Waktu dan Tempat Penelitian

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data dan Analisis

Tapak merupakan bagian dari lanskap dalam bentuk alami atau buatan dengan ukuran dan karakter yang beragam serta dapat bersifat statis ataupun dinamis. Dua aspek penyusun tapak adalah aspek biofisik dan sosial yang keduanya saling mempengaruhi. Aspek biofisik dibentuk oleh iklim, tanah, vegetasi dan satwa, topografi, hidrologi, sense quality, tata guna lahan, fasilitas dan utilitas. Selanjutnya, aspek sosial dibentuk oleh kependudukan, opini dan keinginan pengguna tapak itu sendiri. 4.1.1 Aspek Biofisik 4.1.1.1 Letak geografis, luas, dan batas tapak Secara geografis, Desa Ketep berada pada 110 o 21’50”BT-110 o 23’20”BT dan 7 o 29’10”LS-7 o 31’0”LS Bakosurtanal, 2001. Daerah ini termasuk ke dalam wilayah administrasi Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Desa Ketep berbatasan dengan Desa Wulunggunung di sebelah Utara, Desa Banyuroto di sebelah Timur, Desa Wonolelo di sebelah Selatan dan Desa Kapuhan di sebelah Barat. Batas di sebelah Utara dan Selatan merupakan batas alam yang terdiri dari ladang-ladang penduduk yang diselingi tanaman besar yang berkelompok. Sedangkan batas sebelah barat dan timur, batas wilayah terlihat jelas dengan adanya gapura desa di sebelah barat dan gapura Desa Banyuroto di sebelah timur terutama pada jalan menuju masuk desa. Tetapi meskipun demikian, pada kanan kiri dari jalan tersebut batas desa sudah kembali tersamarkan dengan banyaknya ladang milik penduduk. Untuk itu diperlukan gapura penanda terutama pada perbatasan Desa Ketep dengan Desa Kapuhan dan Desa Ketep dengan Desa Wonolelo agar keberadaan desa lebih mudah untuk dikenali. Desa dengan luas 418.925 ha dan berada pada ketinggian 1.110-1.125 mdpl ini merupakan salah satu desa yang dilalui oleh Jalur Solo-Selo-Borobudur yang sering dilalui kendaraan dari Boyolali ke Magelang atau sebaliknya. Desa Ketep yang terdiri dari 5 dusun yaitu Dusun Ketep, Dusun Dadapan, Dusun Gondang Sari, Dusun Gintung dan Dusun Puluhan ini pun memiliki bentang alam lahan pertanian yang luas dan panorama alam yang bagus sehingga dapat mendukung berkembangnya tapak sebagai kawasan agrowisata.

4.1.1.2 Aksesibilitas

Desa Ketep berada pada jalur penting Solo-Selo-Borobudur. Ibu kota kecamatan, Tlatar, berjarak 5,3 km dari desa ini. Jarak Desa Ketep dengan ibukota kabupaten Mungkid adalah 24 km sedangkan dengan ibukota provinsi Semarang adalah 102 km. Waktu yang dibutuhkan untuk menuju ibukota kecamatan adalah 15 menit dan satu jam untuk mencapai ibukota kabupaten DSPM Jateng, 2007. Pengunjung dapat mencapai desa ini dengan berbagai jenis kendaraan baik angkutan umum maupun kendaraan pribadi. Kendaraan umum yang tersedia berupa angkot sedangkan angkutan pribadi yang memungkinkan untuk melalui Ketep yaitu sepeda motor, mobil dan bus dengan ukuran sedang serta besar. Pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi dapat mencapai desa tersebut melalui ketiga jalur yang ada. Apabila menggunakan kendaraan umum, pengunjung dapat menumpang kendaraan umum angkutan perkotaan seperti pada Gambar 5 dari Pasar Talun menuju Desa Banyuroto atau Pasar Jrabat sekitar 30 menit perjalanan. Sebelum mendapati angkutan tersebut pengunjung harus menumpang terlebih dahulu angkutan kota dari arah pertigaan simpang Ketep Blabak menuju Tlatar sekitar 30 menit perjalanan. Kendaraan umum tersebut hanya tersedia bagi pengunjung yang menggunakan jalur Barat. Secara umum jalan yang ada telah beraspal terutama jalan kabupaten yang membelah kedua desa tersebut. Lebar badan jalan sudah mencapai 6-8 meter pada jalan kabupaten. Sedangkan pada jalan desa hanya berkisar antara 4-5 meter. Jalan-jalan desa yang ada juga relatif bagus meskipun belum teraspal. Jalan-jalan ini sangat penting mengingat jalan ini adalah jalur produksi bagi warga. Selain itu keberadaan jalan ini juga menjadi vital untuk dipertahankan bahkan dikembangkan karena dari sanalah ide pengembangan lanskap ini dalap dimunculkan. Ilustrasi kondisi jalan dan jenis angkutan umum dari penjelasan di atas dapat dilihat pada Gambar 4.