Tujuan Manfaat Perencanaan Lanskap Agrowisata Perdesaan Berbasis Ecovillage Di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang

mencari masyarakat dengan ukuran populasi kecil sehingga dampak ekologi yang ditimbulkan pun juga minimal Nurlaelih, 2005. Ecovillage diwujudkan dalam bentuk cara hidup yang didasarkan pada pemahaman mendalam bahwa makhluk hidup dengan segala sesuatu akan saling berhubungan. Berdasarkan filosofi ini ecovillage dibagi kedalam 3 konsep yaitu ekologi, sosial dan spiritual. Global Ecovillage Network 2007 menerangkan bahwa konsep ecovillage pada aspek ekologi dipahami dengan : 1. Mengadakan perbaikan dan pelestarian lingkungan alam 2. Membangun tempat tinggal dengan bahan, metode dan rancangan bangunan yang ramah lingkungan dan berasal dari sumber daya lokal 3. Memaksimalkan produksi pangan lokal organik untuk pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat 4. Melakukan kegiatan daur ulang barang konsumsi 5. Memaksimalkan efisiensi utilitas sumberdaya energi yang dapat diperbaharui 6. Mengelola limbah dan meminimalkan polusi Selanjutnya, konsep ecovillage pada aspek sosial dipahami dengan : 1. Bersikap terbuka serta menumbuhkan rasa percaya dan keamanan dalam lingkungan masyarakat 2. Mengutamakan kebebasan dalam menerima dan menyampaikan gagasan 3. Menciptakan jaringan komunikasi yang efektif 4. Saling membantu dan berbagi barang kebutuhan hidup dan sumberdaya 5. Menekankan pelayanan kesehatan pada kegiatan pencegahan, baik kesehatan fisik, mental dan spiritual 6. Mengutamakan toleransi dalam keragaman 7. Mengandalkan musyawarah dan diskusi dalam membuat keputusan atau penyelesaian konflik 8. Pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan kelompok marjinal 9. Pemusatan kegiatan pendidikan secara menyeluruh 10. Menciptakan perekonomian lokal yang mampu bersaing dan berdampak minimal terhadap lingkungan Konsep ecovillage pada aspek spiritual dipahami dengan : 1. Warisan seni dan budaya masyarakat terus dipertahankan sebagai jati diri masyarakat 2. Ungkapan kreativitas, nilai seni, budaya, keagaman dan nilai-nilai kepercayaan dihargai sebagai bagian dari masyarakat 3. Perasaan bersatu dan saling mendukung dalam kesenangan dan kesulitan 4. Rasa hormat dan dukungan kespiritualan yang dinyatakan dalam banyak cara 5. Kesepakatan dan visi bersama menyatakan komitmen terhadap warisan budaya, perdamaian dunia serta pembangunan manusia yang sehat 6. Kemampuan untuk bertahan dan bereaksi positif dalam menghadapi ancaman dari dalam maupun luar masyarakat 7. Pemahaman akan adanya ikatan dan saling ketergantungan antara manusia dengan sesamanya serta semua untur kehidupan di bumi

2.5 Konsep Keberlanjutan dalam Lanskap

Pembangunan yang berkelanjutan dapat diartikan sebagai upaya memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa membahayakan generasi yang akan datang. Keberlanjutan selalu mengacu kepada pembangunan sistem ekologi, ekonomi dan sosial yang akan meningkatkan kehidupan tapi disisi yang lain tidak menghabiskan sumberdaya alam yang sangat terbatas. Untuk mencapainya maka pembangunan yang anti-lingkungan harus diganti dengan pembangunan yang ramah lingkungan baik fisik maupun sosial budaya Sumarwoto, 2000. Lanskap berkelanjutan pada umumnya menggambarkan suatu lanskap yang mendukung kualitas lingkungan dan pemeliharaan kehidupan alami. Lanskap yang dirancang dengan prinsip keberlanjutan dapat memberi keuntungan diantaranya keindahan, kerusakan lingkungan yang menurun, penggunaan yang efektif terhadap air, ketersediaan habitat satwa liar, penghematan dalam penggunaan energi dan tenaga kerja Nurlaelih, 2005. Pada lanskap perdesaan dan pertanian, pendekatan baru untuk membangun pertanian didasarkan pada sistem pengelolaan lahan dan tanaman yang ekonomis dalam jangka pendek dan dapat mempertahankan produktivitas lahan yang cukup tinggi dalam jangka panjang. Secara operasional, hal ini dapat diwujudkan dengan