2.7.1.2. Faktor Waktu
Jadwal waktu proyek merupakan alat yang dapat menunjukkan kapan berlangsungnya setiap kegiatan, sehingga dapat digunakan pada waktu merencanakan
kegiatan-kegiatan maupun untuk pengendalian pelaksanan profesional secara keseluruhan Dipohusodo, 1996.
Manajemen waktu proyek adalah proses merencanakan, menyusun dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek. Manajemen waktu termasuk ke dalam proses
yang akan diperlukan untuk memastikan waktu penyelesaian suatu proyek. Sistem manajemen waktu berpusat pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan penjadwalan
proyek. Dimana dalam perencanaan dan penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman yang spesifik untuk menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien
Clough dan Scars, 1991. Adapun aspek-aspek manajemen waktu yaitu menentukan penjadwalan proyek,
mengukur dan membuat laporan dari kemajuan proyek, membandingkan penjadwalan dengan kemajuan proyek sebenarnya di lapangan, menentukan akibat yang ditimbulkan
oleh perbandingan jadwal dengan kemajuan di lapangan pada akhir penyelesaian proyek, merencanakan penanganan untuk
mengatasi akibat tersebut, yang terakhir memperbaharui kembali penjadwalan proyek Clough dan Scars, 1991. Sedang aspek-
aspek manajemen waktu itu sendiri merupakan proses yang saling berurutan satu dengan yang
lainnya dan dapat dijelaskan dalam gambar
berikut:
Universitas Sumatera Utara
berikut:
Sumber : Clough dan Scars, 1991
Gambar 2.6. Sistem Manajemen Waktu
Adapun langkah-langkah dalam menentukan penjadwalan proyek, yaitu Soeharto, 1999:
1. Identifikasi aktivitas 2. Penyusunan urutan kegiatan
3. Perkiraan kurun waktu 4. Penyusunan jadwal.
Langkah yang dilakukan dalam mengukur dan membuat laporan kemajuan proyek, yaitu Soeharto, 1999:
1. Mengukur dan mencatat hasil kerja 2. Mencatat pemakaian sumber daya
3. Memeriksa kualitas
Menentukan penjadwalan
Mengukur dan membuat laporan kemajuan Membandingkan kemajuan di lapangan dengan penjadwalan
Menentukan akibat yang ditimbulkan pada akhir penyelesaian
Merencanakan penanganan untuk mengatasi akibat tersebut Memperbaharui penjadwalan proyek
Universitas Sumatera Utara
4. Mencatat kinerja dan produktivitas Langkah-langkah dalam membandingkan kemajuan di lapangan dengan
penjadwalan : 1. Membandingkan secara berkala perencanaan kemajuan proyek dengan kenyataan di
lapangan 2. Menentukan akibatpengaruh yang terjadi pada tanggal penyelesaian dan pada
sasaran waktutanggal-tanggal penting milestone proyek setelah menerima laporan hasil perbandingan
3. Memeriksa kemungkinan munculnya jalur kritis baru. Apabila hasil analisis menunjukkan adanya akibat yang ditimbulkan pada akhir
penyelesaian, maka langkah-langkah pembetulannya adalah: 1. Realokasi sumber daya
2. Menambah jumlah tenaga kerja 3. Jadwal alternatif lembur
4. Membagi-bagi pekerjaan kepada subkontraktor 5. Merubah metode kerja
6. Work splitting pembagian pekerjaan dengan durasi yang lama Tindakan yang perlu dilakukan dalam memperbaharui penjadwalan proyek, yaitu:
1. Perhitungan float dari setiap aktivitas dari jadwal yang baru 2. Perhitungan project completion date jadwal yang baru
3. Penyesuaian jadwal yang baru dengan jadwal yang sudah dikoreksi correcting schedule
Universitas Sumatera Utara
Kinerja waktu proyek adalah perbandingan antara nilai anggaran kumulatif kemajuan proyek yang dicapai dengan nilai anggaran kumulatif kemajuan proyek yang
direncanakan Lembaga Manajemen PPM, 2010 Kinerja waktu dimasukkan dalam kategori berhasil jika waktu yang dibutuhkan
untuk penyelesaian proyek sama atau lebih kecil dari rencana.
2.8. Kinerja
Dalam perkembangan dunia konstruksi yang semakin kompetitif, perusahaan membutuhkan Manajer Konstruksi yang memiliki kinerja yang maksimal. Menurut
Mangkunegara 2007, Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang telah diberikan kepadanya. Irawan 2000 menyatakan bahwa Kinerja performance adalah hasil kerja yang
konkrit, dapat diamati, dan dapat diukur. Sehingga kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dalam pelaksanaan tugas yang berdasarkan ukuran dan waktu yang
telah ditentukan. Selanjutnya Rivai 2006 menyatakan bahwa, Kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan organisai
secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika. Menurut Robins 2001, kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja
dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
tertentu. Selanjutnya dikatakan bahwa kinerja organisasi mensyaratkan strategi, lingkungan, teknologi, dan budaya oranisasi bersatu. Kinerja karyawan adalah sebagai
fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi. Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya kinerja
merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini seorang
Manajer Konstruksi harus memiliki kinerja yang tinggi agar tercapai keberhasilan dalam pelaksanaan suatu proyek.
2.8.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja