67 konsinyasi dilakukan perusahaan hanya kepada para pengecer yang berada di
Kota Bogor dengan jangka waktu pembayaran adalah satu bulan. Sedangkan agen yang berada di luar Kota Bogor harus membayar produk yang dipesan
secara tunai. Hal ini merupakan salah satu strategi yang diterapkan perusahaan untuk mengurangi resiko pembayaran macet.
4 Promosi Promotion
Menurut Umar 1999, pemasaran tidak hanya membicarakan produk, harga produk dan pendistribusian produk, tetapi juga mengkomunikasikan produk
ini kepada masyarakat agar produk dikenal dan akhirnya melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh
perusahaan dalam memasarkan produknya yaitu melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen dengan membuka stan di tempat-tempat strategis
seperti di Lapangan Pemda Cibinong dan Taman Yasmin, serta melakukan promosi penjualan melalui web atau situs perusahaan. Selain itu, perusahaan
juga mengikuti pameran yang diinformasikan oleh dinas-dinas terkait seperti Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Bogor.
6.1.3. Keuangan dan Akuntansi
Untuk menjalankan suatu usaha atau mendirikan sebuah perusahaan diperlukan sejumlah modal. Modal ini tidak hanya berupa sejumlah uang tunai
tetapi juga termasuk lahan, bangunan, dan alat-alat produksi yang dimiliki oleh perusahaan. Modal yang digunakan dapat berasal dari modal sendiri maupun
berasal dari pinjaman kepada pihak lain. CV Agrifamili Renanthera menggunakan modal sendiri untuk mendirikan dan menjalankan usahanya selama ini. Hal ini
dikarenakan pada awal pendirian usaha, kapasitas produksi CV Agrifamili Renanthera masih sangat kecil.
Untuk mengembangkan usahanya, pemilik berencana mengajukan pinjaman kepada pihak bank untuk mendapatkan sejumlah modal. Pinjaman ini
akan digunakan untuk membangun lokasi baru di lahan yang dimiliki perusahaan dan membeli mesin pengemas yang lebih modern. Hal ini merupakan upaya
perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi.
68 Salah satu kelemahan usaha yang berskala kecil dan menengah, termasuk
di dalamnya adalah CV Agrifamili Renanthera yaitu keterbatasan dalam pengelolaan keuangan dan pembukuan secara rapi dan baik. Saat ini, laporan
keuangan yang dibuat perusahaan hanya sebatas pada catatan penerimaan dan pengeluaran yang dibuat dalam bentuk arus kas yang masih sederhana.
6.1.4. Produksi dan Operasi
Ketersediaan dan akses terhadap bahan baku sangat diperlukan dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan. Lokasi perusahaan yang strategis tidak
hanya memudahkan perusahaan dalam pemasaran produk tetapi juga memudahkan perusahaan untuk memenuhi ketersediaan bahan baku karena
mempermudah dalam pendistribusian bahan baku menuju lokasi produksi. Dalam proses produksi oriental coffee digunakan bahan-bahan, antara lain bahan baku
utama, bahan baku pendukung, bahan bakar, dan kemasan. Bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi red bark dan
vitacino adalah kopi jenis Toraja. Bahan baku utama ini diperoleh perusahaan dari supplier asal Bogor dan Sukabumi. Pembelian bahan baku ini seluruhnya
dilakukan secara tunai oleh perusahaan. Hal ini merupakan cara yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan hubungan kerjasama yang baik dengan pemasok.
Bahan baku pendukung yang digunakan antara lain bahan herbal jahe merah, pala, pegagan, kencur, lada hitam gula industri, krim, coklat. Bahan baku
pendukung ini diperoleh perusahaan dari beberapa pasar di puat Kota Bogor seperti Pasar Bogor dan Pasar Anyar. Sedangkan jahe merah berasal dari supplier
di Lampung, pala di pasok dari Ciapus Bogor, kencur dan lada hitam diperoleh dari Kemang atau Kebon Jati Bogor, serta pegagan diperoleh dari Cisarua.
Secara umum perusahaan tidak menghadapi hambatan dan kesulitan yang berarti dalam memperoleh bahan baku baik bahan baku utama maupun bahan
baku pendukung. Sedangkan bahan bakar yang digunakan dalam proses produksi adalah gas dan minyak tanah. Perusahaan mempunyai tiga unit kompor yang
digunakan untuk proses produksi, dua diantaranya menggunakan bahan bakar minyak tanah sedangkan satu unit lagi menggunakan bahan bakar gas.
69 Selain bahan-bahan di atas, proses produksi juga membutuhkan kemasan
untuk mengemas produk yang dihasilkan. Jenis kemasan yang digunakan adalah kemasan aluminium foil yang berbentuk sachet. Kemudian untuk kemasan
luarnya atau kemasan sekunder digunakan plastik. Pada kemasan sachet, tercantum merek, nomor PIRT dari Dinas Kesehatan, label halal dari MUI, berat
bersih netto, komposisi bahan baku, nama perusahaan, lokasi produksi dan cara penyajian.
Teknologi yang digunakan perusahaan dalam memproduksi red bark dan vitacino masih tergolong semi modern sehingga proses produksi membutuhkan
waktu yang cukup lama. Oleh karena itu,
perusahaan belum dapat mengoptimalkan kapasitas produksi yang dimiliki. Proses produksi dilakukan
dalam beberapa tahap, sehingga untuk memproduksi produk secara keseluruhan untuk menjadi satu sachet red bark atau vitacino memerlukan waktu lebih dari
satu hari. Kapasitas produksi yang belum optimal ini merupakan salah satu penyebab perusahaan belum mampu memenuhi seluruh permintaan konsumen.
Adapun alur proses produksi oriental coffee dapat dilihat pada Gambar 7. 1 Proses Pencucian Cleaner dan Penumbukan
Setiap bahan baku yang telah sesuai standar disortasi dimasukkan ke dalam bak penampungan. Kemudian cuci hingga bersih dengan air mengalir, bilas
minimal tiga kali dan tiriskan hingga kering pastikan tidak ada kotoran yang tersisa supaya bahan baku benar-benar bersih. Masukkan setiap jenis bahan
baku yang sudah bersih ke dalam bak penampungan untuk dilakukan proses penumbukan. Tumbuk setiap jenis bahan baku yang sudah bersih tersebut
hingga setiap jenis bahan baku tersebut terbelah, untuk memudahkan penyerapan sari-sari yang terkandung di dalamnya.
2 Proses Perebusan Pastikan panci stainless steel benar-benar bersih dari sisa-sisa perebusan
sebelumya. Didihkan air terlebih dahulu, kemudian masukan setiap jenis bahan baku ke dalam air yang sudah mendidih dengan perbandingan bahan
baku dan air adalah 1:4. Rebus setiap jenis bahan baku selama 30 menit dalam keadaan tertutup dan mendidih. Kemudian air rebusan disaring menggunakan
kawat kasa 30-40 mesh, lalu diendapkan minimal selama satu jam, maksimal
70 tiga jam dalam keadaan tertutup. Ambil bagian cairannya secara hati-hati,
kemudian saring menggunakan kain kasa kain saring ukuran 180-200 mesh. Cairan hasil saringan digunakan untuk proses ekstraksi.
3 Proses Ektraksi Pastikan panci stainless steel benar-benar bersih dari sisa-sisa proses ekstraksi
sebelumnya. Masukan cairan hasil penyaringan dalam proses perebusan sebelumnya ke dalam panci stainless steel kemudian panaskan dengan suhu
80-90 ºC jangan sampai mendidih sambil terus diaduk sampai tersisia 75 persen. Setelah agak mengental tambahkan gula pasir sebagai katalisator
dengan perbandingan satu kg bahan segar berbanding 0,75 kg gula pasir sambil diaduk hingga cairan mulai agak mengental yang tandai dengan
munculnya aroma khas bahan baku dan tidak menyatu lagi dengan adonan sekitarnya. Angkat dari perapian, aduk secara intensif sampai adonan betul-
betul menjadi serbuk. 4 Proses Penyeragaman Serbuk
Gunakan saringan tepung dengan ukuran 30-40 mesh pastikan alat yang digunakan untuk mengayak benar-benar bersih dan kering. Masukan serbuk
hasil ekstraksi setiap jenis bahan baku dan lakukan proses pengayakan. Pisahkan serbuk yang tidak lolos dari saringan, untuk digiling menggunakan
mesin penumbuk disk mill dan lakukan pengayakan ulang. Gabungkan hasil ayakan pertama dan hasil disk mill agar menjadi homogen. Simpan serbuk
yang sudah halus ke dalam tempat penampungan atau kemasan yang bersih dan kering. Simpan dalam ruang penyimpanan dengan suhu 25-30ºC suhu
ruang dan tidak lembab. 5 Proses Pencampuran mixing
Pastikan alat mixer bersih dan kering serta bebas dari sisa-sia mixing sebelumnya. Masukkan semua jenis bahan baku yang sudah berbentuk serbuk
halus ke dalam alat pencampuran sesuai dengan komposisi masing-masing jenis produk. AFRQAOSA.3, aduk hingga semua bagian merata selama
satu jam. Masukkan ke dalam bak penampungan dalam keadaan bersih dan kering sesuai dengan pengelompokkan jenis produk.
71 6 Proses Pengemasan
Gunakan bahan alumunium foil yang sudah diberi label sesuai kelompok jenis produk pastikan kondisi kemasan dalam keadaan bersih dan kering.
Masukan serbuk hasil mixing sesuai dengan pengelompokan jenis produk masing-masing red bark atau vitacino dengan berat 25 gram per sachet
pastikan berat bersih netto per sachet menggunakan timbangan dengan ketelitian satu gram. Kemasan ditutup rapat menggunakan mesin sealer
pastikan kemasan benar-benar rapat atau tidak bocor. Hasil pengemasan yang sudah memenuhi standar dikumpulkan sesuai dengan kelompok jenis
produk red bark atau vitacino. Kemudian hasil pengemasan primer ini akan dikemas lagi menggunakan plastik.
Gambar 7. Alur Proses Produksi Oriental Coffee
Sumber : CV Agrifamili Renanthera Ekstraksi
Pengemasan Penyeragaman Serbuk
Tester Pencampuran mixing
Penimbangan Pencucian
Sortasi Bahan Baku
72
6.1.5. Sumberdaya Manusia