2.6 Perencanaan Kawasan Agrowisata
Perencanaan merupakan suatu bentuk alat yang sistematis yang diarahkan untuk mendapatkan tujuan dan maksud tertentu melalui pengaturan, pengarahan
atau pengendalian terhadap proses pengembangan dan penataan suatu kawasan Simond, 1983. Penataan dilakukan untuk memperbaiki suatu kawasan yang
sudah mulai rusak yang didalamnya memuat rumusan dan berbagai tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Penataan berorientasi pada kepentingan masa depan terutama untuk mendapatkan suatu bentuk social good dan umumnya dikategorikan juga sebagai pengelolaan.
Perencanaan wisata dalam hal ini agrowisata yang baik dapat membuat kehidupan masyarakat lebih baik, meningkatkan ekonomi, melindungi dan sensitif
terhadap lingkungan dan dapat diintegrasikan dengan komunitas yang meminimalkan dampak negatifnya Gunn , 1994. Perencanaan yang baik menurut
Simond 1983 harus melindungi badan air dan menjaga air tanah, mengkonservasi hutan dan sumber mineral, meminimalkan erosi, menjaga
kestabilan iklim, menyediakan tempat yang cukup bagi rekreasi dan suaka margasatwa serta melindungi tempat yang memiliki nilai keindahan dan ekologi.
Oleh karena itu perencanaan dan penataan kawasan wisata sebaiknya dilakukan secara menyeluruh termasuk diantaranya inventarisasi dan penilaian sumberdaya
yang cocok untuk wisata, perkiraan terhadap dampak lingkungan, perubahan tata guna lahan serta dampaknya Dahuri dalam Yuzni, 2001
Menurut Gold 1980, perencanaan adalah suatu alat yang sistematis yang digunakan untuk menentukan saat awal suatu keadaan dan cara terbaik untuk
pencapaian keadaan tersebut. Perencanaan tersebut dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yaitu:
1. Pendekatan sumberdaya yaitu penentuan tipe-tipe serta alternatif aktivitas
rekreasi dan wisata berdasarkan pertimbangan kondisi dan situasi sumberdaya.
2. Pendekatan aktivitas yaitu penentuan tipe dan alternatif aktivitas berdasarkan
seleksi terhadap aktivitas pada masa lalu untuk memberikan kemungkinan yang dapat disediakan pada masa yang akan datang.
3. Pendekatan ekonomi yaitu penentuan tipe, jumlah dan lokasi kemungkinan
aktivitas berdasarkan pertimbangan ekonomi. 4.
Pendekatan perilaku yaitu penentuan kemungkinan aktivitas berdasarkan pertimbangan perilaku manusia.
III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian