien Determinasi R-Square

Nilai koefisien determinasi R 2 dipergunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas pendidikan dan masa kerja terhadap pemahaman Manajer Konstruksi PT. Waskita Karya Persero Medan. Tabel 4.31. Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .831a .690 .675 1.252 a Predictors: Constant, Masa Kerja, Pendidikan b Dependent Variable: Pemahaman Manajer Konstruksi Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.31 diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,690. Hal ini menunjukan bahwa variabel pendidikan dan masa kerja memiliki kemampuan menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel pemahaman Manajer Konstruksi PT. Waskita Karya Persero Medan sebesar 69. Sedangkan sisanya sebesar 31 merupakan pengaruh dari variabel bebas lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.1.5.4. Uji Serempak Hipotesis Kedua

Hasil pengujian hipotesis kedua secara serempak dapat dilihat pada Tabel 4.32 sebagai berikut: Tabel 4.32. Hasil Uji F Hipotesis Kedua Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 139.730 2 69.865 44.579 .000a Residual 62.688 40 1.567 Total 202.419 42 a Predictors: Constant, Masa Kerja, Pendidikan b Dependent Variable: Pemahaman Manajer Konstruksi Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.32 di atas diperoleh bahwa nilai F hitung 44,579 lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel 3,17, dan sig. α 0,000 a lebih kecil dari alpha 5 Universitas Sumatera Utara 0,05. Hal ini memberi arti bahwa hasil penelitian menolak H dan menerima H 1 . Hasil ini menunjukkan bahwa secara serempak pendidikan dan masa kerja berpengaruh sangat signifikan terhadap pemahaman Manajer Konstruksi PT. Waskita Karya Persero Medan. Dengan hal ini memberi arti bahwa, pendidikan dan masa kerja sangat menentukan pemahaman Manajer Konstruksi PT. Waskita Karya Persero Medan.

4.1.5.5. Uji Parsial Hipotesis Kedua

Uji parsial dilakukan untuk mengetahui tingkat dominasi di antara kedua variabel bebas. Hasil pengujian secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.33 berikut: Tabel 4.33. Hasil Uji Parsial Hipotesis Kedua Model t Sig. 1 Constant 2.404 .021 Pendidikan X 1 3.080 .004 Masa Kerja X 2 5.599 .000 a Dependent Variable: Pemahaman Manajer Konstruksi Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.33 di atas diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Nilai t hitung untuk variabel pendidikan 3,080 lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel 2,01, atau nilai sig. t untuk variabel pendidikan 0,004 lebih kecil dari alpha 0,025. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak H dan menerima H 1 untuk variabel pendidikan. Dengan demikian, secara parsial pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pemahaman Manajer Konstruksi PT. Waskita Karya Persero Medan. 2. Nilai t hitung untuk variabel masa kerja 5,599 lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel 2,01, atau nilai sig. t untuk variabel masa kerja 0,000 lebih kecil dari alpha 0,025. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak H dan menerima H 1 untuk variabel masa kerja. Dengan demikian, secara parsial masa kerja berpengaruh signifikan terhadap pemahaman Manajer Konstruksi PT. Waskita Karya Persero Medan. Secara parsial variabel masa kerja berpengaruh lebih dominan daripada variabel pendidikan. Artinya, variabel masa kerja lebih berperan dalam menentukan pemahaman Manajer Konstruksi PT. Waskita Karya Persero Medan dibandingkan dengan variabel pendidikan. 4.1.6. Pengujian Hipotesis Ketiga 4.1.6.1. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Ketiga

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Waskita Karya Medan

16 160 138

MODEL MANAJEMEN RISIKO TERHADAP KINERJA BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN MODEL MANAJEMEN RISIKO TERHADAP KINERJA BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI.

0 3 13

STUDI PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI DI DAERAH STUDI PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI DI DAERAH YOGYAKARTA DAN JAWA TENGAH.

0 3 13

STK STUDI PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI.

0 3 12

PENDAHULUAN STUDI PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI.

0 4 6

Pengaruh Tingkat Pemahaman Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Manajer Konstruksi Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan suatu Proyek Dilihat dari Sisi Peningkatan Kinerja Waktu dan Biaya Pelaksanaan Proyek di PT. Waskita Karya (Persero) Medan

0 0 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu - Pengaruh Tingkat Pemahaman Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Manajer Konstruksi Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan suatu Proyek Dilihat dari Sisi Peningkatan Kinerja Waktu dan Biaya Pelaksana

0 2 59

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Tingkat Pemahaman Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Manajer Konstruksi Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan suatu Proyek Dilihat dari Sisi Peningkatan Kinerja Waktu dan Biaya Pelaksanaan Proyek di PT. Waskita Karya (

0 0 15

Pengaruh Tingkat Pemahaman Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Manajer Konstruksi Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan suatu Proyek Dilihat dari Sisi Peningkatan Kinerja Waktu dan Biaya Pelaksanaan Proyek di PT. Waskita Karya (Persero) Medan

0 0 23

PEMODELAN PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI TUGAS AKHIR - PEMODELAN PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI

0 1 16