2.3 Lanskap Perdesaan
Lanskap perdesaan merupakan gabungan antara lanskap yang dikelola dan lanskap yang alami yang berada di desa. Lanskap tersebut tidak hanya
menggambarkan bagian dari muka bumi yang tidak hanya dihuni untuk permukiman tetapi juga mampu mempreservasi lingkungan yang alami. Sumber
daya alami, makanan dan habitat satwa liar mampu disediakan oleh lanskap ini yang memungkinkan manusia untuk hidup dilingkungan ekologi yang sangat
beragam Deppu, 2005. Pada umumnya, lanskap perdesaaan di Indonesia didominasi oleh ladang,
sawah, kebun campuran, kebun buah dan kumpulan ternak yang digembalakan pada berbagai ketinggian Brscic, 2005. Lanskap tersebut akan tampak berbeda
antara dataran tinggi dengan rendah. Pada dataran rendah, dominasi lahan persawahan dengan hamparan tanaman dataran rendah akan terlihat jelas dimana
pemukiman penduduk akan berada di tengah-tengah lahan tersebut. Sedangkan pada dataran tinggi, bentukan lanskap akan didominasi oleh tegalan atau kebun
campuran dan juga hutan dimana pola permukiman penduduk akan tersebar mengikuti letak kemiringan. Baik pada dataran rendah ataupun dataran tinggi,
keduanya memiliki pemandangan yang indah sebagai kesatuan lanskap dengan segala kesatuan unsur-unsur pembentuk lanskap tersebut.
2.4 Desa Berkelanjutan ecovillage
Ecovillage adalah permukiman berskala manusia dengan fitur-fitur yang lengkap dimana kegiatan manusia yang berkaitan dengan alam tidaklah destruktif
dalam rangka mendukung pembangunan manusia yang sehat serta berhasil tetap lestari dimasa depan dalam waktu tak terbatas GEN, 2007. Ecovillage memiliki
tujuan untuk menciptakan lingkungan ketetanggaan yang bersifat kekeluargaan dan gaya hidup lestari dengan memiliki landasan spiritual. Tujuan tersebut
ditopang oleh prinsip ecovillage yang didasarkan pada modal infrastruktur yang ramah lingkungan, bangunan yang mandiri, energi yang terbarukan, pertanian
berkelanjutan dan memiliki tujuan mencapai habitat yang berkelanjutan. Nila-nilai tersebut disatukan dengan melakukan pemusatan sistem dan sumber tenaga, air
dan sanitasi sehingga skala pemukiman masyarakat ecovillage akan berupaya
mencari masyarakat dengan ukuran populasi kecil sehingga dampak ekologi yang ditimbulkan pun juga minimal Nurlaelih, 2005.
Ecovillage diwujudkan dalam bentuk cara hidup yang didasarkan pada pemahaman mendalam bahwa makhluk hidup dengan segala sesuatu akan saling
berhubungan. Berdasarkan filosofi ini ecovillage dibagi kedalam 3 konsep yaitu ekologi, sosial dan spiritual. Global Ecovillage Network 2007 menerangkan
bahwa konsep ecovillage pada aspek ekologi dipahami dengan : 1.
Mengadakan perbaikan dan pelestarian lingkungan alam 2.
Membangun tempat tinggal dengan bahan, metode dan rancangan bangunan yang ramah lingkungan dan berasal dari sumber daya lokal
3. Memaksimalkan produksi pangan lokal organik untuk pemenuhan kebutuhan
hidup masyarakat 4.
Melakukan kegiatan daur ulang barang konsumsi 5.
Memaksimalkan efisiensi utilitas sumberdaya energi yang dapat diperbaharui 6.
Mengelola limbah dan meminimalkan polusi Selanjutnya, konsep ecovillage pada aspek sosial dipahami dengan :
1. Bersikap terbuka serta menumbuhkan rasa percaya dan keamanan dalam
lingkungan masyarakat 2.
Mengutamakan kebebasan dalam menerima dan menyampaikan gagasan 3.
Menciptakan jaringan komunikasi yang efektif 4.
Saling membantu dan berbagi barang kebutuhan hidup dan sumberdaya 5.
Menekankan pelayanan kesehatan pada kegiatan pencegahan, baik kesehatan fisik, mental dan spiritual
6. Mengutamakan toleransi dalam keragaman
7. Mengandalkan musyawarah dan diskusi dalam membuat keputusan atau
penyelesaian konflik 8.
Pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan kelompok marjinal 9.
Pemusatan kegiatan pendidikan secara menyeluruh 10.
Menciptakan perekonomian lokal yang mampu bersaing dan berdampak minimal terhadap lingkungan
Konsep ecovillage pada aspek spiritual dipahami dengan : 1.
Warisan seni dan budaya masyarakat terus dipertahankan sebagai jati diri masyarakat
2. Ungkapan kreativitas, nilai seni, budaya, keagaman dan nilai-nilai
kepercayaan dihargai sebagai bagian dari masyarakat 3.
Perasaan bersatu dan saling mendukung dalam kesenangan dan kesulitan 4.
Rasa hormat dan dukungan kespiritualan yang dinyatakan dalam banyak cara 5.
Kesepakatan dan visi bersama menyatakan komitmen terhadap warisan budaya, perdamaian dunia serta pembangunan manusia yang sehat
6. Kemampuan untuk bertahan dan bereaksi positif dalam menghadapi ancaman
dari dalam maupun luar masyarakat 7.
Pemahaman akan adanya ikatan dan saling ketergantungan antara manusia dengan sesamanya serta semua untur kehidupan di bumi
2.5 Konsep Keberlanjutan dalam Lanskap