Tabel tersebut menerangkan bahwa metode ini terbagi menjadi 5 tahap yaitu persiapan, inventarisasi, analisis, sintesis dan perencanaan. Setiap tahap memiliki
poin-poin tertentu yang merupakan syarat wajib bagi tahap selanjutnya.
Gambar 3. Model Zona Tujuan Wisata Dalam melakukan pengembangan konsep ruang, penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode Gunn 1997 seperti pada Gambar 3. Menurut Gunn tahapan penting dalam merencanakan daerah wisata yaitu merencanakan sirkulasi,
jalan masuk, masyarakat, keberpaduan dan atraksi. Perencanaan sirkulasi dimaksudkan untuk membentuk sitem awal bagi kemudahan mengakses tapak.
Jalan masuk direncanakan selanjutnya yang akan menentukan proses awal dari perjalanan wisata tersebut. Perencanaan berikutnya adalah masyrakat sebagai
objek sekaligus subjek dari agrowisata yang diinginkan. Keterpaduan merupakan suatu perencanaan untuk saling menghubungkan antara atraksi yang ada. Terakhir
yaitu merencanakan atraksi yang merupakan bentuk kegiatan yang mampu menarik minat pengunjung.
3.2.1 Persiapan
Tahap ini berisikan tentang perumusan masalah, penetapan tujuan dan pemilihan lokasi penelitian. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
purposif yang diarahkan kepada desa yang mendapatkan Primatani dari Departemen Pertanian yaitu Desa Ketep di Kecamatan Sawangan, Kawasan
Agropolitan Merapi Merbabu, Kabupaten Magelang.
3.2.2 Pengumpulan Data inventarisasi
Pengumpulan data dilakukan berdasarkan kebutuhan penelitian. Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder seperti pada Tabel 1. Data primer
adalah data yang diambil langsung dari sumbernya atau hasil observasi di lokasi penelitian yang didapat melalui pengamatan atau wawancara dengan
menggunakan kuesioner yang terstruktur pada responden yang terkait langsung
gateway circulation
community linkage
attraction
dengan penelitian tersebut. Sedangkan data sekunder didapat dengan melakukan studi literatur dari pustaka yang ada ataupun berupa data-data yang berasal dari
lembaga tertentu yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
3.2.3 Analisis Data
Tahap ini merupakan proses penyusunan karakter Desa Ketep di Kecamatan Sawangan yang meliputi potensi, kendala, amenity dan danger. Aspek
yang dianalisis yaitu aspek biofisik dan sosial masyarakat. Kedua aspek ini akan dianalisis dengan penilaian CSA Community Suistainability Assesment yang
berasal dari GEN Global Ecovillage Network. CSA merupakan penilaian keberlanjutan masyarakat dari suatu daerah berdasarkan aspek ekologi, sosial dan
spiritual. Penilaian ini dilakukan pada data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner CSA dan pengamatan langsung selama di lapang. Hasil akhir CSA
berupa skor yang akan mendeskripsikan akan tingkat keberlanjutan dari suatu masyarakat dan lingkungannya serta memberikan karakteristik lanskap dari suatu
kawasan. Hal ini berguna bagi perencana dalam menentukan bentuk pengembangan perencanaan terhadap kawasan yang diteliti.
Selain menggunakan CSA, penelitian ini juga menggunakan analisis deskriptif yang juga ditujukan kepada kedua aspek tersebut. Proses analisis ini
menggunakan literatur dalam menganalisis data primer dan sekunder terkait dengan tapak yang berasal dari lembaga ataupun dari lapang. Hasil analisis ini
dapat berupa gambar spasial ataupun kesimpulan kecil sebagai jawaban dari titik kritis potensi, kendala, amenity dan danger yang ada di tapak. Data yang
digunakan untuk dianalisis yaitu peta kemiringan lahan dan peta tata guna lahan. Bentuk penilaian dilakukan bedasarkan Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2. Kriteria Penilaian Dalam Analisis Kemiringan Lahan
Kelas Kemiringan
Kesesuaian Nilai
A – 3
Sesuai 2
B 3
– 8 Sesuai
2 C
8 – 15
Kurang sesuai 1
D 15
– 45 Kurang sesuai
1 E
45 Tidak sesuai
Sumber : Hardjowigeno 2007
Tabel 3. Kriteria Penilaian Dalam Analisis Tata Guna Lahan
Penggunaan Lahan Kesesuaian
Nilai
Kebun Sesuai
2 Permukiman
Sesuai 1
Semak Belukar Kurang sesuai
Sumber : Hardjowigeno 2007
Untuk melengkapi hasil kedua analisis diatas maka penelitian ini juga melibatkan analisis salah satu aspek sosial yang penting yaitu opini dan keinginan
pengunjung. Hal ini sangat penting mengingat pengunjung merupakan salah satu aspek penting dalam sektor pariwisata. Analisis dilakukan terhadap data hasil
penyebaran kuesioner kepada 30 pengunjung tapak yang selanjutnya disusun untuk mendapatkan nilai tertinggi berdasarkan aspek telah ditentukan yang
selanjutnya dijadikan kesimpulan kecil yang mewakili pengunjung secara keseluruhan. Hasil analisis ini pun berguna bagi perencana untuk melihat
keinginan pengunjung terhadap tapak yang nantinya dijadikan pijakan dalam melakukan pengembangan.
3.2.4 Sintesis