K3 dalam Manajemen Konstruksi

2.5. K3 dalam Manajemen Konstruksi

Dalam sektor industri konstruksi faktor keselamatan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja dari sebuah proyek. Pengabaian faktor tersebut terbukti mengakibatkan tingginya angka kecelakaan kerja yang berakibat fatal terhadap kesejahteraan pekerja dan proyek secara keseluruhan. Dengan melaksanakan langkah-langkah peningkatan tingkat keselamatan kerja, sebuah perusahaan dapat mengurangi penderitaan pekerja yang menjadi korban kecelakaan, mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang akan dilakukan, merumuskan perencanaan faktor kecelakaan, membuat skala prioritas untuk alokasi sumber daya yang akan digunakan, menyediakan bukti-bukti dokumentasi, juga mengurangi resiko kehilangan dalam hal keuangan Green, 1998 Menurut Mochtar 2003, perancangan keselamatan kerja pada proyek adalah : A. Untuk mencegah kecelakaan; tindakan yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi bahaya yang paling mungkin terjadi, selanjutnya merencanakan metode pemecahannya, dan pada akhirnya melakukan prosedur yang ditetapkan untuk mencegah kecelakaan. Disamping ketiga hal di atas, pengalaman juga merupakan tahapan awal yang sangat berharga. B. Tahapan atau tindakan yang dapat dilakukan untuk menunjang keselamatan kerja: - Menugaskan personel keselamatan kerja - Membuat fasilitas pertolongan pertama yang nyaman dan memadai - Perlakuan yang istimewa terhadap pekerja baru - Penekanan untuk menggunakan alat bantu perlindungan Universitas Sumatera Utara - Pemberian demo dan pembahasan tentang keselamatan kerja secara berkala - Pemasangan poster mengenai keselamatan, membuat kartu instruksi tentang keselamatan, pemasangan tanda-tanda peringatan, atau bahkan pemasangan pengumuman tentang record kecelakaan kerja - Rapat tentang keselamatan secara periodic - Perlakuan yang khusus terhadap kecelakaan akibat kebakaran - Inspeksi keselamatan kerja secara periodoik Pemahaman manajemen K3 adalah: aspek-aspek dari manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang harus dilakukan pada saat pelaksanaan proyek sebagai perlindungan keselamatan terhadap para pekerja proyek, orang di sekitar proyek dan proyek itu sendiri. Aspek manajemen K3 pada tahap pelaksanaan proyek: 1. Program Pengendalian K3 2. Pengamatan dan Pelaporan 3. Penggunaan Alat Pelindung kepala, kaki, tangan, kulit, mata dan pernafasan 4. Ketersedian instalasi pemadam kebakaran 5. Pendaftaran proyek ke Depnaker setempat 6. Pendaftaran dan pembayaran ASTEK 7. Ijin dari pihak terkait 8. Keterangan layak penggunaan alat berat 9. Penjelasan masalah K3 kepada pekerja 10. Penggunaan alat pengangkat yang aman Universitas Sumatera Utara 11. Penggunanan scaffolding 12. Penggunaan tangga sementara 13. Drainase 14. Penataan sirkulasi kenderaan dalam proyek 15. Penggunaan rambu bahaya 16. Ketersediaan fasilitas pekerja 17. Pengumpulan, pembuangan, penampungan dan pengangkutan sampah 18. Terjadinya kecelakaan, investigasi dan upaya evakuasi kecelakaan 19. Pemilihan dan perubahan metode pelaksanaan. Dalam penerapan kebijakan sistem manajemen K3 berdasarkan Pasal 4 ayat 1 Permennaker No. 05MEN1996, perusahaan wajib melaksanakan ketentuan sebagai berikut: a. Menetapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan system manajemen K3 b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan K3 c. Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran K3. d. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan. e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja K3. Universitas Sumatera Utara Untuk menjamin bahwa sistem manajemen K3 dilaksanakan dengan baik, pengawas dari Dep. Ketenagakerjaan melaksanakan asesmen yang antara lain meliputi : a. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen K3, b. Strategi dokumentasi dan pengendalian dokumen, c. Keamanan kerja dan standart pemantauan, d. Pelaporan dan perbaikan kekurangan, e. Pengumpulan dan pemanfaatan data, f. Peningkatan kesadaran dan pelatihan karyawanSDM. Sertifikat yang menyatakan suatu perusahaankegiatan ekonomi telah menerapkan SMK3 dengan benar dan baik diterbitkan oleh pihak berwenang Depnaker dan berlaku untuk 3 tahun. Selain itu, untuk menjamin konsistensi SMK3, dilaksanakan audit berkala oleh petugas berwenang. Menurut Mochtar 2003, Program K3 pada suatu perusahaan harus mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Program tertulis harus mencakup : - Organisasi keselamatan kerja - Pelatihan dan program perlindungan karyawan - Pelatihan pertolongan pertama - Program pencegahan kebakaran - Inspeksi di lapangan tempat bekerja - Pelaporan kecelakaan dan kejadian-kejadian yang membahayakan. 2. Tujuan dilaksanakannya pelatihan : Universitas Sumatera Utara - Untuk menunjang para supervisor terhadap perencanaan keselamatan kerja - Untuk memberikan pelajaran yang tepat terhadap pekerja bagaimana melakukan tugasnya dengan benar - Bekerjasama dengan pemerintah mengenai keselamata kerja 3. Peraturan adalah sebuah alat yang penting, namun mental dan sikap dari para pekerja adalah hal yang lebih penting untuk diperhatikan, baik itu dari segi tanggung jawab terhadap pekerjaan ataupun keinginan akan keselamatan dirinya sendiri. 4. Rencana pencegahan kecelakaan untuk tiap proyek yang dilaksanakan 5. Personel program K3 bertanggung jawab terhadap perencanaan keselamatan kerja di proyek, pelatihan K3, distribusi dan penggunaan alat-alat K3, peningkatan fasilitas pertolongan pertama, serta inspeksi dari pekerjaan yang berlangsung di lapangan. 6. Pertemuanrapat antara supervisor daiadakan secara berkala dengan batas waktu yang ditentukan akan dapat meningkatkan efektifitas program K3. Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja, guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Dalam manajemen K3, manajer konstruksi harus : 1. Menggunakan teknik manajemen resiko dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi potensial bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan dalam suatu proyek, 2. Melakukan pendekatan langkah pengamankeselamatan pada kondisi proyek, Universitas Sumatera Utara 3. Mengikuti program asuransi dengan batas wajar, untuk meringankan biaya premi, 4. Menyesuaikan tindakan safety sesuai dengan perjanjian kontrak dengan owner, 5. Mensyaratkan setiap kontraktor untuk membuat dan menyerahkan rencana safety sesuai dengan standar yang ditentukan, misalnya OSHA The Occupational Safety and Health, 6. Menyepakati bahwa team akan melakukan pendekatan safety, sesuai dengan persyaratan, 7. Mendokumentasikan tindakan 1 sampai 6 sebagai Safety Management Plan, yang menjadi bagian dari Construction Management Project Plan Menurut Synnett 1996, Enam kunci dasar meningkatkan safety dan menahan pengeluaran biaya konpensasi pekerja yang harus dilakukan perusahaan adalah; 1. Komitmen manajemen adalah suatu konsep yang hampir bersinonim dengan sukses keselamatan kerja 2. Ketika digunakan dengan benar, tujuan dari keselamatan setiap tahun bisa merupakan suatu alat luar biasa dalam mengurangi kecelakaan di tempat kerja 3. Para manajer harus bersungguh-sungguh untuk melindungi pokok keselamatan dengan karyawan 4. Perekrutan yang efektif dari prosedur orientasi adalah hal yang penting 5. Perusahaan harus dapat melakukan praktek manajemen ganti rugi pekerja secara efektif 6. Perusahaan harus mendirikan program pengenalan dan penghargaan terhadap keselamatan secara efektif Universitas Sumatera Utara Benefit K3 dari segi ekonomi; Krisna Mochtar, 2003 - Penghematan biaya tak terduga - Berpengaruh terhadap moral dan motivasi dari tenaga kerja, sehingga dapat menciptakan peningkatan produktivitas pekerjaan - Mengurangi biaya asuransi - Akan menurunkan total biaya penawaran, sehingga dapat memenangkan banyak proyek - Peningkatan reputasi sehingga dapat memberikan suatu image yang baik pada pasar Perusahaan perlu secara rutin meninjau ulang dan terus menerus meningkatkan SMK3 dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja secara keseluruhan. Dengan demikian sistem manajemen perusahaan akan berjalan konsisten, efisien dan efektif, meningkatkan kepercayaan karyawan kepada perusahaan, kepercayaan pelanggan dan pemerintah kepada perusahaan, investasi dalam meminimalkan kerugian yang lebih besar dan passport to global market.

2.6. Faktor-faktor Pengaruh Tingkat Pemahaman Manajer Konstruksi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Waskita Karya Medan

16 160 138

MODEL MANAJEMEN RISIKO TERHADAP KINERJA BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN MODEL MANAJEMEN RISIKO TERHADAP KINERJA BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI.

0 3 13

STUDI PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI DI DAERAH STUDI PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI DI DAERAH YOGYAKARTA DAN JAWA TENGAH.

0 3 13

STK STUDI PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI.

0 3 12

PENDAHULUAN STUDI PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI.

0 4 6

Pengaruh Tingkat Pemahaman Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Manajer Konstruksi Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan suatu Proyek Dilihat dari Sisi Peningkatan Kinerja Waktu dan Biaya Pelaksanaan Proyek di PT. Waskita Karya (Persero) Medan

0 0 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu - Pengaruh Tingkat Pemahaman Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Manajer Konstruksi Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan suatu Proyek Dilihat dari Sisi Peningkatan Kinerja Waktu dan Biaya Pelaksana

0 2 59

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Tingkat Pemahaman Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Manajer Konstruksi Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan suatu Proyek Dilihat dari Sisi Peningkatan Kinerja Waktu dan Biaya Pelaksanaan Proyek di PT. Waskita Karya (

0 0 15

Pengaruh Tingkat Pemahaman Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Manajer Konstruksi Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan suatu Proyek Dilihat dari Sisi Peningkatan Kinerja Waktu dan Biaya Pelaksanaan Proyek di PT. Waskita Karya (Persero) Medan

0 0 23

PEMODELAN PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI TUGAS AKHIR - PEMODELAN PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI

0 1 16