11
2.6 Metode Biaya Perjalanan
Fauzi 2006 menyatakan bahwa metode biaya perjalanan atau travel cost method yang digunakan untuk menganalisis permintaan terhadap rekreasi di alam
terbuka outdoor recreation, seperti memancing, berburu, hiking, dan sebagainya. Secara prinsip, metode ini mengkaji tentang semua biaya yang dikeluarkan setiap
individu untuk mendatangi tempat-tempat rekreasi yang diinginkan. Tujuan dasar dari travel cost method adalah untuk mengetahui nilai kegunaan use value dari
sumber daya alam melalui biaya yang dikeluarkan untuk mengkonsumsi jasa dari sumber daya alam digunakan sebagai pendekatan untuk menentukan harga dari
sumber daya alam tersebut. Asumsi dasar dari travel cost method adalah bahwa utilitas dari setiap konsumen terhadap aktivitas misalnya rekreasi bersifat dapat
dipisahkan. Terdapat dua teknik yang digunakan untuk menentukan nilai ekonomi berdasarkan travel cost method yaitu:
1. Pendekatan sederhana melalui zonasi Zonal Travel Cost Method ZTCM.
2. Pendekatan individual dengan menggunakan data sebagian besar dari survey
Individual Travel Cost Method ITCM. Pada awal perkembangannya, penggunaan metode biaya perjalanan untuk
menghitung nilai tempat rekreasi menggunakan pendekatan zonal, namun belakangan ini metode biaya perjalanan yang digunakan telah beralih menjadi
pendekatan individual. Pada prinsipnya pendekatan individual sama dengan pendekatan zonal, namun pada pendekatan ini analisis lebih didasarkan pada data
primer yang diperoleh melalui survei.
2.7 Dampak Ekonomi Pariwisata
Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas. Aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik, maupun
biologi. Dampak pembangunan menjadi masalah karena perubahan yang disebabkan oleh pembangunan selalu lebih luas daripada menjadi sasaran
pembangunan yang direncanakan. Dampak dapat bersifat biofisik, dapat juga bersifat sosial-ekonomi dan budaya. Misalnya, dampak pembangunan pariwisata
12 ialah berubahnya nilai budaya penduduk di daerah obyek wisata itu dan ditirunya
tingkah-laku wisatawan oleh penduduk Soemarwoto 2009. Dampak ekonomi kegiatan pariwisata alam suatu bentuk kontribusi alam
atau manfaat produk wisata berbasiskan alam terhadap ekonomi suatu wilayah. Pada dasarnya analisis dampak ekonomi pariwisata menelusuri aliran uang dari
belanja wisatawan, yaitu: 1 penerimaan dari penjualan produk wisata tiket masuk taman nasional, hotel, campground, restoran, atraksi, transportasi dan retail
2 pendapatan masyarakat, 3 peluang pekerjaan, 4 pemerintah melalui berbagai pajak dan dan retribusi Fretchling 1987.
Stynes et al. 2000 menjelaskan bahwa pengaruh total pariwisata terhadap ekonomi wilayah merupakan penjumlahan dari dampak langsung direct effects,
dampak tidak langsung indirect effects dan dampak lanjutan induced effects. Dampak langsung selanjutnya lebih dikenal sebagai dampak primer, sedangkan
dampak tidak langsung dan lanjutan biasanya disebut dengan dampak sekunder. Dampak primer atau langsung adalah perubahan jumlah penjualan, pendapatan,
pekerjaan dan penerimaan pada usaha penerima awal pembelanjaan pengunjung, misalnya kenaikan jumlah wisatawan yang menginap di hotel-hotel akan langsung
menghasilkan kenaikan penjualan di sektor perhotelan. Tambahan penjualan yang diterima hotel-hotel dan perubahan pembayaran yang dilakukan hotel-hotel untuk
upah dan gaji karyawan, pajak dan kebutuhan barang dan jasa. Terdapat dua jenis pengaruh sekunder, yaitu dampak tidak langsung dan dampak ikutan. Dampak
tidak langsung adalah perubahan jumlah penjualan, pendapatan, pekerjaan dan penerimaan di sektor-sektor yang mensuplai barang dan jasa kepada komponen
usaha penerima awal pembelanjaan pengunjung. Sedangkan dampak ikutan adalah perubahan dalam aktivitas ekonomi wilayah yang dihasilkan oleh pembelanjaan
rumah tangga. Rumah tangga membelanjakan pendapatannya yang bersumber dari upah atau gaji diberbagai komponen usaha yang dipengaruhi oleh keberadaan
pariwisata. Menurut Murphy 1985 ukuran multiplier merupakan komponen penting
dalam memperkirakan dampak ekonomi pariwisata bagi masyarakat, karena merefleksikan seberapa besar pengaruh dari setiap pembelanjaan pengunjung
berada di dalam sistem ekonomi wilayah sebelum mengalami kebocoran. Efek
13 pengganda uang terus sampai akhirnya kebocoran dari ekonomi melalui
pembelian barang dari negara lain impor.
2.8 Persepsi