26
V GAMBARAN UMUM
5.1 Kondisi Umum Kawasan Wisata Gunung Bunder
Kawasan wisata Gunung Bunder merupakan suatu kawasan wisata dalam ruang lingkup Kawasan Wisata Gunung Salak Endah GSE TNGHS Lampiran
15. Kawasan GSE merupakan kawasan yang berada di bagian barat Kota Bogor , berupa hutan yang memiliki udara yang bersih dan sejuk serta pemandangan alam
yang khas. Adapun wilayah kawasan GSE secara geografis terletak pada 106
o
36’ 30” BT sampai 106
o
45’ 55” BT dan 6
o
31’ 0” LS sampai 6
o
47’ 15” LS. Luas keseluruhan wilayah kawasan GSE adalah 168,8 km
2
, meliputi kecamatan Pamijahan dengan luas 80.9 km
2
, Kecamatan Ciampea 55.6 km
2
dan Kecamatan Tamansari 33.2 km
2
. Batas Kawasan GSE dengan daerah sekitar adalah Desa Pamijahan sebelah utara, Desa Gunung Picung sebelah timur, Kabupaten
Sukabumi sebelah selatan, dan Desa Ciasihan sebelah barat Disbudpar 2003. Kawasan wisata Gunung Salak Endah awalnya merupakan kawasan hutan
yan berstatus hutan lindung dikenal sebagai Hutan Lindung Gunung Salak HL- GS yang merupakan gabungan dari lima kelompok hutan yaitu hutan Gunung
Salak Utara, Gunung Salak selatan, Gunung Salak Nanggung, Gunung Salak Kendang Kulon, dan Ciampea. Masing-masing kawasan tersebut memperoleh
pengesahan tata batas pada tanggal 3 Mei 1941, 5 November 1906, 7 November 1934, 8 Juni 1916 dan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
92KptsUm81945 Tanggal 31 Agustus 1954. Adapun Kawasan Wisata yang dijadikan tempat penelitian merupakan
kawasan wisata yang dikenal dengan nama kawasan wisata Gunung Bunder. Pengelolaan kawasan wisata Gunung Bunder sebelum dijadikan TNGHS
dilakukan oleh Perum Perhutani. kawasan wisata Gunung Bunder yang dikelola oleh Perum Perhutani tersebut terdiri dari 3 objek wisata yaitu Bumi Perkemahan
Gunung Bunder camping ground, Curug Cihurang dan Kawah Ratu.
5.2 Potensi, Sarana, dan Prasarana Objek Wisata
Terdapat tiga objek wisata yang berada di Kawasan wisata Gunung Bunder yaitu Bumi Perkemahan Gunung Bunder, Curug Cihurang dan Kawah Ratu. Pada
27 awalnya ketiga Objek wisata tersebut dikelola dan dikembangkan oleh Perum
Perhutani dalam ruang lingkup kawasan wisata Gunung Bunder kemudian pengelolaan saat ini dialihkan kepada TNGHS. Gambaran umum mengenai ketiga
objek wisata tersebut dijelaskan dalam keterangan berikut ini.
5.2.1 Bumi Perkemahan Gunung Bunder
Bumi Perkemahan Gunung Bunder merupakan objek wisata yang terletak pada ketinggian 830 mdpl dengan temperatur udara 18-23
o
C. Objek Wisata ini diresmikan oleh Menteri Kehutanan pada tahun 1982 dengan luas sekitar ± 30 Ha
yang terletak di lereng gunung Gunung Salak. Kondisi alamnya terdiri dari hutan pinus yang awalnya merupakan hutan produksi milik Perum Perhutani.
Adapun areal ini terdapat gerbang pintu masuk dengan failitas pos tiket, visitor centre dan kantor resort. Areal Bumi Perkemahan dibagi dalam beberapa
zona dengan topografi datar dan bergelombang. Vegetasi berupa hutan homogeny dengan jenis Pinus, Rasamala, Tepus dan Meranti. Fasilitas umum yang berada di
Bumi Perkemahan terdiri dari Toilet, Musholla dan Warung Makan Laporan Akhir Proyek Pengelolaan TNGHS 2009.
5.2.2 Curug Cihurang
Curug Cihurang berada dalam areal kawasan Wisata Gunung Bunder yang merupakan Kawasan Wisata Air Terjun dengan tinggi air terjun sebesar 10 m
dengan kolam air terjun seluas 10 m x 7,5 m. Areal penerimaan dengan bangunan pos jaga, pusat informasi, toilet, shelter dan mushola. Fasilitas areal parkir
kendaraan roda dua dan roda empat. Fasilitas lain berupa camping ground dengan topografi relatif datar dan terdapat warung makan. Akses jalan berbatu dengan
lebar ± 1 m. Vegetasi berupa Pinus, Meranti, Rasamala, dan Anthurium Laporan Akhir Proyek Pengelolaan TNGHS 2009.
5.2.3 Kawah Ratu
Obyek wisata Kawah ratu terletak pada keetinggian ± 1.3348 mdpl dengan suhu berkisar antara 10
o
-20
o
C. Obyek wisata Kawah Ratu memiliki daya tarik
28 pendakian yang cocok untuk dijadikan wisata hiking. Selain itu kawah ratu
memiliki daya tarik lain yang berupa panorama alam yang indah serta terdapat areal Kawah Mati I yang berjarak sekitar 1.330 mdpl dan Kawah Mati II yang
berjarak 1.335 di sebelah utara Kawah Ratu. Sarana yang terdapat di Kawah Ratu diantaranya terdapat akses jalan dengan lebar 2.5 m, warung, papan informasi dan
areal terbuka dengan luas ± 0.1 Ha yang bertopografi landai. Pengunjung yang datang rata-rata memiliki motivasi untuk mendaki dan
hiking. Setiap pengunjung dianjurkan untuk ditemani oleh Pemandu Wisata yang mana pemandu wisata guide tersebut merupakan tenaga kerja yang dibina oleh
TNGHS yang sudah terlatih dan mengetahui kawasan Kawah Ratu. Guide tersebut merupakan tenaga kerja yang dinamakan volunteer.
5.3 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kelompok yaitu diantaranya pengunjung Kawasan Wisata Gunung Bunder, pemilik unit usaha
yang ada di kawasan wisata dan tenaga kerja lokal. Hasil dari wawancara dengan responden dapat menyimpulkan karakteristik dari masing-masing kelompok
responden.
5.3.1 Karakteristik Responden Pengunjung
Responden pengunjung yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah sebanyak 80 orang. Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini
dibedakan menjadi karakteristik sosial dan ekonomi pengunjung yaitu diantaranya jenis kelamin, umur, asal daerah, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan
pokok dan tingkat pendapatan. Karakteristik lain yang diamati adalah karakteristik dalam berwisata untuk mengetahui berapakah sebaran frekuensi kunjungan
pengunjung dalam berwisata ke Gunung Bunder, motivasi wisata apa yang melatarbelakangi pengunjung untuk melakukan wisata, cara kedatangan
pengunjung dan lama kunjungan.
29
5.3.1.1 Sosial Ekonomi Responden Pengunjung
Karakteristik Responden Pengunjung Kawasan Wisata Gunung Bunder diamati dengan melihat faktor-faktor sosial ekonomi dari masing-masing
responden. Hal tersebut dilakukan untuk melihat jenis karakteristik apa saja yang paling dominan dalam status sosial ekonomi pengunjung. Karakteristik responden
pengunjung kawasan wisata Gunung Bunder berdasarkan faktor sosial ekonomi dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Karakteristik responden pengunjung Gunung Bunder berdasarkan faktor sosial ekonomi demografi pada tahun 2013
Karakteristik Jumlah orang
Persentase 1. Jenis Kelamin
Laki-laki 65
81.25 Perempuan
15 18.75
Jumlah 80
100.00 2. Umur Tahun
15-25 36
45.00 26-35
21 26.25
36-45 16
20.00 46
7 8.75
Jumlah 80
100.00 3. Asal Daerah
Bogor 49
61.25 Depok
2 2.50
Jakarta 17
21.25 Tanggerang
7 8.75
Bekasi 5
6.25 Jumlah
80 100
4 Informasi Objek wisata Informasi dari Teman
58 72.50
Informasi dari Internet 5
6.25 Informasi dari Surat Kabar
1 1.25
Informasi dari Keluarga 13
16.25 Informasi dari sumber lain
3 3.75
Jumlah 80
100.00 Sumber: Data Primer, diolah 2013
Jenis kelamin responden adalah laki-laki yaitu sebanyak 81.25. Selanjutnya umur responden yang paling dominan berkisar antara 15 sampai 25
tahun yaitu sebesar 45.00. Sebagian besar responden pengunjung Gunung Bunder berstatus belum menikah yaitu sebanyak 56.25 dengan jenis pekerjaan
responden yang paling dominan adalah bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 27.50 . Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata responden adalah
kelompok umur yang produktif dan dinamis sehingga menyukai atraksi wisata yang dapat memulihkan pikiran dari ritinitas pekerjaan.
30 Sebanyak 61.25 pengunjung berasal dari Bogor sehingga dapat dikatakan
bahwa sebagian besar pengunjung berasal dari daerah yang dekat dengan kawasan wisata. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar mendapatkan informasi mengenai
objek wisata dari teman yaitu sebanyak
72.5 sehingga kedatangan mereka dikarenakan unsur kedekatan lokasi dan akses yang lebih cepat dijangkau.
Kedatangan pengunjung dari luar daerah Bogor sebanyak 38.75 yaitu terdiri berasal kota Depok, Jakarta, Bekasi dan Tanggerang hal tersebut dikarenakan 4
kota tersebut letaknya tidak terlalu jauh dari kota bogor sehingga kawasan wisata Gunung Bunder menjadi pilihan mereka untuk berwisata.
Tabel 4 Karakteristik responden pengunjung Gunung Bunder berdasarkan faktor sosial ekonomi lanjutan demografi pada tahun 2013
Karakteristik Jumlah orang
Persentase 1. Status Pernikahan
Menikah 35
43.75 Belum Menikah
45 56.25
Jumlah 80
100.00 2. Pendidikan Terakhir
SD 5
6.25 SMP
7 8.75
SMA 40
50.00 Perguruan Tinggi
28 35.00
Jumlah 80
100.00 3. Pekerjaan Pokok
PNS 5
6.25 Karyawan Swasta
22 27.5
Pelajarmahasiswa 11
13.75 Wiraswasta
21 26.25
Buruh 2
2.5 Guru
5 6.25
Lainnya 14
17.5 Jumlah
80 100.00
4. Tingkat Pendapatan Rupiah per bulan 500.000
1 1.25
500.001 – 1.500.000 27
33.75 1.500.001 – 2.500.000
15 18.75
2.500.001 – 3.500.000 15
18.75 3.500.001 – 4.500.000
3 3.75
4.500.000 19
23.75 Jumlah
80 100.00
Sumber : Data Primer, diolah 2013
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa rata-rata responden pengunjung mempunyai status belum menikah dengan pendidikan terakhir responden
pengunjung kawasan wisata Gunung Bunder adalah SMA yaitu sebanyak 50. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendapatan menunjukkan bahwa
sebagian besar responden pengunjung kawasan wisata Gunung Bunder memiliki
31 pendapatan yang beragam dimana tingkat pendapatan paling dominan berkisar
antara Rp 500 001 sampai Rp 1 500 000 yaitu sebanyak 33.75. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa responden pengunjung yang datang memiliki penghasilan
yang cukup sehingga pengelola kawasan dapat mengembangkan penawaran wisata yang sesuai dengan standar ekonomi.
5.3.1.2 Karakteristik Responden Pengunjung dalam berwisata
Karakteristik berwisata responden pengunjung di kawasan wisata Gunung Bunder dapat diidentifikasi berdasarkan frekuensi kunjungan pengunjung selama
satu tahun terakhir, jumlah rombongan, jenis rombongan dan jenis kendaraan yang digunakan oleh responden.
Tabel 5 Karakteristik berwisata responden pengunjung kawasan wisata Gunung Bunder Tahun 2013
Karakteristik Jumlah orang
Persentase 1. Frekuensi Kunjungan kalitahun
1 – 2 64
80.00 3 – 4
6 7.50
4 10
12.50 Jumlah
80 100.00
2. Jumlah Rombongan 10 orang
57 71.25
11 - 20 orang 10
12.50 21 - 30 orang
10 12.50
30 orang 3
3.75 Jumlah
80 100.00
3. Jenis Rombongan Sendiri
0.00 KelompokTeman
32 40.00
Rombongan Keluarga 22
27.50 Rombongan Instansi
5 6.25
Rombongan Sekolahpendidikan 21
26.25 Jumlah
80 100.00
4. Jenis Kendaraan Kendaraan Pribadi
64 80.00
Kendaraan Sewa 8
10.00 Kendaraan Umum
2 2.50
Sepeda 6
7.50 Jumlah
80 100.00
Sumber : Data Primer, diolah 2013
Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa pengunjung telah melakukan wisata ke kawasan Gunung Bunder sebanyak satu sampai dua kali dalam satu tahun ini,
dengan mayoritas jumlah rombongan sebanyak kurang dari sepuluh orang atau sebanyak 71.25. Mayoritas jenis rombongan pengunjung adalah rombongan
kelompok atau teman hal tersebut dikarenakan kawasan wisata Gunung Bunder
32 dapat menampung banyak pengunjung wisata sehingga banyak yang mengajak
kelompok atau temannya untuk mendatangi kawasan wisata Gunung Bunder. Jenis kendaraan yang dipergunakan oleh pengunjung mayoritas adalah kendaraan
pribadi yaitu sebanyak 80 hal tersebut dikarenakan keberadaan angkutan umum yang melalui jalur Kawasan Wisata Gunung Bunder sangat terbatas adapun
angkutan umum lain yang melewati kawasan tersebut merpakan angkutan umum yang disewakan sehingga pengunjung memilih untuk menggunakan kendaraan
pribadi. Karakteristik motivasi pengunjung dalam berwisata dapat dibagi menjadi
dua karakteristik yaitu dengan melihat motivasi kunjungan dan tujuan kunjungan ke kawasan wisata Gunung Bunder. Karakteristik motivasi wisata tersebut dapat
dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Karakteristik motivasi wisata responden pengunjung kawasan wisata
Gunung Bunder
Karakteristik Jumlah orang
Persentase 1. Motivasi Kunjungan
Keinginan Sendiri 26
32.50 Acara Keluarga
21 26.25
Acara Kantor 29
36.25 Acara Sekolah
4 5.00
Jumlah 80
100.00 2. Tujuan Kunjungan
Rekreasi 68
85.00 Penelitian
2 3.00
Bekerja 4
5.00 Lainnya
6 7.50
Jumlah 80
100.00 Sumber : Data Primer, diolah 2013
Pada umumnya pengunjung datang dengan keinginan sendiri yaitu sebesar 32.50. Rata-rata pengunjung memiliki motivasi wisata dengan tujuan untuk
melakukan rekreasi yaitu sebesar 85 hal tersebut dikarenakan umumnya pengunjung memilih kawasan wisata Gunung Bunder untuk berkumpul bersama
teman, keluarga atau instansi sehingga tujuan utama mereka adalah rekreasi.
5.3.2 Karakteristik Responden Unit Usaha
Keberadaan kawasan wisata akan membuka peluang untuk masyarakat mendirikan unit usaha di dalamnya sehingga akan memberikan manfaat baik
sosial maupun ekonomi terhadap masyarakat yang mempunyai unit usaha.
33 Keberadaan unit usaha di kawasan wisata juga akan memudahkan transaksi
pengunjung sehingga akan mendukung sektor pariwisata. Adapun unit usaha yang berada di kawasan wisata Gunung Bunder terdiri dari unit usaha kecil dimana
mayoritas pemilik unit usaha adalah masyarakat asli yang tinggal di sekitar kawasan wisata. Unit usaha yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah
sebanyak 30 unit usaha dengan jenis dan karakteristik yang bervariasi, karakteristik tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Karakteristik pemilik unit usaha Gunung Bunder tahun 2013
Sumber : Data Primer, diolah 2013
Unit usaha di kawasan wisata Gunung Bunder umunya sudah beroperasi semenjak pengelolaan dilakukan oleh Perum Perhutani yaitu semenjak tahun 1998
saat itu nama daerah wisata Gunung Bunder adalah Wana Wisata Gunung Bunder WWGB sehingga rata-rata responden unit usaha mendirikan unit usaha lebih
dari 9 tahun atau sebesar 40. Jenis usaha yang memiliki presentase tertinggi adalah jenis usaha warung yaitu sebesar 65.7 hal ini dikarenakan keberadaan
warung disesuaikan dengan kondisi kawasan wisata dan kebutuhan wisatawan.
Karakteristik Jumlah unit
Persentase 1. Pendiri Unit Usaha
Masyarakat Asli 30
100.00 Bukan Masyarakat Asli
0.00 Jumlah
80 100.00
2. Lama Mendirikan Unit Usaha 1-3 tahun
5 16.67
4-6 tahun 7
23.33 7-9 tahun
6 20.00
9 tahun 12
40.00 Jumlah
30 100.00
3. Jenis Unit Usaha Warung
24 65.70
Asongan 3
2.90 Bensin dan Bengkel
1 2.90
Soto 1
2.90 Jagung Bakar
1 5.70
Jumlah 30
100.00 4. Waktu Membuka Unit Usaha per minggu
2 hari 8
26.67 7 hari
22 73.33
Jumlah 30
100.00 5.Tingkat Pendapatan Rupiah per bulan
500.000 0.00
500.001 – 1.500.000 11
36.67 1.500.001 – 2.500.000
13 43.33
2.500.001 – 3.500.000 3
10.00 3.500.001 – 4.500.000
2 6.67
4.500.000 1
3.33 Jumlah
30 100.00
34 Unit usaha warung juga banyak dipilih oleh pengunjung untuk bersantai atau
berkumpul dengan rombongan. Selanjutnya, jenis unit usaha umumnya beroperasi setiap hari yaitu sebanyak 73.33 dari total keseluruhan respoden unit usaha hal
tersebut dikarenakan unsur kedekatan tempat tinggal dengan keberadaan unit usaha sehingga mayoritas pemilik unit usaha membuka warungnya setiap hari.
Mayoritas pendapatan unit usaha rata-rata berkisar antara Rp 1 500 000 sampai dengan Rp 2 500 000 per bulannya yaitu sebanyak 43.33 dari total keseluruhan
responden unit usaha.
5.3.3 Karakteristik Responden Tenaga Kerja
Pengembangan kawasan wisata Gunung Bunder yang saat ini dijadikan Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS memberikan peluang untuk
masyarakat sekitar dalam pengelolaan kawasan wisata. Hal ini dapat dilihat karena sebagianbesar tenaga kerja di kawasan wisata Gunung Bunder merupakan
masyrakat asli yang menjadi volunteer di kawasan wisata Gunung Bunder sehingga pengembangan kawasan wisata Gunung Bunder dapat memberikan
pengaruh terhadap masyarakat sekitar. Tugas dari volunteer adalah untuk membantu TNGHS dalam pengelolaan kawasan secara lestari. Volunteer tersebut
merupakan tenaga kerja sukarela sebagai bentuk kerja sama TNGHS dengan masyarakat sekitar. Tenaga kerja yang menjadi responden dalam penelitian ini
adalah sebanyak 10 responden yang telah mewakili masing-masing jenis tenaga kerja yang ada, dengan mayoritas berjenis kelamin laki-laki. Karakteristik
responden tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 8.
35 Tabel 8 Karakteristik responden tenaga kerja Gunung Bunder tahun 2013
Karakteristik Jumlah orang
Persentase 1. Jenis Kelamin
Laki-laki 18
100.00 Perempuan
0.00 Jumlah
18 100.00
2. Umur Tahun 15-19
2 20.00
20-24 1
10.00 25-29
1 10.00
30-35 2
20.00 36-40
0.00 40
4 40.00
Jumlah 10
100.00 3. Pendidikan Terakhir
SD 4
40.00 SMP
4 40.00
SMA 2
20.00 Jumlah
10 100.00
4. Status Kependudukan Masyarakat asli
8 80.00
Bukan masyarakat asli 2
20.00 Jumlah
10 100.00
5. Status Pekerjaan di Bidang Pariwisata Pekerjaan utama
10 100.00
Pekerjaan sampingan 0.00
Jumlah 10
100.00 6. Jenis Pekerjaan
Volunteer dan pemandu wisata 3
30.00 Volunteer dan sewa alat berkemah
1 10.00
Volunteer 4
40.00 Parkir
2 20.00
Jumlah 10
100.00 7. Lama Bekerja
1 tahun 2
20.00 2 tahun
1 10.00
2 tahun 7
70.00 Jumlah
10 100.00
8. Tingkat Pendapatan 500 000
2 20.00
500 001 – 1 000 000 8
80.00 1 000 001 – 2 000 000
0.00 2 000.000
0.00 Jumlah
10 100.00
Sumber : Data Primer, dioleh 2013
Rata-rata usia responden adalah lebih dari 40 tahun yaitu sebanyak 40. Mayoritas responden merupakan lulusan sekolah dasar dan sekolah menengah
pertama yaitu masing-masing sebanyak 40. Responden tenaga kerja menjadikan pekerjaan di sektor wisata menjadi pekerjaan utama mereka yaitu rata-rata bekerja
sebagai volunteer di kawasan wisata umumnya mereka sudah bekerja selama lebih dari 2 tahun. Hal tersebut dikarenakan Balai TNGHS baru memulai perekrutan
36 volunteer semenjak tahun 2007 atau setelah ditetapkannya GSE menjadi TNGHS.
Rata-rata pendapatan tenaga kerja berkisar antara Rp 500 000 hingga Rp 1 000 000 yaitu sebanyak 80. Umumnya tenaga kerja bekerja sebagai volunteer
Taman Nasional yang bekerja secara sukarela atau tanpa imbalan tetapi mereka tetap diberikan upah untuk pengelolaan kebersihan dan perawatan kawasan wisata
dimana sitem pengupahannya adalah bagi hasil per harinya. Kondisi tempat tinggal yang dekat dengan tempat bekerja menjadikan responden mendapatkan
manfaat yang positif bagi keadaan ekonomi sehingga mereka menyatakan bahwa dengan pendapatan tersebut cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
37
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
Keberadaan Kawasan Wisata Gunung Bunder sangat dipengaruhi oleh kegiatan wisata yang dilakukan oleh para pengunjung maupun masyarakat yang
terlibat di dalamnya. Adanya kegiatan wisata di Gunung Bunder dapat menunjukkan bahwa kawasan wisata tersebut memiliki nilai ekonomi yang
dipengaruhi oleh aktivitas wisatawan. Selain itu keberadaan kawasan wisata Gunung Bunder sangat berpengaruh terhadap kondisi sosial, ekonomi dan
lingkungan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan. Pengaruh yang dirasakan oleh masyarakat sekitar dengan adanya kawasan wisata gunung bunder
diantaranya adalah dampak secara ekonomi dengan terciptanya lapangan pekerjaan baru dan peningkatan pendapatan. Dampak sosial yang dirasakan dapat
berupa peningkatan pengetahuan dan peningkatan kesadaran untuk menjaga lingkungan sedangkan dampak lingkungan yang dirasakan dapat berupa
banyaknya sampah yang ditimbulkan dari adanya aktivitas wisata di Gunung Bunder.
6.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata Gunung Bunder
Kawasan wisata Gunung Bunder memiliki daya tarik berupa keindahan alam dan udara yang sejuk. Daya tarik tersebut membuat wisatawan rela untuk
melakukan kegiatan wisata menuju tempat ini. Dengan adanya motivasi serta tujuan untuk mencapai kawasan wisata ini tentunya pengunjung akan
mengeluarkan biaya untuk mendapatkan keinginan untuk menikmati nuansa alam di kawasan wisata. Daya tarik tersebut menunjukkan bahwa kawasan gunung
bunder memiliki manfaat bagi keberlangsungan wisata. Manfaat yang ditimbulkan dapat dilihat dari seberapa besar nilai ekonomi yang dihasilkan oleh kawasan
tersebut. Nilai ekonomi dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisata penting untuk diketahui hal tersebut dapat dilihat berdasarkan fungsi permintaan
wisata yang didapatkan. Fungsi permintaan untuk kunjungan ke kawasan wisata Gunung Bunder
dilakukan dengan pendekatan menggunakan teknik ekonometrik yaitu regresi linier berganda. Fungsi permintaan yang dibentuk terdiri dari 6 variabel bebas
38 independent variable yang diduga mempengaruhi variable terikat dependent
variable dimana variable terikat dalam fungsi permintaan adalah jumlah kunjungan wisatawan. variabel bebas independent variable terdiri dari biaya
total, pendapatan, umur, jarak, tingkat pendidikan dan lama mengetahui obyek wisata. Berikut ini merupakan model persamaan fungsi permintaan wisata di
kawasan wisata Gunung Bunder : Y = 0.540 – 1.055 X1 – 6.895 X2 + 0.42 X3 – 0.12 X4 – 0.46 X5 + 0.340 X6
Keterangan: Y
= Jumlah kali kunjungan wisatawan per tahun X1
= Biaya Perjalanan Rp X2
= Pendapatan Rp X3
= Umur tahun X4
= Jarak km X5
= Tingkat pendidikan formal tahun X6
= Lama mengetahui Obyek Wisata tahun Hasil output analisis regresi fungsi permintaan wisata Gunung Bunder dapat
dilihat pada Tabel 9 dan Lampiran 1.
Tabel 9 Fungsi permintaan wisata Gunung Bunder
Variabel Koefisien
P value VIF
Constant 899999
0.559 X
1
Biaya perjalanan -1.055E-7
0.986 1.371
X
2
Pendapatan total -6.895E-9
0.836 1.365
X
3
Umur 0.042
0.026
b
1.340
X
4
Jarak -0.12
0.052
b
1.357
X
5
Tingkat pendidikan -0.46
0.398 1.242
X
6
Lama mengetahui Obyek Wisata 0.340
0.000
a
1.073
R
2
66.9 R
2
adj 64.2
Durbin Watson 1.805
Sumber: Olahan Hasil Data Primer 2013 Keterangan: Tanda a dan b menunjukkan taraf nyata koefisien regresi masing-masing variable
berturut- turut pada α : 1 dan 5
Berdasarkan hasil regresi, didapatkan nilai R
2
sebesar 66.9 dan R
2
adj sebesar 64.2 . Hal tersebut dapat diartikan bahwa keragaman permintaan jumlah
kunjungan ke kawasan wisata Gunung Bunder dapat dijelaskan oleh variabel- variabel bebas dalam model sebesar 64.2 dan sisanya sebesar 35.8 dijelaskan
oleh variabel-variabel yang tidak dimasukkan ke dalam model. Pengujian asumsi OLS Ordinary Least Square dilakukan dengan tujuan
untuk membuktikan tidak adanya pelanggaran asumsi yaitu berupa yaitu uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
39 1
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sisaan data menyebar
normal. Pengujian normalitas dapat dilihat melalui hasil analisis regresi yang telah diketahui yaitu nilai Asymp.Sig 2-tailed lebih besar dari 0.05 taraf nyata 5
sebesar 0.097 Lampiran 2. 2
Uji Multikolinearitas Pembuktian tidak adanya multikolinearitas dalam model dapat dilihat dari
nilai Variance Inflation Factor VIF yang nilainya kurang dari 10 Lampiran 4. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas.
3 Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dapat dilihat berdasarkan nilai Durbin-Watson. Hasil analisis regresi menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar 1.805 dari model yang
berada dalam selang 1.65 dan 2.35 Lampiran 5 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.
Berdasarkan hasil analisis regresi beganda yang dilakukan terdapat beberapa variabel yang berpengaruh secara signifikan dalam model. Adapun variabel-
variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1.
Lama Mengetahui Objek Wisata Variabel lama mengetahui objek wisata yaitu lamanya pengunjung
mengetahui kawasan wisata Gunung Bunder dalam jumlah tahun. Variabel lama
mengetahui objek wisata berpengaruh secara signifikan pada taraf uji sebesar 1 dengan tanda positif . Artinya apabila terjadi peningkatan lama mengetahui lokasi
wisata sebesar 10 tahun, maka rata-rata frekuensi kunjungan ke kawasan wisata Gunung Bunder akan mengalami peningkatan sebesar 3.4 kali kunjungan.
Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yaitu semakin lama seseorang mengetahui objek
wisata maka akan meningkatkan peluang rata-rata frekuensi kunjungan ke kawasan wisata Gunung Bunder. Berdasarkan hasil wawancara rata-rata
pengunjung memiliki kecenderungan untuk kembali lagi ke lokasi wisata. 2.
Umur Variabel umur dalam model berpengaruh secara signifikan pada taraf
uji sebesar 5 dengan memiliki tanda positif. Artinya apabila terjadi peningkatan
umur sebesar 10 tahun maka rata-rata frekuensi kunjungan ke kawasan wisata
40 Gunung Bunder akan mengalami peningkatan sebesar 0.42 kali kunjungan
. Hal ini
sesuai dengan hipotesis awal yang menunjukkan bahwa umur mempunyai pengaruh yang searah dengan frekuensi kunjungan. Nilai koefisen yang bertanda
positif menunjukkan bahwa semakin dewasa umur seseorang akan meningkatkan pengalaman menuju akses ke tempat wisata. Lokasi kawasan wisata Gunung
Bunder yang berada di pegunungan cukup membutuhkan waktu untuk mencapainya. Kondisi alam terbuka dan medan yang cukup menantang menjadi
salah satu faktor yang menjadi alasan bahwa semakin dewasa seseorang maka aktifitas yang dilakukan pun akan semakin beragam sehingga akan memberikan
peluang rata-rata frekuensi kunjungan. 3.
Jarak Variabel jarak tempuh merupakan variable yang dilihat
berdasarkan jarak dari tempat tinggal pengunjung ke lokasi wisata dengan satuan km. Variabel jarak
tempuh berpengaruh secara signifikan pada taraf uji sebesar 5 dengan memiliki tanda negatif dan memiliki arti apabila terjadi peningkatan jarak sebesar 10 km,
maka rata-rata frekuensi kunjungan ke kawasan wisata Gunung Bunder akan mengalami penurunan sebesar 1.2 kali kunjungan. Hal ini
sesuai dengan hipotesis awal bahwa semakin jauh jarak tempat tinggal pengunjung maka akan semakin
menurunkan peluang rata-rata frekuensi kunjungan. Berdasarkan kondisi di lapang rata-rata pengunjung berasal dari wilayah bogor yang dekat dengan lokasi wisata.,
sebaiknya promosi mengenai kawasan wisata Gunung Bunder diharapkan dapat ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan kunjungan pengunjung yang berasal
dari wilayah luar bogor.
6.2 Nilai Ekonomi Kawasan Wisata Gunung Bunder