Tingkat keberlanjutan Masyarakat Desa Ketep

memudahkan mereka dalam mengakses kebutuhan makanan secara alami terutama sayuran, serta keberadaan transportasi yang lebih memudahkan mereka dalam membangun ekonomi. Aspek selanjutnya sebagai penyusun dari bobot keberlanjutan Desa Ketep yaitu aspek sosial. Dari data pada Tabel 13 terlihat bahwa parameter ke-5 dari aspek sosial menunjukkan angka yang terkecil. Kondisi itu diakibatkan sebagian besar masyarakat masih berpendidikan rendah dan jarang ada penduduk yang bersekolah tinggi. Itu disebabkan karena beberapa hal diantaranya terbatasnya infrastruktur pendidikan hanya pada jenjang sekolah dasar dan menengah. Selain itu, faktor keuangan dan dorongan masyarakat untuk belajar masih tergolong rendah meskipun pada prinsipnya mereka sangat menghormati ilmu pengetahuan. Hal ini menandakan kalau diperlukan suatu tindakan untuk mencapai keberlanjutan. Untuk itu pemerintah setempat perlu untuk menambah infrastruktur atau sarana lainnya dalam bidang pendidikan mengingat pendidikan merupakan unsur penting dalam menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sarana itu dapat berupa gedung atau model belajar yang informal yang memberi mereka motivasi belajar serta keterampilan baru yang dibutuhkan guna menyiapkan mereka dalam mendukung perencanaan agrowisata kedepannya. Selain itu, pengusahaan beasiswa belajar bagi penduduk setempat juga perlu dikuatkan terutama pada usia sekolah guna menjamin keberlangsungan proses belajar tersebut. Data Tabel 13 juga menerangkan akan adanya bobot terbesar pada dua aspek sosial yaitu aspek keterbukaan, kepercayaan, keselamatan dan ruang bersama parameter 1 serta aspek keberlanjutan sosial parameter 4 pada Desa Ketep. Nilai dari parameter pertama ini diperlihatkan dari kuatnya hubungan yang terjalin antar sesama penduduk desa bahkan hingga tingkat tetangga yang mengakibatkan adanya sikap saling menjaga antara satu dengan yang lainnya. Kondisi ini menjamin keamanan bagi setiap penduduk desa baik remaja, wanita dan anak-anak. Selain itu interaksi pergaulan sosial pada masyarakat desa juga berlangsung setiap hari sehingga rasa kepercayaan antara satu dengan yang lainnya mudah terbentuk. Tabel 13. Total Perhitungan Nilai Keberlanjutan Masyarakat Desa Ketep pada Aspek Sosial No Parameter Bobot 1 Keterbukaan, kepercayaan, keselamatan, ruang bersama 52 2 Komunikasi-aliran gagasan dan informasi 33 3 Pencapaian jaringan dan jasa 49 4 Keberlanjutan sosial 52 5 Pendidikan 23 6 Pelayanan kesehatan 45 7 Keberlajutan ekonomi-ekonomi lokal yang sehat 38 Total nilai untuk aspek sosial 292 Sumber : Hasil Analisis PKM 2009 Lain halnya dengan parameter keempat. Meskipun memiliki nilai yang sama dengan parameter pertama tetapi nilai ini tercermin dari tingginya hubungan kekeluargaan dan sistem musyawarah dalam mengatasi setiap permasalahan desa. Lembaga musyawarah yang difasilitasi oleh pemerintah desa bekerja secara efektif dalam menyerap aspirasi dari warga. Dalam hal ini, warga pun senantiasa dengan bentuk musyawarah yang ada karena hal itu sejalan dengan tradisi masyarakat jawa yang mereka anut secara turun temurun. Itulah nilai positif yang menjadi tradisi bagi masyarakat setempat dan perlu untuk dipertahankan. Tabel 14. Total Perhitungan Nilai Keberlanjutan Masyarakat Desa Ketep pada Aspek Spiritual No Parameter Bobot 1 Keberlanjutan budaya 59 2 Seni dan kesenangan 23 3 Keberlanjutan spiritual 29 4 Keterikatan masyarakat 51 5 Gaya pegas masyrakat 21 6 Pandangan terhadap dunia 35 7 Perdamaaian dan kesadaran global 46 Total nilai untuk aspek spiritual 264 Sumber : Hasil Analisis PKM 2009 Aspek terakhir dari penyusun bobot keseluruhan nilai keberlanjutan masyarakat Desa ketep adalah aspek spiritual. Aspek ini pun menunjukkan angka yang menunjukkan bahwa aspek spiritual desa juga akan berlanjut. Data dari penilaian aspek tersebut tertera pada Tabel 14. Dari data di atas terlihat bahwa parameter aspek ke-5 merupakan angka terkecil. Hal itu disebabkan karena masyarakat Desa Ketep kurang berani dalam membuka diri untuk meningkatkan kemampuannya dalam menangani krisis atau permasalahan yang muncul di desa mereka. Selain itu, meskipun mereka memiliki ikatan kekeluargaan yang kuat akan tetapi mereka tidak dapat saling mendukung masyarakat marjinal yang ada di desa mereka. Hal ini membutuhkan pendekatan yang baik dari pemerintah setempat agar kesadaran bahwa mereka perlu bersatu tidak hanya terikat karena adat dan tradisi bisa lebih baik. Parameter terkecil yang ke-2 adalah seni dan kesenangan. Hampir setiap hari warga berkecimpung dengan dunia pertanian dan jarang sekali memiliki waktu untuk berekreasi dan melakukan aktifitas kesenangan seperti olah raga, menyalurkan hobi dan bersantai. Ruang bersama untuk aktivitas seni juga terbatas. Penduduk desa hanya menggunakan momen-momen tertentu saja dalam kalender tahunan untuk menyalurkan jiwa seni mereka. Untuk itu diperlukan adanya sarana atau fasilitas lain yang berfungsi sebagai penyaluran seni tersebut. Data parameter ke-1 dan ke-4 merupakan parameter dengan nilai tertinggi dari aspek spiritual. Keterikatan masyarakat dan keberlanjutan budaya merupakan parameter yang menunjukkan kemajuan sempurna menuju keberlanjutan. Disini warga senantiasa mengajarkan warisan budaya yang mereka miliki kepada anak- anak mereka. Kesadaran mereka terhadap budaya leluhur masih tinggi dan terpelihara. Hubungan yang terjalin dalam masyarakat baik sesama pria atau wanita, anak-anak dan orang dewasa sangat baik dengan tetap dipatuhinya norma- norma yang berlaku di masyarakat tersebut. Kondisi ini perlu untuk dipertahankan agar tradisi masyarakat tetap lestari.

4.1.2.3 Persepsi Pengunjung

Dari hasil survei lapang yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 30 responden maka didapatlah informasi yang dibagi berdasarkan identitas, persepsi dan preferensi yang diinginkan pengunjung terhadap lokasi penelitian. Data tersebut dapat dilihat di Lampiran 4. Berdasarkan data tersebut, sebagian besar pengunjung tapak ternyata memiliki tujuan rekreasi 97 serta baru pertama kali mengunjungi tapak 73,4. Kebanyakan dari mereka menggunakan kendaraan bermotor 53,3 dan berkelompok 73,3 dengan waktu kunjungan yaitu satu jam 60. Sebagian mereka ternyata hanya mengalokasikan 10-50 ribu untuk alokasi berekreasi dalam sebulannya 73,3. Mereka mendapat informasi akan adanya tempat ini dari teman mereka yang pernah berkunjung ke sini sebelumnya 73,4. Secara umum pendapat mereka terhadap kawasan adalah baik. Mereka berpendapat kalau daerah Ketep adalah indah 66,7, nyaman 85, mudah diakses 81, bersih 90, jalan sudah baik 86,6 dan banyak memberikan pengalaman berwisata 60. Sedangkan keinginan mereka diantaranya penambahan atraksi wisata terutama dalam bidang hortikultura 22,8 seperti melihat pemandangan aktivitas masyarakat 18 serta atraksi keolahragaan seperti out bond 20. Pendapat ini tentu menjadi modal berharga bagi pengembangan agrowisata kedepannya.

4.1.3 Objek dan Atraksi Wisata

Salah satu aspek penting dalam merencanakan daerah pariwisata adalah tersedianya objek atau atraksi yang mampu di jual kepada pengunjung. Syarat yang dimiliki oleh objek tersebut yaitu something to see sebagai sesuatu yang dapat dilihat oleh pengunjung, something to do yaitu kegiatan apa saja yang dapat dilakukan pengunjung dan something to buy sebagai apa saja yang mampu dibeli ditempat tersebut. Desa ketep memiliki beberapa objek dan atraksi wisata yang berpeluang besar untuk dikembangkan menjadi agrowisata. Berdasarkan survei lapang kawasan ini memiliki ciri khas. Objek dan atraksi wisata tersebut berasal dari tiga hal yaitu aspek karakter lanskap pertanian, perdesaan dan karakter sosial, ekonomi dan kebudayaan masyarakat setempat serta kegiatan pertanian yang ada di sana. Objek yang dimiliki oleh desa ini yaitu berasal dari bidang pertanian yaitu tanaman holtikultura sayuran, buah, tanaman hias. Selain itu latar Gunung Merapi dan Merbabu serta aktivitas masyarakat pun dapat dijadikan sebagai objek dan atraksi wisata desa ini.

4.1.3.1 Objek dan atraksi agrowisata tanaman hias dan buah

Daerah ketep berada pada iklim yang sejuk. Hal ini merupakan potensi yang baik untuk membudidayakan tanaman hias dan buah. Hal itu dapat diamati di sepanjang jalan SSB dari arah Magelang seperti pada Gambar 9. Sepanjang jalan tersebut masyarakat banyak yang membudidayakan buah strawberi. Buah ini banyak ditanam warga sebagai selingan dari menanam sayuran. Akan tetapi ada pula warga yang sengaja menanamnya sebagai mata pencaharian utama meskipun jumlahnya sedikit. a b Gambar 9. Potensi Objek dan Atraksi Wisata di Dusun Ketep a kebun strawberi , b kios tanaman hias Sebagian besar tanaman tersebut dikelola secara mandiri oleh perorangan warga pemilik lahan. Pengelolaan dilakukan secara manual dan berkala. Sebagian dari warga adapula yang berkelompok dalam melakukannya. Bentuk pengelolaan seperti pemupukan, penyiangan hingga pembibitan ulang tanaman. Selain tanaman strawberi, disepanjang jalan SSB terutama pada Dusun Ketep dapat ditemukan pula tanaman hias. Tanaman tersebut tersebar disepanjang jalan lengkap dengan kios-kios tempat tanaman tersebut dipasarkan. Adapula beberapa display tanaman yang ditanam secara langsung di pinggi jalan. Tanaman yang ada diantaranya aglonema, lidah mertua, dan paku-pakuan. Pengelolaan tanaman hias ini jauh lebih baik dari tanaman stawberi karena mereka sudah menggunakan saranan kelompok tani. Kelompok tersebut saling membina kemampuan masing-masing sehingga budidaya tanaman hias dapat berkembang di Dusun Ketep. Meskipun demikian dalam hal pemasaran kelompok ini masih kesulitan mengingat harga tanaman hias yang berfluktuatif. Tanaman strawberi dan tanaman hias merupakan tanaman yang sangat berpotensi di kembangkan sebagai bagian dari agrowisata desa. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan dengan menggunakan objek tersebut diantaranya kegiatan budidaya, pemanenan hingga menikmati buah strawberi secara langsung. Selain itu, pengunjung dapat pula membeli tanaman hias dan buah secara langsung di tempat tersebut. Untuk itu, diperlukan perencanaan infrastruktur yang memadai guna mengembangkan potensi tersebut.

4.1.3.2 Objek dan atraksi agrowisata tanaman sayuran

Tanaman sayuran banyak ditemukan di desa ini, yang menyebar hampir di setiap dusun yang ada. Meskipun demikian, Dusun Gondang Sari yang berada di sebelah timur yang sangat berpotensi untuk dikembangkan mengingat wilayahnya yang dekat dengan mata air sehingga memudahkan petani dalam mencukupi kebutuhan air bagi tanamannya. Di tempat ini banyak tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan, yaitu kubis, tembakau, dan tomat. Ketiga tanaman inilah yang sering ditanam oleh masyarakat setempat sehingga memungkinnkan untuk dikembangkan secara langsung menjadi komoditas agrowisata sayuran. Gambar 10. Potensi Objek dan Atraksi Wisata Tanaman Tomat Aktivitas pengunjung yang sangat mungkin dilakukan pada daerah ini yaitu kegiatan budidaya seperti pembibitan, penyiapan lahan, pemupukan, pemanenan, pengepakan dan pembelian tanamn secara langsung serta menikmati hasil pertanian tersebut. Disamping itu pengunjung juga dapat berinteraksi secara langsung dengan penduduk lokal.

4.1.3.3 Objek dan atraksi agrowisata peternakan

Selain tanaman hortikultura, desa ini juga memiliki potensi lain yaitu ternak. Hampir di setiap dusun memiliki perumahan yang diselingi dengan kandang ternak besar yaitu sapi. Dari seluruh dusun yang ada, Dusun Puluhan