Pada persamaan tersebut dapat dilihat bahwa waktu dan biaya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kinerja Manajer Konstruksi PT. Waskita Karya
Persero Medan. Waktu dan biaya mempunyai koefisien regresi positif yang membuktikan kontibusinya terhadap kinerja Manajer Konstruksi PT. Waskita Karya
Persero Medan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Manajer Konstruksi PT. Waskita Karya Persero Medan dapat dipengaruhi oleh waktu dan biaya.
4.1.6.3. Koefisien Determinasi R-Square
Nilai koefisien determinasi R
2
dipergunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas waktu dan biaya terhadap kinerja Manajer Konstruksi PT.
Waskita Karya Persero Medan.
Tabel 4.36. Koefisien Determinasi Hipotesis Ketiga
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1
.715a .511
.486 1.282
a Predictors: Constant, Biaya, Waktu b Dependent Variable: Kinerja Manajer Konstruksi
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.36 diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,511. Hal ini menunjukan bahwa variabel waktu dan biaya memiliki kemampuan menjelaskan
pengaruhnya terhadap variabel kinerja Manajer Konstruksi PT. Waskita Karya Persero Medan sebesar 51,1. Sedangkan sisanya sebesar 48,9 merupakan pengaruh dari
variabel bebas lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.1.6.4. Uji Serempak Hipotesis Ketiga
Hasil pengujian hipotesis ketiga secara serempak dapat dilihat pada Tabel 4.37 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.37. Hasil Uji F Hipotesis Ketiga
Model Sum of Squares
df Mean
Square F
Sig. 1
Regression 68.680
2 34.340
20.880 .000a
Residual 65.785
40 1.645
Total 134.465
42 a Predictors: Constant, Biaya, Waktu
b Dependent Variable: Kinerja Manajer Konstruksi Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.37 di atas diperoleh bahwa nilai F
hitung
20,880 lebih besar dibandingkan dengan nilai F
tabel
3,17, dan sig. α 0,000
a
lebih kecil dari alpha 5 0,05. Hal ini memberi arti bahwa hasil penelitian menolak H
dan menerima H
1
. Hasil ini menunjukkan bahwa secara serempak waktu dan biaya berpengaruh sangat signifikan
terhadap kinerja Manajer Konstruksi PT. Waskita Karya Persero Medan. Dengan kata lain, waktu dan biaya sangat menentukan kinerja Manajer Konstruksi PT. Waskita Karya
Persero Medan.
4.1.6.5. Uji Parsial Hipotesis Ketiga
Uji parsial dilakukan untuk mengetahui tingkat dominasi di antara kedua variabel bebas. Hasil pengujian secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.38 berikut:
Tabel 4.38. Hasil Uji Parsial Hipotesis Ketiga
Model t
Sig. 1
Constant 2.444
.019 Waktu X
1
4.188 .000
Biaya X
2
3.467 .001
a Dependent Variable: Kinerja Manajer Konstruksi Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.38 di atas diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Nilai t
hitung
untuk variabel waktu 4,188 lebih besar dibandingkan dengan nilai t
tabel
2,01, atau nilai sig. t untuk variabel waktu 0,000 lebih kecil dari alpha 0,025.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak H dan menerima H
1
untuk variabel waktu. Dengan demikian, secara parsial waktu berpengaruh signifikan terhadap
kinerja Manajer Konstruksi PT. Waskita Karya Persero Medan.
2. Nilai t
hitung
untuk variabel biaya 3,467 lebih besar dibandingkan dengan nilai t
tabel
2,01, atau nilai sig. t untuk variabel biaya 0,001 lebih kecil dari alpha 0,025. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak H
dan menerima H
1
untuk variabel biaya. Dengan demikian, secara parsial biaya berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Manajer Konstruksi PT. Waskita Karya Persero Medan. Secara parsial variabel waktu berpengaruh lebih dominan daripada variabel biaya.
Artinya, variabel waktu lebih berperan dalam menentukan kinerja Manajer Konstruksi PT. Waskita Karya Persero Medan dibandingkan dengan variabel biaya.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Pemahaman Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajer Konstruksi terhadap Keberhasilan Proyek pada PT. Waskita
Karya Persero Medan
Pengujian hipotesis pertama menyatakan bahwa pemahaman manajemen K3 Manajer Konstruksi
berpengaruh terhadap keberhasilan proyek PT. Waskita Karya Persero Medan. Keberhasilan proyek dapat ditingkatkan melalui pemahaman
manajemen K3 Manajer Konstruksi. Artinya, semakin baik pemahaman manajemen K3 Manajer Konstruksi maka semakin baik pula keberhasilan proyek pada PT. Waskita
Karya Persero Medan.
Universitas Sumatera Utara
Pada pengujian secara parsial hipotesis pertama diperoleh hasil bahwa pemahaman manajemen K3 Manajer Konstruksi berpengaruh positif signifikan terhadap
keberhasilan proyek pada PT. Waskita Karya Persero Medan. Pemahaman manajemen K3 dalah aspek-aspek dari manajemen K3 yang harus
dilakukan pada saat pelaksanaan proyek sebagai perlindungan keselamatan terhadap para pekerja proyek, orang di sekitar proyek dan proyek itu sendiri.
Santoso 2004 menyatakan bahwa sistem manajemen K3 merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, kegiatan
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan. Pencapaian pengkajian dan pemeliharaan
kebijakan keselamatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja. Guna tercapainya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Titik berat upaya-upaya peningkatan K3 adalah untuk mengurangi frekuensi dan menurunkan kategori dari kecelakaan yang akan terjadi, meminimalisasi kerusakan yang
akan terjadi pada bangunanperalatan, juga menyediakan kondisi tempat kerja yang aman
demi menjaga semangat dan produktivitas pekerja. Dengan melaksanakan langkah-
langkah peningkatan tingkat keselamatan kerja, sebuah perusahaan dapat mengurangi penderitaan pekerja yang menjadi korban kecelakaan, mengidentifikasi kebutuhan
pelatihan yang akan dilakukan, merumuskan perencanaan faktor keselamatan, membuat skala prioritas untuk alokasi sumber daya yang akan digunakan, menyediakan bukti-bukti
dokumentasi, juga mengurangi resiko kehilangan dalam hal keuangan. Green;1998.
Universitas Sumatera Utara
UU no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menjelaskan tentang pentingnya perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja. UU tersebut didukung oleh
UU no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang menjelaskan bahwa pentingnya keselamatan kerja baik itu di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, dan di
udara di wilayah Republik Indonesia. Penyelenggaraan K3 merupakan jaminan terhadap setiap sumber produksi agar
dapat dipakai secara aman, efisien dan proses kerja dapat berjalan dengan lancar. Kelalaian dalam penerapannya akan mengakibatkan kerugian secara ekonomis. Dari segi
keselamatan dapat menyebabkan kecelakaan terhadap manusia dan kerusakan properti, sedangkan dari segi kesehatan dapat menyebabkan berbagai penyakit bagi pekerja
maupun masyarakat sekitar. Oleh karena itu, implementasi K3 menjadi bagian yang penting bagi berlangsungnya suatu pekerjaan dan kesuksesan dari pekerjaan tersebut.
Sebagai lini terdepan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, Manajer Konstruksi harus berusaha secara optimal untuk memenuhi seluruh kriteria output dari proyek dan
dapat sepenuhnya berfungsi sebagai penanggung jawab untuk tercapainya tujuan fungsional proyek yaitu keberhasilan proyek. Kebijakan K3 merupakan komponen dasar
kebijakan manajemen yang akan memberi arah bagi setiap pertimbangan yang menyangkut aspek operasional dari kualitas, volume dan hubungan kerja Muhammad,
2005. Secara filosofi Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 adalah suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, sehingga pada akhirnya
Universitas Sumatera Utara
keberhasilan proyek dapat tercapai dengan terjaganya keselamatan dan kesehatan kerja seluruh tenaga kerja yang terlibat dalam suatu proyek.
4.2.2. Pengaruh Pendidikan dan Masa Kerja terhadap Pemahaman Manajer