Latar Belakang Estimasi Nilai dan Dampak Ekonomi serta Prospek Pengembangan Wisata Gunung Bunder Pasca Perluasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak

1 I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak pada kawasan tropis dengan sumberdaya alam yang berlimpah. Keberadaan sumberdaya alam tersebut dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan masyarakat. Salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam adalah dengan mengembangkan potensi sumberdaya tersebut ke dalam sektor pariwisata. Potensi sumberdaya alam yang berlimpah merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap sektor pariwisata di Indonesia. Salah satu daya tarik wisata yang dapat menjadi pilihan alternatif bagi wisatawan adalah kegiatan wisata alam. Potensi keindahan dan kekayaan alam dari suatu kawasan wisata memiliki nilai yang tinggi dalam pasar industri wisata alam. Potensi alam tersebut dapat terus terpelihara apabila kawasan wisata dapat tetap terjaga kelestarian oleh karena itu diperlukan pengelolaan wisata yang dapat menaruh perhatian besar terhadap keberlanjutan sumberdaya. Bentuk pengelolaan wisata yang dapat meminimalisir terjadinya ancaman terhadap keberadaan potensi wisata alam adalah dengan menerapkan ekowisata. Unsur-unsur yang harus diterapkan dalam pengelolaan ekowisata menurut deklarasi Quebac 2002 diantaranya adalah sesuai dengan prinsip konservasi, mengikutsertakan partisipasi penduduk lokal dalam perencanaan, pembangunan dan operasional pada kegiatan wisata agar terciptanya kesejahteraan masyarakat, dan dapat memberikan pengetahuan akan arti pentingnya konservasi kepada masyarakat sekitar maupun pengunjung Nugroho 2011. Taman nasional merupakan salah satu bagian dari pengembangan ekowisata di kawasan pelestarian alam untuk mendukung upaya konservasi dan tidak merusak ekosistem. Salah satu kawasan taman nasional yang memiliki potensi sumber daya alam hayati dan ekosistem yang menawarkan wisata ekologis adalah Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS. Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS terletak di tiga bagian daerah yang berbeda namun berada dalam satu kesatuan yaitu Kabupaten Bogor, Lebak, dan Sukabumi. Kawasan wisata di TNGHS yang berada di Kabupaten Bogor dikenal dengan 2 nama kawasan wisata Gunung Salak Endah GSE. Pada tahun 2003 wilayah ini masuk dalam kawasan perluasan Taman Nasional Gunung Halimun berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.175Kpts-II2003 tanggal 10 Juni 2003. Kawasan wisata GSE memiliki beberapa sub-kawasan objek wisata alam yakni Gunung Bunder, air terjun curug, dan pemandian air panas. Kawasan wisata Gunung Bunder memiliki atraksi wisata beragam dan lokasinya mudah dicapai. Kawasan wisata Gunung Bunder memiliki atraksi wisata yang terdiri dari camping ground, pendakian Kawah Ratu dan Curug Cihurang. Rata-rata jumlah kunjungan wisatawan di kawasan wisata Gunung Bunder pada tahun 2011-2012 tergolong cukup besar sehingga objek wisata ini potensial untuk dikembangkan Tabel 1. Tabel 1 Jumlah pengunjung objek wisata di Gunung Bunder tahun 2011-2012 No Bulan Jumlah Pengunjung orangtahun 2011 2012 1 Januari 3 950 4 000 2 Februari 1 200 1 100 3 Maret 2 000 1 500 4 April 2 150 1 500 5 Mei 2 000 2 000 6 Juni 2 300 2 000 7 Juli 2 350 2 500 8 Agustus 1 200 6 000 9 September 6 500 1 500 10 Oktober 2 000 2 000 11 November 2 150 1 850 12 Desember 2 000 1 550 Total 29 800 27 500 Rata- rata per tahun 28 650 Sumber : Resort Gunung Salak II 2013 Adanya kegiatan wisata di Gunung Bunder akan membawa sejumlah dampak bagi masyarakat sekitar. Kegiatan wisata yang melibatkan masyarakat tentunya akan memberikan manfaat terhadap perekonomian masyarakat sekitar sekitar dengan adanya aliran uang dari wisatawan ke masyarakat. Hal ini memberikan dampak positif dan negatif baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Dampak positif diantaranya adalah dapat menciptakan atau meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan sekaligus mempercepat pemerataan pendapatan masyarakat. Dampak dari aspek sosial dan lingkungan adalah dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap masyarakat sekitar dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam membangun 3 komunikasi dengan banyak pihak terkait wisata juga memberikan nilai tambah dalam menjaga lingkungan. Dampak negatif yang mungkin terjadi dengan adanya keberadaan kawasan wisata adalah rusaknya sumber-sumber hayati ataupun tercemarnya lingkungan di sekitar kawasan wisata Yoeti 2008. Status pengelolaan kawasan wisata Gunung Bunder yang saat ini dikelola oleh taman nasional mempunyai fungsi untuk perlindungan dan pemeliharaan keanekaragaman hayati dan konservasi sumberdaya alam. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian mengenai pengembangan wisata di Gunung Bunder saat ini perlu dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran pengembangan yang dapat dilakukan di kawasan wisata Gunung Bunder. Pengembangan tersebut dapat diamati melalui pendekatan ekonomi sehingga perlu diketahui bagaimana nilai dan dampak ekonomi kawasan wisata Gunung Bunder untuk mengetahui pengambilan keputusan yang seharusnya dilakukan bagi pengelolaan kawasan wisata Gunung Bunder agar tetap lestari dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

1.2 Perumusan Masalah