Peran dan Tanggung jawab Managemen Konstruksi dalam Tahap Pelelangan

2.4.2. Peran dan Tanggung jawab Managemen Konstruksi dalam Tahap Pelelangan

Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan proyek konstruksi. Peran dan tanggung jawab manajemen konstruksi dalam tahap pelelangan berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 332KPTSM2002 adalah sebagai berikut: 1. Mengadakan prakualifikasi calon peserta lelang bersama pemilik proyek, kecuali untuk kontraktor yang sudah memiliki sertifikat badan usaha UUJK 181999. Tujuan prakualifikasi adalah menyeleksi dan mendapatkan rekanan mampu yang akan ikut pelelangan selama pelaksanaan proyek, dan prakualifikasi dilaksanakan dengan proses sebagai berikut : a. Calon rekanan mengisi daftar isian prakualifikasi yang memuat antara lain : - Data umum nama perusahaan, alamat kantor perusahaan, nama pemilik perusahaan, akte pendirian perusahaan, surat izin usaha - Data keuangan nomor pokok wajib pajak, susunan pemilikan madalsaham, referensi dari bank yang ditetapkan menteri keuangan, kekayaan bersih perusahaan, modal usaha untuk membiayai proyek - Data personil organisasi perusahaan serta daftar personil pimpinan, tenaga ahli, tenaga teknik yang memuat; nama, umur, jabatan, pendidikan, keahlianprofesi, pengalaman kerja - Data peralatan, perlengkapan, dan bengkel kerja jenis, jumlah, typekapasitas, umurkondisi, lokasi Universitas Sumatera Utara - Data pengalaman perusahaan : Nama pekerjaanproyek yang pernah dilaksanakan, lokasi, nama dan alamat pemberi tugas, tanggal dan nomor kontrak, nilai kontrak, waktu pelaksanaan kontrak, waktu pelaksanaan realisasi b. Konsultan manajemen konstruksi menilai kemampuan calon rekanan berdasarkan daftar isian prakualifikasi tersebut di atas, dan kemudian membuat daftar rekanan mampu DRM yang memuat : - Nama dan alamat calon rekanan - Klasifikasi calon rekanan - Bidangdisiplin - Spesialisasisub disiplinan 2. Mengadakan rapat persiapan lelang pre-tender meeting bersama konsultan perencana dan pemilik proyek. Tujuan rapat persiapan lelang adalah untuk memeriksa kelengkapan dokumen lelang dan penjelasan-penjelasannya addendum-addendum. 3. Mengusulkan daftar calon rekanan yang akan diundang lelang. Usulan calon rekanan yang akan diundang lelang berdasarkan pertimbangan sebagai berikut : a. Besarnya nilai paket pekerjaan yang akan dilelang b. Kualifikasi calon rekanan c. Domisili calon rekanan 4. Membuat perincian jenis pekerjaan dan volume bill of quantity yang akan dipakai sebagai pedoman bagi semua peserta lelang dalam mengajukan penawaran. Universitas Sumatera Utara Ketentuan-ketentuan yang harus ditaati oleh semua peserta lelang dalam mengajukan penawaran untuk kontrak lump-sump, adalah sebagai berikut : a. Bill of Quantity BQ tersebut tidak boleh diubah, kecuali ada ketentuan lain. b. Bill of Quantity BQ harus diteliti lagi oleh peserta lelang dan apabila ada perbedaan peserta lelang hanya diperbolehkan menyesuaikan dalam harga satuan pekerja. c. Bill of Quantity BQ hanya mengikat dalam pengajuan penawaran tender dan tidak mengikat dala pelaksanaan, artinya pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar lelang tanpa ada perubahan biaya meskipun volume sesuai gambar lelang berbeda dengan volume dalam BQ karena sifat kontrak adalah lump sum 5. Mengadakan rapat penjelasan lelang aanwijzing bersama konsultan perencana dan pemilik proyek. Pada prinsipnya isi rapat penjelasan lelang tersebuat meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Penentuan dan penjelasan mengenai : - Jangka waktu pelaksanaan - Jaminan penawaran - Masa berlakunya penawaran - Cara mengajukan penawaran berikut dokumen-dokumen yang harus dilampirkan - Persyaratan umum dan administrasi - Lingkup dan batasan paket pekerjaan - Persyaratan teknis - Gambar-gambar lelang - Metode pelaksanaan untuk pekerjaan yang khusus Universitas Sumatera Utara - Tanya jawab mengenai hal-hal yang belum jelas b. Peninjauan ke tempat site : - Kondisi tempat - Hambatan-hambatan yang ada 6. Menyiapkan dokumen lelang Dokumen lelang antara lain terdiri dari : a. Rencana kerja dan syarat-syarat persyaratan umum dan teknis b. Gambar lelang c. Berita acara rapat penjelasan lelang d. Addenda yang dikeluarkan sebelum penawaran yang sifatnya mengikat e. Perincian jenis pekerjaan dan volume Bill of Quantity 7. Membuat perhitungan biaya pasti untuk setiap paket pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar evaluasi penawaran peserta lelang. Dasar perhitungan biaya pasti adalah sebagai berikut : a. Dokumen lelang b. Kondisi site c. Metode pelaksanaan d. Sumber daya material, peralatan, dan tenaga e. Analisa harga satuan pekerjaan f. Kondisi pasar industri konstruksi g. Jadwal pelaksanaan h. Biaya tak terduga Universitas Sumatera Utara i. Biaya umum j. Keuntungan kontraktor k. Pajak-pajak 8. Melaksanakan evaluasi setiap paket lelang dan memberikan rekomendasi kepada pemilik proyek dalam penentuan pemenang lelang. a. Evaluasi penawaran peserta lelang didasarkan pada : - Harga penawaran total - Kesalahan hasil perkalian dan penjumlahan - Perhitungan harga satuan pekerjaan - Peralatan yang akan digunakan - Jadwal pelaksanaan - Kelengkapan lampiran surat penawaran misalnya : brosur, metode pelaksanaan b. Rekomendasi pemenang lelang didasarkan pada: - Penawaran dengan harga wajar dan secara teknis dapat dipertanggung-jawabkan - Resiko-resiko yang harus dihadapi oleh pemilik proyek dikemudian hari 9. Menyiapkan dokumen kontrak antara pemilik dan kontraktor pemenang lelang Dokumen kontrak terdiri dari : a. Surat perjanjian b. Rencana kerja dan syarat-syarat persyaratan umum dan teknis c. Gambar kontrak d. Addenda kontrak e. Surat undangan lelang Universitas Sumatera Utara f. Berita acara rapat penjelasan dan addenda g. Surat penawaran kontraktor beserta lampiran-lampirannya h. Surat pelulusan pekerjaan i. Surat perintah kerja Hal lain yang harus disiapkan manajemen konstruksi pada tahap pelelangan adalah metode pelaksanaan konstruksi secara detail setiap pekerjaannya.

2.4.3. Peran dan Tanggung jawab Managemen Konstruksi dalam Tahap Pelaksanaan Konstruksi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Waskita Karya Medan

16 160 138

MODEL MANAJEMEN RISIKO TERHADAP KINERJA BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN MODEL MANAJEMEN RISIKO TERHADAP KINERJA BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI.

0 3 13

STUDI PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI DI DAERAH STUDI PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI DI DAERAH YOGYAKARTA DAN JAWA TENGAH.

0 3 13

STK STUDI PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI.

0 3 12

PENDAHULUAN STUDI PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI.

0 4 6

Pengaruh Tingkat Pemahaman Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Manajer Konstruksi Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan suatu Proyek Dilihat dari Sisi Peningkatan Kinerja Waktu dan Biaya Pelaksanaan Proyek di PT. Waskita Karya (Persero) Medan

0 0 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu - Pengaruh Tingkat Pemahaman Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Manajer Konstruksi Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan suatu Proyek Dilihat dari Sisi Peningkatan Kinerja Waktu dan Biaya Pelaksana

0 2 59

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Tingkat Pemahaman Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Manajer Konstruksi Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan suatu Proyek Dilihat dari Sisi Peningkatan Kinerja Waktu dan Biaya Pelaksanaan Proyek di PT. Waskita Karya (

0 0 15

Pengaruh Tingkat Pemahaman Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Manajer Konstruksi Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan suatu Proyek Dilihat dari Sisi Peningkatan Kinerja Waktu dan Biaya Pelaksanaan Proyek di PT. Waskita Karya (Persero) Medan

0 0 23

PEMODELAN PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI TUGAS AKHIR - PEMODELAN PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI

0 1 16