Perumusan Masalah Strategi Pengembangan Usaha Minuman Kopi Herbal Instan “Oriental Coffee” Pada CV Agrifamili Renanthera, Bogor

5 Gaya hidup sehat ini dapat mengimbangi pola hidup praktis yang tanpa disadari dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan tubuh karena sebagian besar produk instan yang ditawarkan menggunakan bahan-bahan tambahan yang serba kimiawi seperti bahan pengawet, bahan pewarna, dan pemanis buatan. Salah satu alternatif untuk mengganti penggunaan bahan kimia tersebut adalah dengan menggunakan bahan-bahan alami sesuai dengan konsep back to nature. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tren perkembangan dalam suatu industri termasuk industri pengolahan kopi yang menawarkan minuman kopi herbal. 2 Salah satu perusahaan yang menghasilkan produk minuman kopi herbal instan oriental coffee dan terdaftar di Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Bogor adalah CV Agrifamili Renanthera. Perusahaan ini mulai memproduksi kopi herbal instan pada bulan Juni 2008 dengan merek red bark dan vitacino. Perbedaan dari kedua produk tersebut terletak pada campuran krimsusu dan cokelat yang hanya terdapat pada produk vitacino. Sedangkan red bark hanya terdiri dari biji kopi dan tambahan bahan-bahan herbal.

1.2. Perumusan Masalah

Seiring dengan meningkatnya konsumsi kopi olahan oleh masyarakat berdampak pada bermunculannya produsen kopi olahan. Berdasarkan data Capricorn Indonesia Consult dalam Lembaga Riset Perkebunan Indonesia, pada tahun 2007 terdapat 484 produsen kopi di Indonesia yang masih aktif. Sedangkan di Kota Bogor sendiri terdapat 38 produsen yang bergerak dalam industri hilir kopi Dipperindagkop Kota Bogor 2008 Produk minuman kopi olahan yang beredar di pasar selalu menawarkan keunikan dengan berbagai inovasi yang dilakukan. Produsen tidak hanya menawarkan kopi olahan dalam bentuk kopi bubuk melainkan minuman kopi instan yang siap saji. Misalnya saja PT Santos Jaya Abadi yang memiliki beberapa merek produk minuman kopi instan antara lain ABC, kapal api, dan Good Day. Perusahaan melakukan inovasi pada produk-produk yang dihasilkan, tidak hanya menghasilkan kopi 2in1 kopi + gula tapi saat ini perusahaan juga menghasilkan 2 Anonim. 2009. Back to Nature : Hidup Sehat dengan Herbal. http:www.indoroyal.com. [11 Agustus 2009]. 6 produk kopi 3in1 kopi + gula + susukrim. Selain itu, pada merek Good Day ditawarkan dalam berbagai macam rasa antara lain moccacino, vanilla latte, carrebian nut, original coffee, dan lain sebagainya. PT Nestle Beverage Indonesia dan PT Sari Incofood juga melakukan inovasi yang sama dengan menawarkan produk masing-masing dengan merek nescafe 3in1 dan indocafe. Banyaknya perusahaan yang bergerak dalam industri kopi instan membuat kondisi persaingan semakin ketat. CV Agrifamili Renanthera merupakan perusahaan yang memproduksi minuman kopi instan 4in1 kopi herbal di Kota Bogor. Perusahaan ini belum lama memproduksi minuman kopi herbal instan dan masih menggunakan alat-alat produksi yang semi modern, sehingga skala produksinya belum dapat mencapai target produksi yang telah ditentukan yaitu 15.000 sachet per bulan untuk masing-masing produk. Berikut merupakan data hasil produksi minuman instan kopi herbal “oriental coffee” vitacino dan red bark dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Data Hasil Produksi Minuman Kopi Herbal Instan “Oriental Coffee” sachet Waktu Produksi Red bark Vitacino Juni 2008 5.000 10.260 Juli 2008 3.800 9.720 Agustus 2008 2.750 10.800 September 2008 750 5.040 Oktober 2008 2.150 7.020 November 2008 1.850 8.640 Desember 2008 5.500 9.180 Januari 2009 2.350 10.260 Februari 2009 2.000 10.800 Maret 2009 2.494 11.340 April 2009 2.850 9.650 Mei 2009 1.500 11.718 Sumber : CV Agrifamili Renanthera, 2009 Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah produksi dari oriental coffee masih belum stabil. Jumlah produksi red bark terbesar adalah sebesar 5.000 sachet yang terjadi pada bulan Juni 2008 dan jumlah produksi vitacino terbesar 7 adalah sebesar 11.718 sachet yang terjadi pada bulan Mei 2009. Sedangkan jumlah produksi terkecil dari red bark dan vitacino, masing-masing sebesar 750 sachet yang terjadi pada bulan September 2008 dan 5.040 sachet yang juga terjadi pada bulan September 2008. Jumlah produksi yang masih belum stabil ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya keterbatasan modal usaha yang dimiliki perusahaan seperti investasi alat-alat produksi, khususnya alat pengemas untuk kemasan alumunium yang dapat mengemas produk dengan jumlah banyak dalam satu kali waktu pengemasan. Saat ini perusahaan menggunakan kemasan dalam bentuk lembaran berbahan kertas foto yang dipesan dari perusahaan lain dengan harga yang lebih tinggi daripada harga kemasan alumunium. Hal ini secara langsung berpengaruh terhadap kapasitas produksi perusahaan. Saat ini kapasitas produksi perusahaan adalah sebesar 10.000 sachet per bulan. Kapasitas perusahaan yang masih terbatas ini menjadi salah satu faktor perusahaan belum dapat memenuhi seluruh permintaan pasar. Saat ini perusahaan hanya mampu memenuhi permintaan pasar sebesar 70 persen dari total seluruh permintaan. Sedangkan 30 persen rata-rata permintaan setiap bulannya belum dapat dipenuhi oleh perusahaan. Permintaan ini sebagian besar berasal dari konsumen yang membeli produk secara langsung. Sedangkan kelebihan permintaan dari agen tetap perusahaan yang jumlahnya cukup besar, diatasi perusahaan dengan menarik barang yang belum terjual dan sekiranya tidak dapat dijual dalam waktu dekat dari agen yang membeli secara konsinyasi. Hal ini menjadi salah satu strategi perusahaan untuk mengatasi kelebihan permintaan dan mengalokasikan produk agar dapat terjual. Selain jumlah produksi, penjualan produk oriental coffee ini juga dinilai masih belum stabil. Hal ini dikarenakan jumlah produk yang dapat dijual perusahaan masih fluktuatif dan perusahaan juga belum dapat mencapai target penjualan yang telah ditetapkan yaitu 15.000 sachet per bulan dengan penambahan sepuluh persen tiap bulannya untuk masing-masing produk. Data penjualan produk oriental coffee red bark dan vitacino dapat dilihat pada Lampiran 1. 8 Penjualan produk “oriental coffee” masih belum stabil setiap bulannya. Pada penjualan pertama bulan Juni 2008, perusahaan mampu menjual 11.790 sachet yaitu 8.710 sachet vitacino dan 3.080 sachet red bark. Penjualan tertinggi terjadi pada bulan Desember 2008 yaitu sebanyak 16.180 sachet, 11.070 sachet untuk vitacino dan 5.110 sachet untuk red bark. Sedangkan penjualan terendah terjadi pada bulan September 2008, perusahaan hanya mampu menjual produk sebanyak 5.250 sachet yaitu 4.250 sachet untuk vitacino dan 1.000 sachet untuk red bark Lampiran 1. Selain masalah ketidakstabilan jumlah produksi dan penjualan, perusahaan juga memiliki masalah dalam manajemen secara keseluruhan. Masih ditemukan tumpang tindih pekerjaan dalam kegiatan perusahaan. Walaupun hal ini belum terlalu berpengaruh untuk saat ini, namun dalam upayanya mengembangkan usaha, perusahaan harus mampu mengatasi permasalahan manajemen ini agar tidak menjadi masalah yang besar bagi perusahaan. Melihat berbagai permasalahan yang ada, CV Agrifamili Renanthera memerlukan suatu perancangan strategi yang tepat dalam upayanya mengembangkan usaha dan bertahan dalam persaingan yang semakin ketat, serta menghadapi lingkungan yang dinamis. Strategi pengembangan usaha yang sesuai bagi CV Agrifamili Renanthera adalah strategi yang diformulasikan dengan tepat ketika perusahaan mampu memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang dimiliki serta menghadapi peluang dan menghindari ancaman yang ada. Untuk merumuskan strategi yang efektif maka dibutuhkan serangkaian proses analisis internal dan eksternal untuk mengidentifikasi variabel-variabel kunci yang berkaitan erat dengan pengembangan usaha bagi perusahaan ke depan. Berdasarkan kondisi yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang dihadapi oleh CV Agrifamili Renanthera, yaitu : 1 Apa saja faktor-faktor internal perusahaan yang dapat digunakan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan ? 2 Apa saja faktor-faktor eksternal perusahaan yang dapat digunakan untuk menentukan peluang dan ancaman perusahaan ? 3 Bagaimanakah alternatif dan prioritas strategi yang sebaiknya diterapkan untuk mengembangkan usaha CV Agrifamili Renanthera ? 9

1.3. Tujuan Penelitian