Nilai Ekonomi Kawasan Wisata Gunung Bunder

40 Gunung Bunder akan mengalami peningkatan sebesar 0.42 kali kunjungan . Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang menunjukkan bahwa umur mempunyai pengaruh yang searah dengan frekuensi kunjungan. Nilai koefisen yang bertanda positif menunjukkan bahwa semakin dewasa umur seseorang akan meningkatkan pengalaman menuju akses ke tempat wisata. Lokasi kawasan wisata Gunung Bunder yang berada di pegunungan cukup membutuhkan waktu untuk mencapainya. Kondisi alam terbuka dan medan yang cukup menantang menjadi salah satu faktor yang menjadi alasan bahwa semakin dewasa seseorang maka aktifitas yang dilakukan pun akan semakin beragam sehingga akan memberikan peluang rata-rata frekuensi kunjungan. 3. Jarak Variabel jarak tempuh merupakan variable yang dilihat berdasarkan jarak dari tempat tinggal pengunjung ke lokasi wisata dengan satuan km. Variabel jarak tempuh berpengaruh secara signifikan pada taraf uji sebesar 5 dengan memiliki tanda negatif dan memiliki arti apabila terjadi peningkatan jarak sebesar 10 km, maka rata-rata frekuensi kunjungan ke kawasan wisata Gunung Bunder akan mengalami penurunan sebesar 1.2 kali kunjungan. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal bahwa semakin jauh jarak tempat tinggal pengunjung maka akan semakin menurunkan peluang rata-rata frekuensi kunjungan. Berdasarkan kondisi di lapang rata-rata pengunjung berasal dari wilayah bogor yang dekat dengan lokasi wisata., sebaiknya promosi mengenai kawasan wisata Gunung Bunder diharapkan dapat ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan kunjungan pengunjung yang berasal dari wilayah luar bogor.

6.2 Nilai Ekonomi Kawasan Wisata Gunung Bunder

Nilai ekonomi kawasan wisata gunung bunder dapat di estimasi dengan menggunanakan travel cost method. Metode travel cost method merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui nilai kegunaan use value dari sumberdaya alam Fauzi 2006. Perhitungan travel cost method dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu dengan zonal travel cost method dan individual travel cost method. Pendekatan yang dilakukan untuk menentukkan nilai ekonomi yang dilakukan di kawasan wisata Gunung Bunder adalah dengan individual 41 travel cost method. Nilai ekonomi dapat diestimasi dengan menentukkan surplus konsumen terlebih dahulu yaitu dengan cara mengkuadratkan jumlah kunjungan responden dalam satu tahun terakhir kemudian dibagi dengan dua dikalikan koefsien biaya perjalanan. Jumlah kunjungan responden gunung bunder adalah sebanyak 173 kali kunjungan Lampiran 7. Koefisien biaya perjalanan akan lebih akurat maka dengan melakukan analisis regresi antara jumlah kunjungan dan biaya perjalanan. Berdasarkan analisis regresi didapatkan nilai sebagai berikut : Y = 2.57 – 0.0000094 X1 Keterangan : Y = Jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan wisata Gunung Bunder satu tahun terakhir kali kunjungan X1 = Biaya perjalanan individu ke kawasan wsiata Gunung Bunder Rp Koefisien biaya perjalanan menunjukkan nilai dari surplus konsumen, kemudian untuk mendapatkan nilai ekonomi maka nilai surplus konsumen tersebut dikalikan dengan jumlah kunjungan pengunjung gunung bunder pada tahun 2012. Perhitungan nilai ekonomi kawasan wisata Gunung Bunder dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Perhitungan nilai ekonomi kawasan wisata Gunung Bunder Keterangan Nilai Satuan Jumlah responden a 80 Orang Jumlah kunjungan responden b 173 KaliTahun Jumlah kunjungan tahun 2012 c 27 500 KaliTahun Koefisien biaya perjalanan d 0.0000094 Satuan Surplus konsumen e = b 2 2d 1 591 968 085 Rupiah Surplus konsumenindividukunjungan f = eab 115 027 Rupiah Nilai ekonomi g = f x c 3 163 231 383 Rupiah Sumber : Data primer, diolah 2013 Nilai WTP atau surplus konsumen per individu ke Kawasan Wisata Gunung Bunder adalah sebesar Rp 115 027 per kunjungan sehingga diperoleh nilai ekonomi sebesar Rp 3 163 231 383. Nilai tersebut menunjukkan bahwa daya tarik Kawasan Wisata Gunung Bunder berupa keindahan alam dan udara yang sejuk dapat memberikan manfaat intangible sebagai penghasil jasa wisata. Berdasarkan perhitungan menunjukkan bahwa nilai ekonomi kawasan wisata gunung bunder memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga keberadaan kawasan wisata Gunung Bunder perlu dipertahankan. Oleh karena itu untuk menjaga kelestarian dan keberlangsungan wisata yang telah dinilai memberikan manfaat yang besar maka kawasan wisata Gunung Bunder harus tetap dijaga dengan memperhatikan unsur- 42 unsur keberlanjutan sesuai dengan prinsip ekowisata dan konservasi mengingat saat ini kawasan wisata Gunung Bunder telah masuk ke dalam kawasan TNGHS.

6.3 Dampak Ekonomi