3 komunikasi dengan banyak pihak terkait wisata juga memberikan nilai tambah
dalam menjaga lingkungan. Dampak negatif yang mungkin terjadi dengan adanya keberadaan kawasan wisata adalah rusaknya sumber-sumber hayati ataupun
tercemarnya lingkungan di sekitar kawasan wisata Yoeti 2008. Status pengelolaan kawasan wisata Gunung Bunder yang saat ini dikelola
oleh taman nasional mempunyai fungsi untuk perlindungan dan pemeliharaan keanekaragaman hayati dan konservasi sumberdaya alam. Berdasarkan kondisi
tersebut, penelitian mengenai pengembangan wisata di Gunung Bunder saat ini perlu dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran pengembangan
yang dapat dilakukan di kawasan wisata Gunung Bunder. Pengembangan tersebut dapat diamati melalui pendekatan ekonomi sehingga perlu diketahui bagaimana
nilai dan dampak ekonomi kawasan wisata Gunung Bunder untuk mengetahui pengambilan keputusan yang seharusnya dilakukan bagi pengelolaan kawasan
wisata Gunung Bunder agar tetap lestari dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
1.2 Perumusan Masalah
Kawasan wisata Gunung Bunder sebelumnya merupakan kawasan hutan produksi dan hutan lindung yang dikelola oleh Perum Perhutani unit III Jawa
Barat dan Banten. Pada tahun 2003, kawasan wisata Gunung Bunder termasuk ke dalam kawasan perluasan TNGHS sehingga pengembangan wisata yang
dilakukan harus berada pada koridor konservasi. Hal ini dilakukan untuk mendukung keberlanjutan dan kelestarian sumber daya alam yang ada di lokasi
wisata. Berdasarkan kondisi tersebut kawasan wisata Gunung Bunder saat ini berada dalam zona pemanfaatan yang merupakan bagian dari kawasan taman
nasional dimana letak, kondisi dan potensi alamnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan parwisata alam dan jasa lingkungan.
Keberadaan kawasan wisata Gunung Bunder yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati, panorama alam pegunungan yang indah, dan iklim yang
sejuk. Potensi kawasan Gunung Bunder menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang berkunjung. Potensi obyek wisata yang ditawarkan di kawasan wisata
Gunung Bunder diantaranya: 1 camping ground; 2 pendakian Kawah Ratu; dan
4 3 Curug Cihurang. Adanya potensi yang menjadi daya tarik bagi wisatawan
tersebut tidak hanya diharapkan dapat terjaga kelestariannya namun juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu,
perhitungan manfaat ekonomi dari keberadaan kawasan wisata Gunung Bunder perlu dilakukan. Manfaat yang ditimbulkan dari adanya keberadaan wisata
Gunung Bunder dapat dilihat dari adanya aktivitas wisatawan yang berkunjung. Oleh karena itu penting bagi pengelola untuk mengetahui karakteristik wisatawan
yang berkunjung sehingga dapat diketahui informasi mengenai karakteristik pengunjung yang dapat menjadi acuan untuk pengambilan keputusan selanjutnya.
Secara umum penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi nilai dan dampak ekonomi yang ditimbulkan dari adanya kawasan wisata Gunung Bunder. Secara
khusus penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana prospek pengembangan wisata dari adanya perubahan status kawasan Gunung Bunder menjadi TNGHS.
Berdasarkan masalah-masalah yang telah diuraikan diatas maka pertanyaan yang muncul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi fungsi
permintaan kawasan wisata Gunung Bunder ? 2.
Bagaimana estimasi dari nilai ekonomi yang ditimbulkan dari adanya kegiatan wisata di kawasan wisata Gunung Bunder setelah perluasan
TNGHS ? 3.
Bagaimana estimasi dampak ekonomi yang timbul dari adanya kegiatan wisata di kawasan wisata Gunung Bunder terhadap masyarakat sekitar ?
4. Bagaimana prospek pengembangan kawasan wisata Gunung Bunder pasca
perluasan TNGHS ?
1.3 Tujuan Penelitian