Agrowisata dapat memberikan dampak yang positif bagi lingkungan dan masyarakat. Diantara manfaat tersebut yaitu meningkatkan konservasi lingkungan,
meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam, memberikan nilai rekreasi, meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mendapatkan keuntungan secara ekonomi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sarana dan fasilitas yang dibutuhkan dari sebuah agrowisata diantaranya jalan menuju
lokasi, pintu gerbang, tempat parkir, pusat informasi, papan informasi, jalan dalam kawasan agrowisata, shelter, menara pandang, pesanggrahan, sarana penelitian,
toilet, tempat ibadah dan tempat sampah Tirtawinata, 1996.
2.2 Desa
Desa menurut Undang –Undang Pemerintah Daerah No. 32 Tahun 2004
didefinisikan sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal
usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten. Desa dibentuk dengan memperhatikan luas
wilayah, jumlah penduduk dan syarat lain sesuai dengan peraturan Menteri Dalam
Negeri Depdagri, 2007.
Desa-desa yang berkumpul akan membentuk apa yang disebut kawasan perdesaan. Menurut UU No 24 Tahun 1994, Kawasan Perdesaan didefinisikan
sebagai suatu kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi Deppu, 2007. Setiap desa memiliki faktor pengikat berupa
wilayah, politik desa, tokoh masyarakat, agama atau aliran agama dan leluhur atau makam serta ekonomi bersama. Kegiatan ekonomi masyarakat perdesaan pada
umumnya menyatu dengan kegiatan sehari-harinya dimana rumah tangga di perdesaaan membagi suatu kegiatan nafkah dalam suatu kemampuan dukungan
sosial yang beragam untuk dapat bertahan hidup dan meningkatkan taraf hidupnya. Terdapat ketergantungan antara manusia dengan sesamanya dan
manusia dengan alam dalam kegiatan perekonomiannya Hapsari, 2007.
2.3 Lanskap Perdesaan
Lanskap perdesaan merupakan gabungan antara lanskap yang dikelola dan lanskap yang alami yang berada di desa. Lanskap tersebut tidak hanya
menggambarkan bagian dari muka bumi yang tidak hanya dihuni untuk permukiman tetapi juga mampu mempreservasi lingkungan yang alami. Sumber
daya alami, makanan dan habitat satwa liar mampu disediakan oleh lanskap ini yang memungkinkan manusia untuk hidup dilingkungan ekologi yang sangat
beragam Deppu, 2005. Pada umumnya, lanskap perdesaaan di Indonesia didominasi oleh ladang,
sawah, kebun campuran, kebun buah dan kumpulan ternak yang digembalakan pada berbagai ketinggian Brscic, 2005. Lanskap tersebut akan tampak berbeda
antara dataran tinggi dengan rendah. Pada dataran rendah, dominasi lahan persawahan dengan hamparan tanaman dataran rendah akan terlihat jelas dimana
pemukiman penduduk akan berada di tengah-tengah lahan tersebut. Sedangkan pada dataran tinggi, bentukan lanskap akan didominasi oleh tegalan atau kebun
campuran dan juga hutan dimana pola permukiman penduduk akan tersebar mengikuti letak kemiringan. Baik pada dataran rendah ataupun dataran tinggi,
keduanya memiliki pemandangan yang indah sebagai kesatuan lanskap dengan segala kesatuan unsur-unsur pembentuk lanskap tersebut.
2.4 Desa Berkelanjutan ecovillage