Aksesibilitas Aspek Biofisik .1 Letak geografis, luas, dan batas tapak

Gondang Sari, Dusun Gintung dan Dusun Puluhan ini pun memiliki bentang alam lahan pertanian yang luas dan panorama alam yang bagus sehingga dapat mendukung berkembangnya tapak sebagai kawasan agrowisata.

4.1.1.2 Aksesibilitas

Desa Ketep berada pada jalur penting Solo-Selo-Borobudur. Ibu kota kecamatan, Tlatar, berjarak 5,3 km dari desa ini. Jarak Desa Ketep dengan ibukota kabupaten Mungkid adalah 24 km sedangkan dengan ibukota provinsi Semarang adalah 102 km. Waktu yang dibutuhkan untuk menuju ibukota kecamatan adalah 15 menit dan satu jam untuk mencapai ibukota kabupaten DSPM Jateng, 2007. Pengunjung dapat mencapai desa ini dengan berbagai jenis kendaraan baik angkutan umum maupun kendaraan pribadi. Kendaraan umum yang tersedia berupa angkot sedangkan angkutan pribadi yang memungkinkan untuk melalui Ketep yaitu sepeda motor, mobil dan bus dengan ukuran sedang serta besar. Pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi dapat mencapai desa tersebut melalui ketiga jalur yang ada. Apabila menggunakan kendaraan umum, pengunjung dapat menumpang kendaraan umum angkutan perkotaan seperti pada Gambar 5 dari Pasar Talun menuju Desa Banyuroto atau Pasar Jrabat sekitar 30 menit perjalanan. Sebelum mendapati angkutan tersebut pengunjung harus menumpang terlebih dahulu angkutan kota dari arah pertigaan simpang Ketep Blabak menuju Tlatar sekitar 30 menit perjalanan. Kendaraan umum tersebut hanya tersedia bagi pengunjung yang menggunakan jalur Barat. Secara umum jalan yang ada telah beraspal terutama jalan kabupaten yang membelah kedua desa tersebut. Lebar badan jalan sudah mencapai 6-8 meter pada jalan kabupaten. Sedangkan pada jalan desa hanya berkisar antara 4-5 meter. Jalan-jalan desa yang ada juga relatif bagus meskipun belum teraspal. Jalan-jalan ini sangat penting mengingat jalan ini adalah jalur produksi bagi warga. Selain itu keberadaan jalan ini juga menjadi vital untuk dipertahankan bahkan dikembangkan karena dari sanalah ide pengembangan lanskap ini dalap dimunculkan. Ilustrasi kondisi jalan dan jenis angkutan umum dari penjelasan di atas dapat dilihat pada Gambar 4. a b c d Gambar 4. Jenis - Jenis Kendaraan Umum Menuju Desa Ketep a angkot, b bus sedang, c bus besar, d ojek Meskipun akses jalan menuju desa sudah bagus tetapi ada beberapa faktor yang mengakibatkan jalan menjadi rawan kecelakan. Hal itu dapat kita lihat dari hasil analisis kondisi jalan pada Tabel 4. Dari sana kita dapat menduga bahwa faktor topografi menjadi salah satu faktor yang menentukan mengingat jalan akan berkelok, naik turun dan bertikungan curam sehingga memungkinkan kendaraan hilang kendali. Selain itu kondisi jalan yang belum memiliki pedestrian dan lampu jalan juga menambah rawan jalan ini jika kabut telah turun. Oleh karena itu penambahan fasilitas jalan seperti rambu-rambu lalu lintas, lampu penerangan, pedestrian dan dinding pembatas jalan sangat diperlukan guna meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna tapak. Desa Ketep dapat diakses melalui tiga jalur seperti yang tertera pada Gambar 5 yaitu jalur barat melewati ibu kota kecamatan Sawangan, melalui jalur timur melewati kecamatan Pakis dan Desa Banyuroto dan melalui jalur selatan melalui perbatasan Magelang-Boyolali. Jalur barat dapat ditempuh dengan menelusuri jalan provinsi Magelang-Yogyakarta yang dilanjutkan dengan Tabel 4. Analisis Kondisi Jalan pada Tapak Kondisi Jalan Analsisis Solusi Potensi Kendala 1. Akses masuk dan jalur wisatawan  Terdapat 3 akses masuk ke dalam tapak Penggunaan alur yang sama antara masyarakat dan wisatawan Pemberian gapura penanda di masing-masing pintu masuk desa 2. Badan jalan  Dilalui oleh jalan Kabupaten dengan kondisi beraspal  Tidak adanya pedestrian  Jalan desa yang belum beraspal dan sempit  Penyediaan jalur pedestrian di tempat yang berpotensi untuk pejalan kaki tinggi  Pemberian fasilitas pendukung jalan seperti rambu jalan, dan lampu penerangan  Pengaspalan jalan atau pemadatan jalan desa serta pelebaran jalan. 3. Pohon pelindung  Sudah ada beberapa pohon pengarah jalan akan tetapi belum seluruhnya  Jalan desa langsung bersentuhan dengan pemukiman  Penambaha pohon pelindung dan pengarah jalan  Penanaman pohon pada jalan di permukiman warga. 4. Fasilitas jalan Kurangnya fasilitas pendukung jalan baik jalan utama ataupun jalan desa Pemberian fasilitas pendukung jalan seperti rambu jalan, lampu penerangan, dan papan informasi. jalan kabupaten menuju arah Boyolali pada pertigaan Blabak. Jalur sebelah timur dapat ditempuh dari kabupaten Salatiga ke arah selatan melewati Kecamatan Ngablak dan Pakis. Selain itu desa ini dapat ditempuh melalui jalur selatan yang diawali dari Kabupaten Boyolali yang selanjutnya menelusuri jalur Solo-Selo- Borobudur.

4.1.1.3 Iklim

Desa Ketep yang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Sawangan mempunyai tipe iklim basah dengan pola hujan IIIA. Kondisi iklim terdiri dari 8 bulan basah Oktober-Mei dan 4 bulan kering Juni-September Suhu rata-rata kawasan adalah 16-18 o C Galih, 2009. Sedangkan curah hujan kawasan ini yaitu 3.310 mmtahun dengan banyaknya hari hujan 125 hari BPS, 2007. Berdasarkan ketinggiannya yaitu 1.110-1.250 mdpl menurut klasifikasi Junghun wilayah ini termasuk ke dalam iklim sedang karena daerah ini berada pada ketinggian 600-1.500 mdpl. Berdasarkan hal itu, jenis tanaman yang cocok pada wilayah seperti ini yaitu tembakau, teh, kopi, kakau, kina dan berbagai jenis sayuran. Jenis tanaman seperti ini akan sangat menunjang konsep pengembangan kawasan yang akan dijadikan sebagai agrowisata.

4.1.1.4 Tanah

Jenis tanah daerah ini didominasi oleh Andisol dan Inseptisol. Kedalaman solum tanah di wilayah Desa Ketep 50 kurang dari 50 cm dan 50 antara 50- 100 cm Deptan, 2005. Andisol merupakan tanah yang memiliki sifat umum yaitu berwarna cokelat sampai hitam, sangat porous, sangat gembur, tidak plastis, tidak lekat, struktur granuler, pH 4,5-6, mengandung bahan organik antara 2-8 , kejenuhan basa rendah, memiliki KPK tinggi, rendah kadar P dan kelembaban tanah lebih dari 15 . Sedangkan Inseptisol adalah tanah yang memiliki epipedon okrik dan horison albik Rachim, 2002. Hal ini menandakan kalau daerah ini tergolong daerah yang subur terutama untuk menunjang kegiatan budi daya tanaman. Kondisi topografi dari Desa Ketep sangat bervariasi. Desa ini tidak memiliki lahan datar. Kondisi itu lebih disebabkan karena letak desa yang berada diperbukitan sehingga corak umum dari kemiringan tanah berkisar antara bergelombang hingga sangat curam. Hal itu dapat diketahui dari Tabel 5 yang merupakan hasil analisis dari data peta topografi Bakosurtanal tahun 2001. Tabel 5. Persentase Kemiringan Tanah pada Tapak Kelas Kemiringan Luas ha Persentase Luas Lereng Permukaan A 0 - 3 datar B 3 - 8 88,32 20 landai C 8 - 15 108,8 30 agak miring D 15 - 45 153,709 36 curam E 45 68,096 14 sangat curam Sumber: Hasil Analisis Tapak 2010 Tabel tersebut menunjukkan bahwa lahan di Desa Ketep didominasi oleh lahan curam 36. Hal ini mengindikasikan agar penggunaan area ini tidak seintensif daerah yang lebih landai darinya mengingat area ini sangat mudah longsor. Akan tetapi daerah ini pun memiliki potensi untuk dikembangkan mengingat persebarannya yang lebih strategis dari pada yang lainnya karena posisinya yang dilalui oleh jalan. Tabel tersebut juga menerangkan bahwa 14 dari luas desa ini terdiri dari lahan sangat curam. Berdasarkan peta tata guna lahan dari Bakosurtanal yang tertera pada Gambar 7, sebagian besar wilayah tersebut terdapat pada lembah- lembah yang berada diantara bebukitan desa. Keberadaan daerah ini sangat penting, terutama sebagai daerah resapan air hujan dan pelindung tanah sehingga peluang untuk terjadinya longsor dapat diperkecil. Oleh karena itu daerah ini cocok untuk dijadikan area konservasi yang keberadaannya perlu untuk dipertahankan. Menurut analisis literatur, daerah pada desa ini yang berpotensi untuk dikembangkan yaitu pada daerah dengan kemiringan landai 3-8 dan agak miring 8-15. Pada daerah ini dapat dikembangkan apa saja seperti pemukiman, dan sarana penunjang wisata lainnya seperti bangunan tempat istirahat, tempat duduk-duduk, shelter. Akan tetapi mengingat jumlahnya yang sedikit dan penyebaran yang acak tentu hanya daerah yang dianggap strategislah yang akan