Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Jahe Merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV. Hanabio Bogor

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN

JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum)

CV.HANABIO - BOGOR

Disusun Oleh :

SYAIFUL HABIB

A 14105713

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008


(2)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN

JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum)

CV. HANABIO - BOGOR

DISUSUN OLEH : SYAIFUL HABIB

A 14105713

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008


(3)

SYAIFUL HABIB. Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Jahe

Merah (Zingiber officinale Linn. Var.rubrum) CV. Hanabio, Bogor. Di

bawah Bimbingan Yayah K. Wagiono.

Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumberdaya alam hayati. Salah satu sumber kekayaan tersebut adalah banyaknya jenis-jenis tanaman obat yang bersifat tradisional yang berada di alam dan tempat yang telah dibudidayakan oleh petani. Salah satu jenis tanaman obat yang telah dikenal luas oleh masyarakat akan khasiat dan manfaat serta bernilai ekonomis tinggi adalah Jahe. Komoditas jahe mempunyai rata-rata nilai permintaan terbesar di dalam Industri Tanaman Obat Indonesia (ITOI) yaitu sebesar 5000 ton per tahun dan sebagian besar komoditi ini digunakan sebagai bahan minuman kesehatan instan oleh berbagai industri.Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya merek produk minuman instan yang beredar dipasaran dan semakin berkembangnya penjualan minuman jamu tradisional.

Beberapa fakta di atas menunjukkan bahwa usaha di bidang tanaman obat khususnya jenis jahe yang telah diolah menjadi minuman instan memiliki potensi untuk dikembangkan. Usaha dengan skala kecil jika dikelola dengan baik akan menghasilkan manfaat yang sangat besar baik bagi petani jahe dan konsumen. Dengan lingkungan yang terus berubah, manajemen perusahaan perlu membentuk suatu prioritas dan alternatif strategi dengan melakukan identifikasi faktor internal dan eksternal yang bertujuan untuk mempertahankan keberadaan perusahaan.

Manajemen strategis dipandang sebagai usaha menajerial untuk mengembangkan kekuatan perusahaan dalam memanfaatkan peluang bisnis yang ada demi pencapaian tujuan perusahaan. Dengan adanya manajemen strategis yang diterapkan dengan baik akan menciptakan perusahaan yang terarah dalam menterjemahkan visi, misi, dan tujuan perusahaan.

Secara umum lingkungan perusahaan dapat dibagi menjadi dua yaitu lingkungan internal dengan komponen kekuatan (strengths) dan kelemahan

(weakness) dan lingkungan eksternal dengan komponen peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Metode pengolahan dan analisis data yang akan digunakan adalah dengan pendekatan konsep manajemen strategis dan metode analisis kualitatif. Data tersebut diolah secara deskriptif, sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan alat analisis IFE, EFE, SWOT dan QSPM.

Sebelumnya dilakukan tahapan dengan analisis tiga tahap perumusan strategi yaitu Tahap Input (Input Stage) dengan membuat matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks External Factor Evaluation (EFE). Kedua adalah Tahap Pencocokan (Matching Stage) untuk menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor internal dan eksternal yang telah dihasilkan pada tahap input. Pada tahap pencocokan ini digunakan alat analisis Internal-External (IE) dan Strength, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT). Untuk yang ketiga adalah Tahap Keputusan (Decision Stage). Tahap keputusan merupakan tahap yang terakhir untuk menentukan prioritas strategi yang terbaik yang akan dijalankan perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).

Pada analisis lingkungan internal pendekatan yang dilakukan dalam analisis lingkungan perusahaan secara umum adalah pendekatan fungsional. Lingkungan perusahaan yang dianalisis meliputi fungsi manajemen, pemasaran, keuangan,


(4)

kegiatan produksi dan operasi serta sumberdaya manusia. Sedangkan analisis lingkungan eksternal perusahaan yang dianalisis meliputi lingkungan jauh dan lingkungan industri.

Hasil dari matriks EFE menunujukkan peluang utama bagi perusahaan adalah wilayah kota Bogor yang sangat strategis dan merupakan daerah tujuan wisata mampu membangkitkan usaha di sektor makanan dan minuman (wisata kuliner), dengan skor total adalah 0,353. Sedangkan rata-rata rating yang diberikan pada peluang tersebut adalah 2 dan 3, hal tersebut menunjukkan bahwa faktor tersebut direspon cukup dan baik oleh perusahaan. Ancaman utama bagi perusahaan adalah adanya produk subtitusi atau pengganti dengan skor total adalah 0,318. Sedangkan rata-rata rating yang diberikan pada peluang tersebut adalah tiga, hal tersebut menunjukkan bahwa faktor tersebut direspon secara baik oleh perusahaan. Skor total rata-rata matriks EFE diperoleh nilai indeks kumulatif sebesar 2,550. Hal ini menunjukkan bahwa respon yang diberikan perusahaan dalam memanfaatkan peluang yang ada dan untuk mengatasi ancaman mendekati baik, karena angka 2,550 yang ditunjukkan oleh matriks EFE mendekati standar baik dengan bobot 3. Kekuatan utama yang dimiliki oleh perusahaan adalah keterampilan serta keuletan pemilik perusahaan dalam mengelola perusahaan dengan skor total 0,259. Kelemahan perusahaan yang dimiliki perusahaan adalah keterbatasan modal dengan nilai skor sebesar 0,240. Skor total matriks IFE adalah 3,037 hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sudah mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahannya dengan baik.

Skor total dari matriks EFE adalah 2,550 yang menggambarkan perusahaan berada dalam kondisi eksternal rata-rata atau sedang. Sedangkan untuk matriks IFE diperoleh skor total sebesar 3,037 yang menggambarkan perusahaan dalam kondisi kuat. Setelah dipadukan dengan matriks IE, maka posisi perusahaan pada matrik tersebut berada pada sel IV. Posisi ini menggambarkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi internal yang kuat dan eksternal yang sedang atau rata-rata. Artinya, peluang atau ancaman yang dihadapi perusahaan dalam kondisi sedang mampu diatasi oleh kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berada pada kondisi kuat. Strategi yang lazim digunakan untuk perusahaan yang berada pada sel IV adalah strategi tumbuh dan bina (growth and build), yaitu terdiri dari strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi

integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal).

Berdasarkan hasil analisis matriks QSPM, dapat terlihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan perusahaan adalah mempertahankan jaringan yang sudah ada dan meningkatkan jumlah distributor untuk pengembangan pasar dengan nilai TAS (Total Attractiveness Score) tertinggi yaitu 17,261. seluruh alternatif strategi dapat diperingkatkan sebagai berikut : mempertahankan jaringan yang sudah ada dan meningkatkan jumlah distributor untuk pengembangan pasar (17,261), memanfaatkan beberapa dukungan Pemerintah Kota Bogor dalam mengembangkan industri-industri skala rumah tangga dan pengajuan modal kerja untuk pembiayaan operasional (16,693), melakukan perbaikan sistem manajemen perusahaan (16,472), melakukan perencanaan produksi dan efisiensi biaya (15,930), melakukan bentuk penetrasi pasar yang lebih luas (14,554) dan menciptakan diversifikasi produk (13,885).


(5)

Judul : Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Jahe

Merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV. Hanabio Bogor Nama : Syaiful Habib

NRP : A 14105713

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Yayah K Wagiono, Mec NIP. 130.350.044

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Soepandi, M. Agr NIP. 131.124.019


(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH

(Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV. HANABIO-BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Agustus 2008

Syaiful Habib A 14105713


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Nganjuk, Jawa Timur pada tanggal 2 Juni 1984 dari keluarga Ibu Sunarti. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menempuh pendidikan formal mulai dari SD Regina Pacis 2 Surabaya tahun 1990-1996, selanjutnya di tempuh di SLTP Negeri 5 Surabaya tahun 1996-1998 (program akselerasi), kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 5 Surabaya pada tahun 1998-2001. Tahun 2001 penulis diterima di Fakultas Teknik Industri, Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) dan Tahun 2002 penulis diterima sebagai mahasiswa Diploma III Facultas Kehutanan dan pada Tahun 2005 penulis diterima sebagai mahasiswa Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Selama perkuliahan penulis aktif di berbagai organisasi Fakultas Pertanian yang antara lain di DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) dan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Penulis pernah menjadi asisten mata ajaran Fisiologi Pohon dan Silvikultur pada semester III dan semester IV di Program Diploma III. Penulis juga telah mengikuti Praktek Kerja Lapang tahun 2004 di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Sukabumi-Jawa Barat. Tahun 2008 penulis melakukan penelitian pada Industri Rumah Tangga di CV. Hanabio, Bogor.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, penulis melaksanakan penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Jahe Merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV. Hanabio-Bogor” di bawah bimbingan Ir. Yayah K Wagiono, Mec.


(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahi robbil’alamin, atas berkah, rahmat dan izin dari Allah SWT akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan waktu yang telah direncanakan. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada bagian ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada :

1. Ibunda tercinta, terima kasih atas do’a nya yang diberikan selama ini.

2. Ir. Yayah K Wagiono, Mec, terima kasih atas bimbingannya dalam penulisan skripsi ini.

3. Dr Ir Rita MSc terima kasih atas masukan dan sarannya yang membangun dalam kesempurnaan skripsi ini.

4. Divisi Lingkungan PT. Aneka Tambang Tbk, terima kasih atas waktu yang diberikan dalam rangka penyelesaian penelitian ini.

5. Dr. Ir. Handayani dan Dr. Ir. Nilam M.Sc, terima kasih atas dukungan, bantuan dan do’anya.

6. Teman-teman Manajemen Agribisnis Angkatan 13-14’.

Akhirnya, semoga amal baik Bapak/Ibu dan rekan-rekan sekalian mendapat kebaikan yang lebih besar dari Allah SWT. Amin.

Bogor, Agustus 2008


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...

ix

DAFTAR GAMBAR ...

xi

DAFTAR LAMPIRAN ...

xii

BAB I. PENDAHULUAN

... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...

10

2.1. Karakteristik Komoditas Jahe Secara Umum ... 10

2.2. Karakteristik Jahe Merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) ... 12

2.3. Standar Mutu Tanaman Obat Jahe (Zingiber officinale) ... 13

2.4. Definisi Agribisnis dan Agroindustri ... 14

2.5. Pengertian Industri... 15

2.6. Perusahaan Perorangan... 17

2.7. Konsep Manajemen Strategi ... 19

2.8. Konsep Strategi ... 21

2.9. Penelitian Terdahulu ... 21

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN ...

24

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 24

3.1.1. Visi, Misi dan Tujuan ... 24

3.1.2. Analisis Lingkungan Perusahaan... 25

3.1.3. Konsep Perumusan Strategi ... 31

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 34

BAB IV. METODE PENELITIAN ...

37

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 37

4.3. Metode dan Pengolahan Data ... 37

4.3.1. Analisis Deskriptif... 38

4.3.2. Analisis Tiga Tahap Perumusan Strategi ... 38


(10)

BAB V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...

49

5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 49

5.2. Lokasi dan Topografi ... 50

5.3. Struktur Organisasi ... 51

5.4. Sumberdaya Perusahaan ... 53

5.5. Proses Produksi Minuman Instan Jahe Merah ... 54

BAB VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN ... 57

6.1. Analisis Lingkungan Internal ... 57

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal ... 69

6.3. Identifikasi Faktor Lingkungan ... 77

BAB VII. FORMULASI STRATEGI DAN PEMILIHAN STRATEGI ...

85

7.1. Analisis Visi, Misi dan Tujuan ... 85

7.2. Analisis Matriks EFE dan IFE ... 85

7.2.1. Matriks External Factor Evaluation (EFE) ... 86

7.2.2. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ... 88

7.3. Formulasi Strategi ... 89

7.3.1. Matriks Internal External (IE) ... 89

7.3.2. Matriks SWOT... 91

7.4. Prioritas Strategi ... 98

7.5. Program Tindakan ... 100

BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ...

108

8.1. Kesimpulan ... 108

8.2. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ...

110


(11)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN

JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum)

CV.HANABIO - BOGOR

Disusun Oleh :

SYAIFUL HABIB

A 14105713

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008


(12)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN

JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum)

CV. HANABIO - BOGOR

DISUSUN OLEH : SYAIFUL HABIB

A 14105713

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008


(13)

SYAIFUL HABIB. Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Jahe

Merah (Zingiber officinale Linn. Var.rubrum) CV. Hanabio, Bogor. Di

bawah Bimbingan Yayah K. Wagiono.

Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumberdaya alam hayati. Salah satu sumber kekayaan tersebut adalah banyaknya jenis-jenis tanaman obat yang bersifat tradisional yang berada di alam dan tempat yang telah dibudidayakan oleh petani. Salah satu jenis tanaman obat yang telah dikenal luas oleh masyarakat akan khasiat dan manfaat serta bernilai ekonomis tinggi adalah Jahe. Komoditas jahe mempunyai rata-rata nilai permintaan terbesar di dalam Industri Tanaman Obat Indonesia (ITOI) yaitu sebesar 5000 ton per tahun dan sebagian besar komoditi ini digunakan sebagai bahan minuman kesehatan instan oleh berbagai industri.Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya merek produk minuman instan yang beredar dipasaran dan semakin berkembangnya penjualan minuman jamu tradisional.

Beberapa fakta di atas menunjukkan bahwa usaha di bidang tanaman obat khususnya jenis jahe yang telah diolah menjadi minuman instan memiliki potensi untuk dikembangkan. Usaha dengan skala kecil jika dikelola dengan baik akan menghasilkan manfaat yang sangat besar baik bagi petani jahe dan konsumen. Dengan lingkungan yang terus berubah, manajemen perusahaan perlu membentuk suatu prioritas dan alternatif strategi dengan melakukan identifikasi faktor internal dan eksternal yang bertujuan untuk mempertahankan keberadaan perusahaan.

Manajemen strategis dipandang sebagai usaha menajerial untuk mengembangkan kekuatan perusahaan dalam memanfaatkan peluang bisnis yang ada demi pencapaian tujuan perusahaan. Dengan adanya manajemen strategis yang diterapkan dengan baik akan menciptakan perusahaan yang terarah dalam menterjemahkan visi, misi, dan tujuan perusahaan.

Secara umum lingkungan perusahaan dapat dibagi menjadi dua yaitu lingkungan internal dengan komponen kekuatan (strengths) dan kelemahan

(weakness) dan lingkungan eksternal dengan komponen peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Metode pengolahan dan analisis data yang akan digunakan adalah dengan pendekatan konsep manajemen strategis dan metode analisis kualitatif. Data tersebut diolah secara deskriptif, sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan alat analisis IFE, EFE, SWOT dan QSPM.

Sebelumnya dilakukan tahapan dengan analisis tiga tahap perumusan strategi yaitu Tahap Input (Input Stage) dengan membuat matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks External Factor Evaluation (EFE). Kedua adalah Tahap Pencocokan (Matching Stage) untuk menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor internal dan eksternal yang telah dihasilkan pada tahap input. Pada tahap pencocokan ini digunakan alat analisis Internal-External (IE) dan Strength, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT). Untuk yang ketiga adalah Tahap Keputusan (Decision Stage). Tahap keputusan merupakan tahap yang terakhir untuk menentukan prioritas strategi yang terbaik yang akan dijalankan perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).

Pada analisis lingkungan internal pendekatan yang dilakukan dalam analisis lingkungan perusahaan secara umum adalah pendekatan fungsional. Lingkungan perusahaan yang dianalisis meliputi fungsi manajemen, pemasaran, keuangan,


(14)

kegiatan produksi dan operasi serta sumberdaya manusia. Sedangkan analisis lingkungan eksternal perusahaan yang dianalisis meliputi lingkungan jauh dan lingkungan industri.

Hasil dari matriks EFE menunujukkan peluang utama bagi perusahaan adalah wilayah kota Bogor yang sangat strategis dan merupakan daerah tujuan wisata mampu membangkitkan usaha di sektor makanan dan minuman (wisata kuliner), dengan skor total adalah 0,353. Sedangkan rata-rata rating yang diberikan pada peluang tersebut adalah 2 dan 3, hal tersebut menunjukkan bahwa faktor tersebut direspon cukup dan baik oleh perusahaan. Ancaman utama bagi perusahaan adalah adanya produk subtitusi atau pengganti dengan skor total adalah 0,318. Sedangkan rata-rata rating yang diberikan pada peluang tersebut adalah tiga, hal tersebut menunjukkan bahwa faktor tersebut direspon secara baik oleh perusahaan. Skor total rata-rata matriks EFE diperoleh nilai indeks kumulatif sebesar 2,550. Hal ini menunjukkan bahwa respon yang diberikan perusahaan dalam memanfaatkan peluang yang ada dan untuk mengatasi ancaman mendekati baik, karena angka 2,550 yang ditunjukkan oleh matriks EFE mendekati standar baik dengan bobot 3. Kekuatan utama yang dimiliki oleh perusahaan adalah keterampilan serta keuletan pemilik perusahaan dalam mengelola perusahaan dengan skor total 0,259. Kelemahan perusahaan yang dimiliki perusahaan adalah keterbatasan modal dengan nilai skor sebesar 0,240. Skor total matriks IFE adalah 3,037 hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sudah mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahannya dengan baik.

Skor total dari matriks EFE adalah 2,550 yang menggambarkan perusahaan berada dalam kondisi eksternal rata-rata atau sedang. Sedangkan untuk matriks IFE diperoleh skor total sebesar 3,037 yang menggambarkan perusahaan dalam kondisi kuat. Setelah dipadukan dengan matriks IE, maka posisi perusahaan pada matrik tersebut berada pada sel IV. Posisi ini menggambarkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi internal yang kuat dan eksternal yang sedang atau rata-rata. Artinya, peluang atau ancaman yang dihadapi perusahaan dalam kondisi sedang mampu diatasi oleh kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berada pada kondisi kuat. Strategi yang lazim digunakan untuk perusahaan yang berada pada sel IV adalah strategi tumbuh dan bina (growth and build), yaitu terdiri dari strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi

integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal).

Berdasarkan hasil analisis matriks QSPM, dapat terlihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan perusahaan adalah mempertahankan jaringan yang sudah ada dan meningkatkan jumlah distributor untuk pengembangan pasar dengan nilai TAS (Total Attractiveness Score) tertinggi yaitu 17,261. seluruh alternatif strategi dapat diperingkatkan sebagai berikut : mempertahankan jaringan yang sudah ada dan meningkatkan jumlah distributor untuk pengembangan pasar (17,261), memanfaatkan beberapa dukungan Pemerintah Kota Bogor dalam mengembangkan industri-industri skala rumah tangga dan pengajuan modal kerja untuk pembiayaan operasional (16,693), melakukan perbaikan sistem manajemen perusahaan (16,472), melakukan perencanaan produksi dan efisiensi biaya (15,930), melakukan bentuk penetrasi pasar yang lebih luas (14,554) dan menciptakan diversifikasi produk (13,885).


(15)

Judul : Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Jahe

Merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV. Hanabio Bogor Nama : Syaiful Habib

NRP : A 14105713

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Yayah K Wagiono, Mec NIP. 130.350.044

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Soepandi, M. Agr NIP. 131.124.019


(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH

(Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV. HANABIO-BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Agustus 2008

Syaiful Habib A 14105713


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Nganjuk, Jawa Timur pada tanggal 2 Juni 1984 dari keluarga Ibu Sunarti. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menempuh pendidikan formal mulai dari SD Regina Pacis 2 Surabaya tahun 1990-1996, selanjutnya di tempuh di SLTP Negeri 5 Surabaya tahun 1996-1998 (program akselerasi), kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 5 Surabaya pada tahun 1998-2001. Tahun 2001 penulis diterima di Fakultas Teknik Industri, Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) dan Tahun 2002 penulis diterima sebagai mahasiswa Diploma III Facultas Kehutanan dan pada Tahun 2005 penulis diterima sebagai mahasiswa Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Selama perkuliahan penulis aktif di berbagai organisasi Fakultas Pertanian yang antara lain di DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) dan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Penulis pernah menjadi asisten mata ajaran Fisiologi Pohon dan Silvikultur pada semester III dan semester IV di Program Diploma III. Penulis juga telah mengikuti Praktek Kerja Lapang tahun 2004 di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Sukabumi-Jawa Barat. Tahun 2008 penulis melakukan penelitian pada Industri Rumah Tangga di CV. Hanabio, Bogor.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, penulis melaksanakan penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Jahe Merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV. Hanabio-Bogor” di bawah bimbingan Ir. Yayah K Wagiono, Mec.


(18)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahi robbil’alamin, atas berkah, rahmat dan izin dari Allah SWT akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan waktu yang telah direncanakan. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada bagian ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada :

1. Ibunda tercinta, terima kasih atas do’a nya yang diberikan selama ini.

2. Ir. Yayah K Wagiono, Mec, terima kasih atas bimbingannya dalam penulisan skripsi ini.

3. Dr Ir Rita MSc terima kasih atas masukan dan sarannya yang membangun dalam kesempurnaan skripsi ini.

4. Divisi Lingkungan PT. Aneka Tambang Tbk, terima kasih atas waktu yang diberikan dalam rangka penyelesaian penelitian ini.

5. Dr. Ir. Handayani dan Dr. Ir. Nilam M.Sc, terima kasih atas dukungan, bantuan dan do’anya.

6. Teman-teman Manajemen Agribisnis Angkatan 13-14’.

Akhirnya, semoga amal baik Bapak/Ibu dan rekan-rekan sekalian mendapat kebaikan yang lebih besar dari Allah SWT. Amin.

Bogor, Agustus 2008


(19)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...

ix

DAFTAR GAMBAR ...

xi

DAFTAR LAMPIRAN ...

xii

BAB I. PENDAHULUAN

... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...

10

2.1. Karakteristik Komoditas Jahe Secara Umum ... 10

2.2. Karakteristik Jahe Merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) ... 12

2.3. Standar Mutu Tanaman Obat Jahe (Zingiber officinale) ... 13

2.4. Definisi Agribisnis dan Agroindustri ... 14

2.5. Pengertian Industri... 15

2.6. Perusahaan Perorangan... 17

2.7. Konsep Manajemen Strategi ... 19

2.8. Konsep Strategi ... 21

2.9. Penelitian Terdahulu ... 21

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN ...

24

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 24

3.1.1. Visi, Misi dan Tujuan ... 24

3.1.2. Analisis Lingkungan Perusahaan... 25

3.1.3. Konsep Perumusan Strategi ... 31

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 34

BAB IV. METODE PENELITIAN ...

37

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 37

4.3. Metode dan Pengolahan Data ... 37

4.3.1. Analisis Deskriptif... 38

4.3.2. Analisis Tiga Tahap Perumusan Strategi ... 38


(20)

BAB V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...

49

5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 49

5.2. Lokasi dan Topografi ... 50

5.3. Struktur Organisasi ... 51

5.4. Sumberdaya Perusahaan ... 53

5.5. Proses Produksi Minuman Instan Jahe Merah ... 54

BAB VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN ... 57

6.1. Analisis Lingkungan Internal ... 57

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal ... 69

6.3. Identifikasi Faktor Lingkungan ... 77

BAB VII. FORMULASI STRATEGI DAN PEMILIHAN STRATEGI ...

85

7.1. Analisis Visi, Misi dan Tujuan ... 85

7.2. Analisis Matriks EFE dan IFE ... 85

7.2.1. Matriks External Factor Evaluation (EFE) ... 86

7.2.2. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ... 88

7.3. Formulasi Strategi ... 89

7.3.1. Matriks Internal External (IE) ... 89

7.3.2. Matriks SWOT... 91

7.4. Prioritas Strategi ... 98

7.5. Program Tindakan ... 100

BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ...

108

8.1. Kesimpulan ... 108

8.2. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ...

110


(21)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Rata-rata Kebutuhan Industri Obat Tradisional Indonesia dari Berbagai

Jenis Tanaman Obat Tahun 2006 ... .... ... 2

2. Rata-rata Nilai Ekspor Jahe Dunia dari 5 Negara Pesaing Tahun 2006 ... 3

3. Perkembangan Jumlah Industri Makanan dan Minuman di Kota Bogor Tahun 2002-2006 ... 5

4. Data Hasil Penjualan Minuman Instan Jahe Merah dan Nilai Persentase Periode 2005-2008 ... 7

5. Karakteristik Jahe Indonesia sesuai dengan Produk Jahe yang Dihasilkannya ... 11

6. Syarat Umum Komoditas Jahe Segar yang Diperdagangkan ... 14

7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan ... ... 40

8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ... ... ... 41

9. Matriks EFE ... ... ... 43

10. Matriks IFE ... ... ... 43

11. Bentuk Matrik QSPM ... ... ... 48

12. Nilai Sumberdaya Fisik CV. Hanabio Tahun 2008 ... ... ... 54

13. Biaya Produksi dan Keuntungan CV. Hanabio dalam sekali Produksi ... ... 61

14. Nilai Rata-rata Persentase Keuntungan Distributor CV. Hanabio ... ... ... 62

15. Rata-rata Harga Jual Minuman Instan Jahe di Kota Bogor Tahun 2008 .. ... 62

16. Penyerapan Tenaga Kerja Industri Makanan dan Minuman di Kota Bogor Tahun 2006 ... ... ... 70


(22)

17. Kenaikan Harga BBM per 1 Oktober 2005 dan per 23 Mei 2008 (Rp/Liter) ... 71 18. Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2006-2008 ... ... ... 71 19. Beberapa Faktor Internal dan Eksternal CV. Hanabio ... ... ... 78 20. Program Tindakan Berbagai Divisi atau Bagian CV. Hanabio ... ... ...100


(23)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman 1. Model Manajemen Strategi Menurut (David, 2002) ... 20 2. Lima Kekuatan Bersaing ... 29 3. Kerangka Pemikiran Operasional ... 36 4. Matriks Internal-Eksternal (David, 2002) ... 45 5. Matriks SWOT (David, 2004) ... 46 6. Struktur Organisasi CV. Hanabio ... 51 7. Tahap Proses Pembuatan Minuman Instan Jahe Merah ... 56 8. Saluran Distribusi Minuman Instan Jahe Merah CV. Hanabio ... 63 9. Matriks IE CV. Hanabio ... 90 10. Matriks SWOT CV. Hanabio ... 92


(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Gambar Produk Minuman Instan Jahe Merah CV. Hanabio dan Pesaing

Serta Beberapa Jenis Produk Subtitusi ... 112 2. Gambar Proses dan Peralatan Produksi Minuman Instan Jahe Merah ... 113 3. Kuesioner Penelitian untuk Mengidentifikasi Faktor Strategis ... 114 4. Penilaian Bobot Internal dan Eksternal (Pimpinan Perusahaan) ... 123 5. Penilaian Bobot Internal dan Eksternal (Pemasaran) ... 124 6. Penilaian Bobot Internal dan Eksternal (Produksi) ... 125 7. Penilaian Bobot Internal dan Eksternal (Keuangan dan Administrasi) ... 126 8. Penilaian Bobot Internal dan Eksternal (Pengemasan dan Kontrol) ... 127 9. Penilaian Bobot Internal dan Eksternal (Distributor) ... 128 10. Penilaian Bobot Internal dan Eksternal (Pesaing) ... 129 11. Data Distributor dan Hasil Penjualan Minuman Instan Jahe Merah

CV. Hanabio Bogor Tahun 2005-2008 ... 130 12. Matriks EFE CV. Hanabio... 132 13. Matriks IFE CV. Hanabio ... 133 14. QSPM CV. Hanabio ... 134


(25)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman obat dan hasil olahannya mempunyai nilai ekonomi yang sangat signifikan, baik dalam skala lokal maupun skala internasional. Penggunaan obat tradisional (herbal medicine) di dunia terus meningkat dari tahun ke tahun. Indonesia yang merupakan negara terkaya kedua dalam keanekaragaman hayati setelah Brazil, mempunyai jenis flora yang jumlahnya kurang lebih 30.000 jenis. Dari jumlah tersebut, sekitar 74 % masih diambil langsung dari alam dan sisanya 26% diambil dari hasil budidaya. Selain itu hanya 465 jenis dari 940 jenis tanaman obat telah masuk dalam daftar industri tanaman obat nasional (Said, 2002).

Beberapa angka menunjukkan bahwa peluang untuk membudidayakan tanaman obat dalam berbagai skala bisnis masih menjanjikan. Salah satu hal yang sangat mendukung peluang bisnis tersebut adalah adanya kesesuaian lahan di berbagai wilayah Indonesia untuk membudidayakan berbagai jenis tanaman obat (Said, 2002). Sub Bidang Aneka Tanaman Departemen Pertanian (2005) merekomendasikan bahwa pengembangan tanaman obat Indonesia saat ini terkonsentrasi pada 10 komoditi unggulan yang dibutuhkan oleh industri jamu, yaitu jahe, kunyit, laos, temulawak, lempuyung, adas, kencur, temukunci, cengkeh daun dan pulosari.

Disamping itu, ada tujuh jenis tanaman obat unggulan dengan tingkat permintaannya cukup tinggi dan pasar ekspornya masih terbuka lebar yaitu temulawak, kunyit, jati belanda, sambiloto, daun salam, mengkudu dan cabe jawa. Salah satu jenis tanaman obat yang sudah dikenal oleh banyak masyarakat


(26)

Indonesia adalah jahe. Tanaman obat jahe ini memiliki banyak khasiat dan manfaat bagi kesehatan serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan potensi pasar yang besar. Selanjutnya deskripsi tentang karakteristik tanaman obat Indonesia ini dibedakan atas 1) komoditas jahe dan 2) komoditas non jahe.

Beberapa kelebihan tanaman obat jenis jahe jika dibandingkan dengan jenis tanaman obat lain adalah dapat mudah ditanam, diolah, diproses sampai dikonsumsi dalam bentuk sirup, minuman penghangat (instan), manisan, bumbu dapur dan dapat digunakan sebagai bahan baku obat tradisional (jamu). Komoditas jahe mempunyai rata-rata nilai permintaan terbesar di dalam Industri Tanaman Obat Indonesia (ITOI) yaitu sebesar 5000 ton per tahun dan sebagian besar komoditi ini digunakan sebagai bahan minuman kesehatan oleh berbagai industri. Kebutuhan industri obat tradisional Indonesia dari berbagai jenis komoditas dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata Kebutuhan Industri Obat Tradisional Indonesia dari Berbagai Jenis Tanaman Obat Tahun 2006

No Nama Bahan Baku

Kebutuhan/

Tahun Nama Perusahaan

1 Jahe 5000 ton Sidomuncul, Air Mancur, Temu Kencono, Indotraco

2 Kapulaga 3000 ton Sidomuncul, Nyonya Meneer, Indotraco 3 Temulawak 3000 ton Sidomuncul, Air Mancur, Temu Kencono,

Indotraco

4 Adas 2000 ton Sidomuncul, Air Mancur, Temu Kencono, Indotraco

5 Kencur 2000 ton Sidomuncul, Air Mancur, Temu Kencono, Indotraco Herba Agronusa


(27)

Selain itu, Indonesia juga sebagai pengekspor berbagai jenis jahe terbesar keempat di dunia. Besarnya nilai ekspor jahe dunia dan ekspor 5 negara pesaing tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata Nilai Ekspor Jahe Dunia dan dari 5 Negara Pesaing Tahun 2006

No. Negara Pemasok Ekspor (US $.000) Persentase (%)

1 China 71.138 55,53

2 Thailand 18.394 14,36

3 India 5.914 4,67

4 Indonesia 5.797 4,52

5 Brazil 5.476 4,27

Sumber : Departemen Bina Produksi Holtikultura, Departemen Pertanian, 2006

Industri-industri kecil dan besar mulai muncul untuk menjalankan bisnis atau usaha pengolahan hasil tanaman obat khususnya dari komoditas jahe yang salah satunya diproduksi dalam bentuk minuman siap saji atau minuman instan. Banyak industri-industri yang mengolah jenis jahe sebagai minuman kesehatan, karena manfaat dan khasiatnya telah lama dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat.

Industri-industri kecil dan besar mulai saling berkompetisi untuk memenuhi jumlah permintaan minuman sehat alami yang berasal dari jenis jahe ini. Salah satu industri kecil skala rumah tangga yang terletak di tengah kota Bogor, yang memproduksi minuman instan jahe merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) adalah CV. Hanabio.

Perusahaan ini sedang dalam proses melakukan perkembangan usaha dalam merebut pasar dan mencari prioritas serta alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk menghadapi para pesaingnya di pasar. Kemajuan dalam berpikir serta


(28)

jaman yang serba modern, memacu masyarakat menjadi selektif dalam proses pengkonsumsian minuman instan.

1.2 Perumusan Masalah

Kota Bogor termasuk dalam wilayah Propinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk sebanyak kurang lebih 850.000 jiwa pada tahun 2006 tersebar di enam Kecamatan. Laju pertumbuhan penduduk Kota Bogor adalah 3,4 % per tahun dengan persebaran kepadatannya sekitar 1.372 jiwa per km persegi. Potensi kekayaan alam Kota Bogor terdiri dari sektor pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, pariwisata dan industri. Potensi strategis ini mendukung pertumbuhan ekonomi dalam mengembangkan Kota Bogor sebagai kota jasa, perdagangan, pemukiman, pendidikan dan pariwisata. Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kota Bogor sampai tahun 2006 berjumlah kurang lebih sebanyak 6.860 unit usaha dengan total investasi sekitar 247 miliyar rupiah yang didominasi oleh industri seperti kerajinan batu mulia, sangkar burung, anyaman bambu, fiber glass dan lain-lain yang mendukung sektor pariwisata (Anugerah, 2007).

Salah satu industri yang berkembang pesat dalam memasarkan produknya di Kota Bogor adalah industri minuman instan yang berasal dari berbagai jenis tanaman obat. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya merek produk minuman instan yang beredar dipasaran dan semakin berkembangnya penjualan minuman jamu tradisional. Beberapa perusahaan besar yang memproduksi minuman instan jenis jahe dan dipasarkan di sekitar Kota Bogor adalah Unilever Cikarang Indonesia, Sido Muncul, Indo Tradicional Food and Beverage Solo Indonesia, dan Jamu Jago. Perusahaan dengan skala ekonomi kecil atau industri rumah tangga yang memasarkan produknya berupa minuman instan jenis jahe di


(29)

sekitar kota Bogor adalah CV. Hidayah Bogor, Tresno Joyo Solo, CV. Natural Jaya Bogor, Herba Alam Solo dan CV. Hanabio. Industri makanan dan minuman merupakan salah satu industri yang mendapatkan pembinaan dan pengembangan oleh Pemerintah Kota Bogor. Perkembangan industri makanan dan minuman di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perkembangan Jumlah Industri Makanan dan Minuman di Kota Bogor Tahun 2002-2006

Jenis Industri Tahun

2002 2003 2004 2005 2006

Menengah/Besar 6 6 6 6 8

Kecil Formal 152 154 156 158 163

Kecil Non Formal 894 929 959 959 965

Sumber : Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi Kota Bogor, 2007

Berdasarkan Tabel 3. bila ditelaah jumlah industri kecil di Kota Bogor paling banyak mendominasi adalah usaha makanan dan minuman. Dari tahun 2002 sampai tahun 2006 jumlah industri kecil ini selalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan, sehingga menimbulkan semakin tingginya persaingan antar unit dalam meraih pangsa pasar dan pelanggan. Berkembangnya usaha kecil di Kota Bogor tidak lepas dari dukungan pemerintah setempat dan adanya peluang usaha karena Kota Bogor sebagai daerah tujuan wisata dan juga wilayah transit menuju Kota atau Kabupaten lain dengan sarana transportasi yang cukup, sehingga bisa membangkitkan usaha kerajinan tangan, makanan dan minuman.

CV. Hanabio adalah perusahaan kecil skala rumah tangga yang berdiri pada tahun 2005. Perusahaan yang mempunyai merk dagang produk ”Taman Syifa” tersebut berlokasi di Komplek Perumahan Institut Pertanian Bogor (IPB) IV, Tanah Baru Bogor. Jenis produk utama yang dihasilkan adalah minuman instan jahe merah. Perusahaan ini pada awalnya hanya menjalankan usahanya dalam hal


(30)

penjualan bibit tanaman obat dan bergerak di bidang jasa yaitu berupa pelatihan dan jasa konsultan kesehatan dengan alternatif tanaman obat. Sejalan dengan perkembangan waktu, perusahaan ini melihat adanya peluang usaha untuk memproduksi jenis-jenis minuman instan yang berasal dari jenis tanaman obat yaitu jahe, kunyit, temulawak, kencur dan temuputih.

Dari kelima jenis minuman kesehatan yang telah diproduksi perusahaan ini, akhirnya hanya diputuskan untuk memproduksi pembuatan minuman instan dari jenis jahe merah saja karena dirasakan mempunyai peluang menghasilkan keuntungan yang lebih besar daripada jenis tanaman obat lain. CV. Hanabio yang sebelumnya memiliki kurang lebih 50 distributor yang tersebar di Kota Bogor dan sekitarnya, saat ini hanya memiliki kurang lebih 32 distributor (Lampiran. 11).

Banyaknya keberadaan industri-industri besar dan kecil dalam memasarkan produk minuman instan dari jenis jahe di kota Bogor dan sekitarnya menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam merebut pasar dan konsumen. Ketatnya persaingan tersebut, menyebabkan hasil penjualan minuman instan jahe merah CV. Hanabio berfluktuatif menurun, dan pihak manajemen merasakan bahwa usaha tersebut sudah tidak layak untuk dilanjutkan. Hasil penjualan serta nilai persentase kenaikan dan penurunan minuman instan jahe merah CV. Hanabio dari tahun 2005 semester pertama sampai tahun 2008 semester pertama dapat dilihat pada Tabel 4.


(31)

Tabel 4. Data Hasil Penjualan Minuman Instan Jahe Merah dan Nilai Persentase Periode 2005-2008

No Tahun Semester Hasil

Penjualan (Rp) Persentase (%)

Keterangan

1. 2005 I 8.210.700,- - -

II 13.454.100,- 63,9 Naik

2. 2006 I 13.791.600,- 0,25 Naik

II 12.112.200,- 12,1 Turun

3. 2007 I 9.884.700,- 18,4 Turun

II 9.053.100,- 0,84 Turun

4. 2008 I 6.855.300,- 24,3 Turun

Sumber : CV.Hanabio, 2008

Data hasil penjualan pada tabel di atas menunjukkan nilai hasil penjualan yang fluktuatif menurun dari tahun ke tahun, meskipun dari awal tahun 2005 sampai awal tahun 2006 pada semester pertama mengalami peningkatan hasil penjualan. Mulai semester kedua tahun 2006 dan selanjutnya nilai penjualan instan jahe merah CV. Hanabio cenderung menurun. Perusahaan yang baru berdiri pada tahun 2005 ini belum mempunyai pengalaman yang cukup baik untuk melakukan strategi pemasaran produk dan menghadapi persaingan.

Beberapa hal lain yang menghambat perkembangan usaha tersebut adalah adanya kelemahan perusahaan secara eksternal dan internal. Contoh hambatan secara eksternal adalah persaingan yang cukup kuat dari beberapa perusahaan lain yang sejenis dan terlebih dahulu menguasai pasar, banyaknya pendatang baru, kenaikan harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik akibat kondisi perekonomian yang tidak stabil serta banyaknya produk subtitusi dari jenis jahe. Secara internal, perusahaan mempunyai kelemahan seperti keterbatasan modal, keterampilan tenaga kerja yang rendah, peralatan produksi yang semi modern sehingga kapasitas produksi yang dihasilkan tidak optimal, keterbatasan dalam melakukan promosi dan distribusi produk yang kurang meluas serta sistem manajemen perusahaan yang kurang terorganisir.


(32)

Agar suatu perusahaan dapat terus berkembang, maka kondisi internal dan eksternal perusahaan harus selalu diawasi. Artinya perusahaan harus mampu mengidentifikasi kondisi lingkungan sekitar dalam menjalankan strategi pemasaran produknya. Selain itu, untuk mencapai suatu posisi yang lebih unggul dibandingkan dengan pesaing, perusahaan harus mengetahui tujuan, kekuatan dan kelemahan serta pola reaksi perusahaan terhadap pesaing, sehingga dapat dirumuskan suatu strategi yang sesuai (Kotler, 2002). Oleh karena itu, proses perumusan strategi sangat diperlukan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam proses perumusan strategi, perusahaan harus mengidentifikasi faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan serta faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut, diharapkan perusahaan dapat membuat sejumlah strategi tertentu untuk digunakan dalam menjalankan usahanya (David, 2002). Sehubungan dengan hal tersebut, maka permasalahan yang dihadapi CV. Hanabio dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa saja faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan yang dapat digunakan untuk melihat peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan perusahaan ?

2. Bagaimanakah prioritas dan alternatif strategi yang paling tepat untuk diaplikasikan pada CV. Hanabio ?


(33)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Menganalisis faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan yang dapat digunakan untuk melihat peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan perusahaan.

2. Merekomendasikan prioritas dan alternatif strategi yang paling tepat untuk perusahaan dalam mengembangkan usahanya.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah :

1. Sebagai masukan kepada pihak manajemen CV. Hanabio untuk menentukan prioritas dan alternatif strategi pengembangan usaha yang tepat.

2. Bagi peneliti, mahasiswa dan pihak-pihak yang memerlukan informasi tentang minuman instan jenis jahe merah (Zingiber officinaleLinn.Var.rubrum), penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan wacana apabila akan melakukan penelitian yang lebih lanjut.


(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Komoditas Jahe Secara Umum

Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu tanaman obat yang telah banyak dibudidayakan oleh para petani Indonesia. Sentra tanaman jahe ini menyebar dari Jawa Barat (Bogor dan Sukabumi), Jawa Tengah (Karanganyar, Wonogiri dan Kabupaten Semarang), Jawa Timur, Sumatera Utara (Simalungun dan Dairi), Bengkulu (Rejang Lebong) dan Lampung (Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Departemen Pertanian 2002).

Komoditas tanaman jahe memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Nilai ekonomi jahe terletak pada rimpangnya yang dapat dikonsumsi sebagai 1) bahan makanan dan minuman seperti sirup, minuman penghangat, manisan, acar, bumbu dapur, penambah rasa, dan 2) bahan baku obat tradisional (jamu). Di dunia, berdasarkan ukuran rimpangnya, jahe dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu jahe berukuran besar dan jahe berukuran kecil. Sedang menurut warnannya, jahe dibedakan atas jahe merah dan jahe putih. Di Indonesia, berdasarkan ukuran dan warna rimpangnya, jahe dikelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu jahe besar, jahe kecil dan jahe merah.

Rimpang jahe besar dan jahe kecil umumnya berwarna putih dan putih kekuningan. Ketiga jenis jahe tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Adapun perbedaaan karakteristik ketiga jenis jahe tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.


(35)

Tabel 5. Karakteristik Jahe Indonesia Sesuai dengan Produk Jahe yang Dihasilkannya

Jenis

Karakteristik Rimpang Karakteristik Minyak Minyak Atsiri (%) Pati (%) Serat (%) Abu (%) Air (%) Bobot Jenis (%) Indeks Bias (%) Putaran Optik (%) Bilangan Penyabunan (%) Jahe

Besar 1.62-2.29 22.10 6.89 6.60-7.57 83.30 0.9434 1.4955 -16.30 18.20 Jahe

Kecil 3.05-3.48 54.70 6.59 7.39-8.90 - 0.9320 1.4946 -13.20 15.30 Jahe

Merah 3.90 44.99 - 7.46 - 0.9533 1.4949 - 16.40 Sumber : Risfaheri, 1994

Di sentra produksi Jawa Barat, jahe besar dikenal sebagai jahe badak atau jahe gajah dan sebagai Kombongan di sentra produksi Sumatera Utara dan Bengkulu. Komoditas jahe ini memiliki rimpang yang lebih besar, ukuran dan bentuknya lebih gemuk daripada jenis jahe lainnya, berwarna keputih-putihan, kadar minyak atsirinya mencapai 2% (lihat Tabel 5). Jahe ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman, seperti sirup, manisan, pikel, acar, dan bumbu masak.

Di sentra produksi Jawa Tengah dan Jawa Timur, jahe kecil dikenal sebagai jahe emprit. Komoditas jahe ini memiliki rimpang yang sangat kecil dan ramping, rasa pedasnya menyengat, terutama dimanfaatkan sebagai bumbu masak, sumber minyak atsiri (dengan kandungan mencapai 3,5%), sumber oleoresin dan banyak dipakai sebagai bahan atau ramuan obat. Karakteristik jahe merah adalah rimpangnya yang berwarna merah atau jingga muda, berukuran kecil, berserat kasar, memiliki rasa dan aroma yang tajam, dan kandungan minyak atsirinya tinggi yaitu mencapai 4% (lihat Tabel 5). Komoditas jahe merah ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional. Sentra produksi jahe merah ini menyebar di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.


(36)

2.2 Karakteristik Jahe Merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) 2.2.1 Nama dan Ciri-ciri Tanaman

Nama ilmiah jahe merah adalah Zingiber officinale Linn.Var.rubrum. sedangkan nama daerah seperti di Jawa adalah dikenal dengan nama jahe sunti dan di Aceh dikenal dengan sebutan Halia Barah, atau Halia Udang. Untuk nama asing, dikenal dengan sebutan Red Ginger (Inggris) dan Khan Jiang atau Chiang

(Cina). Jahe merah memiliki ciri-ciri sebagai berikut : tumbuh dengan berumpun, batang semu dan tidak bercabang, berbentuk bulat, tegak tersusun dari lembaran pelepah daun, berwarna hijau tua dengan warna pangkal batang kemerahan, dan tinggi dapat mencapai 60 cm lebih pendek dari jahe besar. Daun tunggal dan tersusun dari upih dan helaian daun, upih daun melekat membungkus batang, helaian daun tumbuh berselang-seling, tipis berwarna hijau tua, tulang daun sangat jelas tersusun sejajar dan ujung daun meruncing ( Arief Heriana, 2006).

2.2.2 Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Jahe merah memiliki rasa pedas dan bersifat hangat. Beberapa bahan kimia dalam jahe merah diantaranya gingerol, minyak terbang, limonene, α-linolenic acid,

aspartic, β-sitosterol, tepung kanji, caprylic acid, capsaicin, chlorogenic acid, dan

farnesol.

Efek farmakologis yang dimiliki oleh jahe merah adalah merangsang ereksi, penghambat keluarnya enzim 5-lipoksigenase dan siklo-oksigenase, serta meningkatkan kerja aktivitas kalenjar endokrin. Selain itu, efek farmakologis jahe merah juga dapat menimbulkan perlambatan proses penuaan, merangsang regenerasi sel kulit, dan bahan pewangi.


(37)

2.2.3 Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan

Perbanyakan jahe merah dapat dilakukan dengan rimpang. Jahe merah dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya dan dipupuk dengan pupuk dasar ( Arief Heriana, 2006).

2.2.4 Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Rimpang jahe merah dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit yaitu : batuk kering menahun, gatal-gatal, luka lecet, terkena duri, luka tikam, gigitan ular, melestarikan gairah seksual, meningkatkan daya tahan tubuh dan sebagai campuran obat kuat (afrodisiak) ( Arief Heriana, 2006).

2.3 Standar Mutu Tanaman Obat Jahe (Zingiber officinale)

Hingga saat ini di Indonesia, komoditas tanaman obat yang telah mengalami standarisasi dengan baik adalah jahe. Penelitian dan pengembangan standar mutu tanaman budidaya jahe telah dilakukan sejak lama oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balitro) Bogor dan Direktorat Standarisasi dan Pengendalian Mutu Departemen Perdagangan. Untuk menjaga mutu ekspor jahe segar Indonesia, Direktorat Standarisasi dan Pengendalian Mutu Departemen Perdagangan telah menyusun konsep standar perdagangan jahe segar yang selanjutnya akan ditetapkan sebagai standar perdagangan.

Pada umumnya secara visual pembeli jahe di luar negeri menghendaki jahe dengan standar mutu sebagai berikut :

1. Jahe yang terjamin kesegarannya 2. Kulit jahe nampak halus dan mengkilat 3. Tampilan luar jahe tidak keriput


(38)

5. Badan jahe tidak berjamur dan tidak terdapat serangga maupun hama 6. Jahe bebas dari hama penyakit

Persyaratan umum dari beberapa jenis jahe segar yang dapat diperdagangkan ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Syarat Umum Komoditas Jahe Segar yang Diperdagangkan Karakteristik

(Characteristic)

Syarat

(Standard of quality)

Metode Pengujian

(Analysis method) Kesegaran Jahe

(Ginger freshness)

Segar

Fresh Visual

Rimpang bertunas

(Rhizome foit)

Tidak ada

Free Visual

Penampilan irisan melintang

(Appearance of longitudinal slices)

Cerah

Clear Visual

Bentuk rimpang

(Form of rhizome)

Utuh

Complete Visual

Serangga hidup

(Life insect/contaminant)

Bebas

Free Visual

Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura (2005)

2.4 Definisi Agribisnis dan Agroindustri

Konsep agribisnis adalah suatu konsep yang utuh, mulai dari proses produksi, pengolahan hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian. Menurut Davis dalam Saragih (1995), peran agribisnis tidak bisa terlepas dari agroindustri sebab agribisnis diartikan sebagai “…the sum total of all operation activities in the manufacture and distribution of farm supplies production activities on the farm and storage, processing and distribution of farm commodities and item from them…”.


(39)

Ekonomi industri modern dicirikan oleh perkembangan dan pertumbuhan industri pengolahan dimana konsumen menghendaki komoditi yang telah mengalami perubahan bentuk sehingga dapat dikonsumsi secara langsung. Dalam kenyataanya macam dan jumlah rasa yang ditumbuhkan dalam industri ini merupakan indikator pembangunan dan pertumbuhan suatu negara. Konsumen akan bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk produk-produk pertanian yang diolah, diawetkan, didinginkan dan diperkaya oleh zat-zat tertentu (Halcrow, 1992).

Agroindustri merupakan salah satu contoh dari industri pengolahan. Badan Pusat Statistik mendefinisikan industri pengolahan adalah suatu unit (kesatuan) produksi yang terletak di suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan mengubah barang baik secara mekanik maupun kimia atau mengubah barang yang nilainya rendah menjadi barang yang tinggi nilainya sehingga menjadi barang atau produk yang sifatnya menjadi lebih dekat dengan konsumen akhir.

2.5 Pengertian Industri

Lembaga atau organisasi sosial bisa terdapat dalam kehidupan bermasyarakat, misalnya pemerintah, keluarga, desa, kota, selain itu organisasi ekonomi, misalnya koperasi, industri dan lain-lain. Kegiatan pemerintah ditujukan untuk kepentingan masyarakat umum seperti pembuatan jalan, sekolah, rumah sakit, sedangkan industri mempunyai kegiatan disamping untuk memperoleh keuntungan juga merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mengurangi pengangguran, meningkatkan pendapatan pemerintah dan membantu masyarakat sekitar.


(40)

Menurut Undang-Undang No.5 tahun 1984 tentang perindustrian :

1. Industri adalah kegiatan ekonomi mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya. Termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

2. Kelompok industri adalah bagian-bagian utama industri yakni kelompok industri hulu atau juga disebut kelompok industri dasar, kelompok industri hilir, dan kelompok industri kecil.

Definisi industri menurut Sukotjo dan Swastha (2000), adalah suatu kelompok perusahaan yang memproduksi barang yang sama untuk pasar yang sama pula. Sedangkan pengertian perusahaan diartikan sebagai suatu organisasi produksi yang mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara menguntungkan. Organisasi didefinisikan sebagai suatu bentuk dan hubungan yang mempunyai sifat dinamis, dalam arti dapat menyesuaikan diri kepada perubahan dan pada hakekatnya merupakan suatu bentuk yang dengan sadar diciptakan manusia untuk mencapai tujuan yang sudah diperhitungkan (Sukotjo dan Swastha, 2000). Biro Pusat Statistik mengklasifikasikan industri pengolahan dalam empat kelompok yaitu :

1. Industri besar adalah industri yang punya tenaga kerja lebih dari 100 orang. 2. Industri sedang adalah industri yang punya tenaga kerja antara 20–99 orang. 3. Industri kecil adalah industri yang punya tenaga kerja antara 5–19 orang. 4. Industri rumah tangga adalah industri yang punya tenaga kerja 1–4 orang.


(41)

2.6 Perusahaan Perorangan

Menurut Sukotjo dan Swastha (2000), bentuk kepemilikan usaha perseorangan merupakan usaha yang dimiliki oleh seseorang yang menjalankan pekerjaanya untuk mendapatkan keuntungan sendiri dan tanggung jawab terhadap resiko dan kegiatan perusahaan adalah sepenuhnya ditanggung oleh pemilik. Bentuk seperti ini merupakan bentuk perusahaan yang paling banyak dijumpai di Indonesia, maupun negara lain di dunia.

Adapun kebaikan bentuk perusahaan perseorangan adalah seluruh laba menjadi miliknya, kepuasan pribadi, kebebasan, fleksibilitas, lebih mudah memperoleh kredit dan sifat kerahasiaan. Sedangkan keburukannya adalah tanggung jawab pemilik terbatas, kelangsungan usaha terbatas, kesulitan dalam manajemen, kelangsungan usaha kurang terjamin, kurang adanya kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan karir. Sifat-sifat tersebut dijelaskan juga oleh Prodjosoeharjo (2006), adalah sebagai berikut :

1. Modal perusahaan berasal dari pengusaha perusahaan itu sendiri. Sering pula menggunakan modal pinjaman.

2. Dalam perusahaan tidak terdapat pemisahan secara tegas antara kekayaan perusahaan dengan kekayaan milik pengusaha.

3. Tidak ada pemisahan bunga modal dan upah tenaga. Hal ini karena pemimpin juga pemilik sendiri jadi tidak dapat diterapkan nilai gaji sebagai pemimpin dan nilai bunga untuk modal yang digunakan.

Menurut Prodjosoeharjo (2006), bentuk perusahaan perseorangan ini pada umumnya merupakan bentuk perusahaan kecil yang mempunyai banyak hambatan di dalam mengembangkan usahanya.


(42)

Beberapa hambatan perusahaan perseorangan tersebut dapat terjadi seperti :

1. Produktivitas kerja pada umumnya belum dikenal dan belum menerapkan sistem manajemen usaha yang teratur.

2. Tingkat pendapatan pengusaha kecil sehingga pendapatan pekerjaannya relatif rendah.

3. Status karyawan yang belum jelas menggunakan tenaga keluarga dan tenaga luar keluarga.

4. Jumlah tenaga yang relatif sedikit.

5. Margin keuntungan yang minim dengan resiko yang maksimum.

Undang-undang No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil pasal I ayat 1 menyatakan bahwa usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-undang.

Kriteria usaha kecil dalam Undang-undang tersebut tercantum pada pasal 5 ayat 1 yaitu sebagai berikut :

1. Mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memilki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1000.000.000,-. 3. Milik warga Negara Indonesia.

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.

5. Berbentuk badan usaha orang perorang, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.


(43)

2.7 Konsep Manajemen Strategi

Pearce dan Robinson (1997), mendefinisikan manajemen strategi sebagai kumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan yang terdiri dari sembilan tugas penting yaitu :

1. Merumuskan misi perusahan meliputi : rumusan umum tentang maksud keberadaan (purpose), filosofi dan tujuan (goal).

2. Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi internal dan kapabilitasnya.

3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, meliputi baik pesaing maupun faktor-faktor kontekstual umum.

4. Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokan sumber dayanya dengan lingkungan eksternal.

5. Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki dengan mengevaluasi setiap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan.

6. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum (grand strategi)

yang akan mencapai pilihan yang paling dikehendaki.

7. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang dipilih.

8. Mengimplementasikan pilihan strategik dengan cara mengalokasikan sumberdaya anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara tugas, sumber daya manusia, struktur, teknologi dan sistem imbalan.


(44)

Model menajemen strategi menurut David (2002), menggambarkan pendekatan yang jelas dan praktis untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi. Kerangka model tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Umpan balik

Implementasi Evaluasi

Perumusan Strategi Strategi Strategi

Gambar 1. Model Manajemen Strategi Sumber David, 2002

Proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap yaitu, pertama perumusan strategi (mengembangkan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu untuk dilakukan). Kedua, implementasi strategi menetapkan obyektif tahunan dan melengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya sehingga yang dirumuskan dapat dilaksanakan. Ketiga, evaluasi

Melakukan audit eksternal Mengem bangkan pernyataan misi Menetap kan sasaran jangka penjang Menghasilkan, mengevaluasi, dan memilih strategi Menetap kan kebijakan dan sasaran tahunan Menga lokasi kan sumber daya Mengu kur dan menge valuasi prestasi Melakukan audit internal


(45)

strategi yaitu tahap akhir untuk mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi secara baik.

2.8 Konsep Strategi

Menurut Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner (2004), strategi merupakan respons secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi. Pengertian lain mengenai strategi menurut Andrews dan Chaffe dalam Rangkuti (2004), adalah kekuatan motivasi untuk stakeholder, seperti stakholders, debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah dan sebagainya yang baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menerima keuntungan maupun biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.

Menurut Umar (2003), strategi merupakan tindakan yang bersifat (incremental) senantiasa meningkat dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandangan tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa yang akan datang. Dengan demikian, strategi hampir dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti dalam bisnis yang dilakukan.

2.9 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Anggoro (2003), berjudul ”Analisis Strategi Pengembangan Komoditas Jahe di Desa Kadungwetan, Provinsi Jogyakarta”. Penelitian ini bertujuan


(46)

mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman dan lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta merumuskan prioritas strategi utama dan alternatif strategi perusahaan berdasarkan kondisi internal dan eksternal. Alat yang digunakan adalah matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM.

Penelitian Fitrianti (2004), berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Kecil Minuman Barokah Tirto Unggul di Desa Ngampel, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur” bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman dan lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta merumuskan prioritas strategi utama dan alternatif strategi perusahaan berdasarkan kondisi internal dan eksternal. Alat yang digunakan adalah matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM.

Penelitian Tresnaprihandini (2006), mengkaji tentang “Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Krupuk Udang dan Ikan pada Perusahaan Candramawa di Kabupaten Indramayu” bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman dan lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta merumuskan prioritas strategi utama dan alternatif strategi perusahaan berdasarkan kondisi internal dan eksternal. Alat yang digunakan adalah matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM.

Penelitian Anugerah (2007), mengkaji tentang “Strategi Pengembangan Usaha Kecil Kue Kering Jalilo Snack di Desa Sindangsari Bogor” bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman dan lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan


(47)

perusahaan, serta merumuskan prioritas strategi utama dan alternatif strategi perusahaan berdasarkan kondisi internal dan eksternal. Alat yang digunakan adalah matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM.

Keempat penelitian terdahulu di atas menggunakan konsep penelitian dan alat analisis yang sama dengan penelitian ini. Walaupun penelitian terdahulu mengenai strategi pengembangan usaha di setiap skala produksi sudah banyak dilakukan, namun penelitian yang dilakukan ini berbeda, karena dilakukan pada obyek yang berbeda. Pada akhirnya manfaat yang diberikan juga akan berbeda. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk memformulasikan strategi berdasarkan analisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal pada usaha minuman instan jahe merah, dalam menghadapi persaingan industri yang sejenis. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM.


(48)

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Visi, Misi dan Tujuan

Visi suatu perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di masa yang akan datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah (Umar 2003). Visi mengarahkan suatu misi. Komponen tersebut secara bersama-sama menyediakan kerangka kerja sebuah strategi. Oleh sebab itu pernyataan visi dirancang untuk memberi inspirasi dan memotivasi pihak-pihak yang mempunyai tujuan kepentingan terhadap masa depan organisasi. Misi suatu perusahaan adalah tujuan dasar yang menetapkan suatu perusahaan terpisah dari perusahaan lain dan mengidentifikasi ruang lingkup dari operasinya dalam arti produk dan pasar yang menyangkup : pelanggan, produk atau jasa, pasar, teknologi, perhatian untuk bertahan hidup, falsafah dan konsep diri serta perhatian citra publik.

Tujuan perusahaan atau organisasi akan mempunyai banyak manfaat pada proses perumusan dan implementasi strategi jika manajemen puncak dengan baik merumuskan, melembagakan, mengkomunikasikan dan menguatkan tujuan tersebut melalui perusahaan. Penetapan tujuan perusahaan merupakan suatu titik sentral selama kegiatan perusahaan yang dapat dipakai menjadi alat untuk penilaian prestasi, pengendalian, koordinasi dan juga keputusan strategi. Umumnya suatu perusahaan memiliki tujuan yang bermacam–macam antara lain : 1) keuntungan, 2) efisiensi, 3) keputusan dan pembinaan karyawan, 4) kualitas produk atau jasa untuk konsumen dan pelanggan, 5) menjadi anggota perusahaan yang memiliki tanggung


(49)

jawab sosial dan hubungan yang baik dengan masyarakat, 6) pemimpin pasar, 7) maksimasi deviden atau harga saham untuk para pelanggan saham, 8) survival

atau kelangsungan hidup, 9) kemampuan adaptasi, 10) pelayanan masyarakat (Jauch dan Glueck, 1988). Untuk usaha kecil umumnya berdiri dengan tujuan untuk mencari keuntungan dan mencoba untuk menciptakan lapangan pekerjaan.

3.1.2 Analisis Lingkungan Perusahaan

Perusahaan sebagai suatu sistem akan berkaitan dengan sekumpulan faktor tertentu yang dapat mempengaruhi arah dan kebijakan perusahaan dalam sekumpulan faktor tertentu yang dapat mempengaruhi arah dan kebijakan perusahaan dalam mengelola bisnisnya. Lingkungan perusahaan dapat dibagi menjadi dua lingkungan yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

3.1.2.1 Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal merupakan lingkungan organisasi yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara normal memilki implikasi langsung dan khusus pada perusahaan. Pearce dan Robinson (1997) mengungkapkan bahwa lingkungan internal memiliki dua komponen yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan

(weakness) yang digunakan untuk mengembangkan serangkaian langkah strategi bagi perusahaan. Tujuan analisis lingkungan internal adalah untuk dapat menilai kekuatan dan kelemahan dalam mencapai tujuan perusahaan. Menurut David (2002), bidang fungsional bisnis yang menjadi variabel dalam analisis internal adalah 1. Manajemen

Fungsi dari suatu manajemen terdiri atas lima aktivitas dasar yaitu : pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staf dan pengendalian. Pada penelitian ini fungsi yang dibahas adalah fungsi perencanaan saja karena untuk merumuskan strategi.


(50)

2. Pemasaran

Menurut Pearce dan Robinson (1997), adalah suatu proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan dan memenuhi kebutuhan serta keinginan pelanggan akan produk dan jasa. Ada sembilan dasar fungsi pemasaran yaitu : analisis pelanggan, membeli sediaan, menjual produk dan jasa, merencanakan produk dan jasa, menetapkan harga, distribusi, riset pemasaran, analisis peluang dan tanggung jawab sosial.

3. Kegiatan Produksi atau Operasi

Fungsi produksi atau operasi dari usaha terdiri dari semua aktifitas yang mengubah masukan menjadi barang dan jasa. Menurut Roger Schroeder dalam Anugerah (2007), menyarankan bahwa manajemen produksi atau operasi terdiri atas lima fungsi yaitu : proses, kapasitas, sediaan, tenaga kerja dan mutu.

4. Sumberdaya Manusia

Faktor–faktor yang harus diperhatikan dalam sumberdaya manusia adalah keterampilan karyawan dan modal kerja karyawan, efektivitas insetif yang digunakan untuk memotivasi prestasi.

3.1.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Tujuan dari analisis lingkungan eksternal adalah mengembangkan daftar terbatas peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan dan ancaman yang harus dihindari. Perusahaan harus dapat menjawab dengan baik dengan menyerang maupun bertahap terhadap faktor-faktor dengan merumuskan strategi yang memanfaatkan peluang eksternal atau yang meminimalkan dampak ancaman potensial. Menurut Pearce dan Robinson (1997), ada tiga kategori faktor-faktor yang terdapat dalam lingkungan eksternal yaitu : faktor lingkungan jauh, lingkungan operasional dan lingkungan industri.


(1)

Lampiran 10. Penilaian Bobot Faktor Internal dan Eksternal (Pesaing)

Faktor Internal

Kode A B C D E F

G

H

I J

K

L

M

N

Total Bobot

Rangking

A

3 2 3 2 1

2

3

2

1

3

1

3

3

29

0.077

3

B

3

2 2 3 3

2

1

2

3

2

1

2

2

25

0.067

2

C

2 2

3 2 3

1

2

3

2

3

3

2

3

29

0.077

4

D

3 2 2

3 2

3

2

3

1

3

3

3

2

29

0.077

2

E

2 3 3 2

2

2

2

3

1

2

3

2

2

27 0.072

2

F

3 2 2 3 2

2

3

2

3

2

3

1

3

28 0.075

3

G

3 2 3 3 3 3

1

2

3

2

3

1

1

27 0.072

2

H

3 3 2 2 2 3

2

3

2

3

2

2

2

28 0.075

3

I

3 1 1 3 3 2

1

2

2

2

1

1

2

21 0.056

4

J

2 2 2 2 2 3

2

3

2

3

2

3

2

28 0.075

3

k

1 3 3 1 3 2

3

2

3

1

1

2

3

27 0.072

3

L

3 2 3 1 1 3

2

1

2

2

2

3

2

24 0.064

3

M

2 3 2 3 2 2

1

2

1

3

2

2

3

26 0.069

3

N

3 2 3 1 2 3

2

1

2

3

2

1

3

25 0.067

2

373

1.00

Faktor Eksternal

Kode A B C D E F G H Total Bobot Rangking

A

2

3

2

1

1

2

2

13

0.119

2

B

2

2

3

3

3

2

2

15

0.137

1

C

2 1

3

2

2

3

3

14

0.128

3

D

2 2 2

2

3

1

2

12

0.110

2

E

3 1 2 1

2

3

3

12 0.110

3

F

1 3 3 2

3

3

1

15 0.137

1

G

2 2 1 2

3

3

3

14 0.128

3

H

3 3 2 2

2

2

3

14 0.128

2


(2)

Lampiran 11. Data Distributor dan Hasil Penjualan Minuman Instan Jahe Merah

CV. Hanabio Bogor Tahun 2005-2008

No. Nama

Distributor Lokasi

Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Semester I (Rupiah) Semester II (Rupiah) Semester I (Rupiah) Semester II (Rupiah) Semester I (Rupiah) Semester II (Rupiah)

1 Apotik Deli I Bogor 1.125.000 1.188.000 1.269.000 1.215.000 1.296.000 1.539.000 2 Apotik Deli II Bogor 486.000 513.000 459.000 486.000 499.500 486.000

3

Warung

Taman Bogor 1.188.000 1263.600 1.296.000 1.247.400 1.134.000 1.539.000

4 Terapi Herbal

Cipaku Bogor 810.000 842.400 1.150.200 1.036.800 1.004.400 972.000 5 Puti Bungsu Bogor 243.000 251.100 162.000 216.000 202.500 121.500

6

RM Padang

I Bogor 162.000 164.700 170.100 159.300 151.200 156.600

7

RM Padang

II Bogor 97.200 216.000 405.000 164.700 243.300 121.500

8

RM Padang

III Bogor 81.000 108.000 151.200 121.500 - -

9

RM Padang

IV Bogor - 97.200 164.700 243.000 156.600 -

10 RM

Binarung Bogor 75.600 243.000 216.000 634.500 540.000 108.000

11 RM

Sariwangi Bogor 54.000 648.000 715.500 645.300 513.000 216.000 12 RM Palm 2 Bogor 54.000 216.000 405.000 243.000 156.600 81.000

13

RM Pondok

Bambu Bogor 108.000 283.500 243.000 251.000 216.000 243.000

14

RM Bambu

Kuring Bogor 62.100 388.000 97.200 89.100 197.100 216.000

15

RM Saung

Mirah Bogor 81.000 405.000 253.700 245.600 253.700 216.000

16 Apotik

Bangbarung Bogor 81.000 108.000 83.700 72.900 81.000 213.300 17 Balitnak Bogor 29.700 216.000 81.000 108.000 81.000 83.700 18 Balitro Bogor 54.000 81.000 72.900 54.000 56.700 108.000 19 GOR INIRO Bogor 56.700 243.000 151.100 83.700 162.000 81.000 20 RM Salak Bogor 81.000 405.000 251.000 108.000 108.000 108.000

21 Apotik

Bantarjati Bogor 89.100 251.000 81.000 83.700 81.000 - 22 RM Alam Bogor 253.700 216.000 81.000 54.000 105.300 56.700

23 Snack

Sukasari Bogor 388.000 197.100 216.000 108.000 54.000 81.000 24 Toko Abadi Bogor - 83.700 170.100 164.700 75.600 89.100

25 Toko

Dirgahayu Bogor 75.600 216.000 54.000 89.100 83.700 62.100

26 Toko Sumber

Baru Bogor 56.700 213.300 151.100 108.000 81.000 81.000

27 TK

Dirgahayu 2 Bogor 83.700 83.700 218.700 89.100 75.600 81.000

28 Toko

Sahaga Bogor 54.000 108.000 81.000 83.700 56.700 29.700 29 RM Seafood Bogor 62.100 81.000 83.700 75.600 83.700 54.000

30 RM

Tirtayasa Depok 243.000 108.000 151.100 89.100 54.000 56.700 31 RM sunda Depok 108.000 405.000 121.500 216.000 62.100 59.400 32 RM Bundo Depok 54.000 151.200 81.000 164.700 75.600 56.700 33 RM Sea Depok 75.600 164.700 513.000 108.000 213.300 54.000


(3)

Food

34 RM Nikmat Depok 81.000 216.000 156.600 243.000 83.700 108.000

35

Toko Agung

Market Depok 108.000 715.500 216.000 197.100 108.000 81.000

36

Apotik Restu

Depok Depok 243.000 405.000 197.100 62.100 81.000 75.600

37 Apotik

Bunda Depok - 243.000 253.700 216.000 108.000 83.700

38

Apotik Sehat

2 Depok 83.700 81.000 251.000 197.100 51.200 54.000

39 Apotik

Jayadi Jakarta 81.000 75.600 216.000 253.700 62.100 151.100

40

Mini Market

Slipi Jakarta 162.000 83.700 75.600 151.100 64.800 89.100

41

RM Bambu

Kuring Sukabumi - 54.000 89.000 219.200 108.000 89.100 42 RM Hidayah Sukabumi 88.200 152.100 76.100 81.000 81.000 108.000 43 Toko Roti JJ Sukabumi 72.900 89.100 62.100 83.700 108.000 27.000

44

RM Warung

Sehat Sukabumi 216.000 89.100 715.500 151.100 83.700 89.000

45

RM Warung

Tegal Sukabumi - 108.000 202.500 75.600 151.100 -

46

RM Warung

Sunda Cianjur 89.100 27.000 151.200 75.600 89.100 62.100

47 RM

Perempatan Cianjur 75.600 108.000 243.300 216.000 89.100 83.700 48 RM Alam Cianjur - - - 108.000 108.000 83.700 49 RM Dadali 2 Cianjur - 29.700 27.000 97.200 59.400 56.700

50

RM Restu

Bundo 3 Cianjur - 89.100 54.000 243.000 56.700 72.900

51

Penjualan

lain-lain - 437.400 729.000 1.004.400 583.200 421.200 599.600

Total

Penjualan 8.210.700,- 13.454.100,- 13.791.600,- 12.112.200,- 9.884.700,- 9.053.100,-

Keterangan : Sampai semester I tahun 2008, jumlah distributor CV. Hanabio

sebanyak 32 distributor.


(4)

Lampiran 13. Matriks IFE CV. Hanabio

Kode Faktor Penentu

Jawaban Responden

Pimpinan Pemasaran Produksi Administrasi dan Keuangan Distributor Pesaing Bobot Rating Skor Bobot Rating Skor Bobot Rating Skor Bobot Rating Skor Rating Skor Bobot Rating Skor A Kekuatan : Lokasi perusahaan yang strategis. 0.063 3 0.189 0.073 3 0.219 0.068 4 0.272 0.068 3 0.204 3 0.180 0.060 4 0.240 B Keterampilan serta keuletan pemilik perusahaan dalam mengelola perusahaan 0.089 4 0.356 0.091 3 0.273 0.091 4 0.364 0.079 4 0.316 4 0.336 0.084 4 0.336 C Beberapa tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitar perusahaan dan lulusan perguruan tinggi 0.068 3 0.204 0.060 3 0.180 0.060 3 0.180 0.071 3 0.213 3 0.222 0.074 3 0.222 D Mempunyai prinsip kekeluargaan dalam menjaga hubungan baik dengan karyawan 0.090 3 0.270 0.086 3 0.258 0.068 4 0.272 0.076 3 0.228 3 0.228 0.076 4 0.304

E Memproduksi aneke jenis minuman instant. 0.081 4 0.324 0.078 4 0.312 0.084 4 0.336 0.081 3 0.243 4 0.324 0.081 4 0.324

F Kemasan yang telah diberi label dengan lengkap 0.055 3 0.165 0.065 3 0.195 0.058 3 0.174 0.065 3 0.195 3 0.222 0.068 3 0.204

G Harga yang relatif murah 0.081 3 0.243 0.078 3 0.234 0.073 3 0.219 0.079 4 0.316 3 0.228 0.076 3 0.228

H Kelemahan: Keterbatasan modal 0.089 3 0.267 0.078 3 0.234 0.073 3 0.219 0.065 4 0.260 3 0.222 0.074 3 0.222

I Keterampilan tenaga kerja yang masih rendah 0.055 2 0.110 0.060 2 0.120 0.086 2 0.172 0.065 4 0.260 2 0.132 0.066 2 0.132

J Teknologi yang masih semi modern 0.060 3 0.180 0.067 3 0.201 0.089 3 0.267 0.071 3 0.213 3 0.204 0.068 3 0.204

K Kapasitas produksi yang belum optimal 0.073 3 0.219 0.083 4 0.332 0.084 2 0.168 0.081 3 0.243 4 0.324 0.081 2 0.162

L Keterbatasan dalam mencatat arus keuangan 0.058 3 0.174 0.058 3 0.174 0.064 2 0.128 0.058 2 0.116 2 0.124 0.060 2 0.120

M Kurangnya promosi 0.070 3 0.210 0.073 3 0.219 0.064 3 0.192 0.074 3 0.222 3 0.204 0.068 3 0.204

N Distribusi produk yang belum luas 0.065 3 0.195 0.058 3 0.174 0.089 3 0.267 0.060 2 0.012 3 0.180 0.060 3 0.180

TOTAL

1.000 3.09

7 1.000 3.125 1.000 3.231 1.000 3.149 3.132 1.000 3.082

Lampiran 12. Matriks EFE CV. Hanabio

Kode Faktor Penentu

Jawaban Responden

Pimpinan Pemasaran Produksi Administrasi dan Keuangan Distributor Pesaing Bobot Rating Skor Bobot Rating Skor Bobot Rating Skor Bobot Rating Skor Rating Skor Bobot Rating Skor Bobot A

Peluang :

Wilayah kota Bogor yang sangat strategis dan merupakan daerah tujuan wisata mampu membangkitkan usaha di sektor makanan dan minuman (wisata kuliner)

0.159 3 0.477

0.127 3 0.381 0.123 4 0.492 0.096 3 0.288 3 0.321 0.107 4 0.428 0,684

B

Bentuk dukungan dari Pemerintah Daerah Bogor dalam mengembangkan Industri Rumah Tangga.

0.168 3 0.504 0.161 3 0.483 0.140 3 0.420 0.130 2 0.260 3 0.402 0.134 3 0.402 0,137

C Konsumsi beberapa minuman instant alami yang meningkat. 0.168 2 0.336 0.161 2 0.322 0.148 2 0.296 0.139 4 0.556 4 0.560 0.142 2 0.284 0,736

D Hubungan baik dengan pemasok bahan baku 0.118 3 0.354 0.118 3 0.354 0.123 3 0.369 0.121 4 0.484 3 0.321 0.107 3 0.321 0,110

E Hubungan baik dengan beberapa pelanggan. 0.126 2 0.252 0.135 2 0.270 0.123 2 0.246 0.121 3 0.363 2 0.250 0.125 2 0.250 0,110

F

Ancaman:

Ancaman pendatang baru yang cukup besar.

0.084 3 0.252 0.118

3 0.354 0.115 2 0.230 0.121 2 0.242 2 0.284 0.125 2 0.250 0,137

G Adanya kenaikan Bahan Bakar Minyak dan Tarif Dasar Listrik 0.107 3 0.321 0.101 3 0.303 0.099 1 0.099 0.139 2 0.278 0.125

H Ancaman produk subtitusi/pengganti 0.076 3 0.228 0.076 3 0.228 0.123 3 0.369 0.130 3 0.390 0.126


(5)

Lampiran 14. QSPM

(Quantitative Strategic Planning Matrix)

CV. Hanabio

Kode Faktor Penentu

Alternatif Strategi

Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strate

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS

A

KEKUATAN

Lokasi perusahaan yang strategis 0,234 3 0,702 2 0,468 4 0,936 3 0,702 3

B Keterampilan serta keuletan pemilik perusahaan dalam mengelola perusahaan

0,259 3 0,777 3 0,777 3 0,777 3 0,777 3

C Beberapa tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitar perusahaan dan lulusan perguruan tinggi

0,209 3 0,627 2 0,418 4 0,836 2 0,418 3

D Mempunyai prinsip kekeluargaan dalam menjaga hubungan baik

dengan karyawan. 0,246 4 0,984 2 0,492 3 0,738 4 0,984 2

E Memproduksi aneka jenis minuman instan

0,247 4 0,988 3 0,741 4 0,988 2 0,494 2

F Kemasan yang telah diberi label

dengan lengkap. 0,196 4 0,784 4 0,784 2 0,392 3 0,588 4

G Harga yang relatif murah. 0,228 4 0,912 2 0,456 4 0,912 3 0,684 3

H

KELEMAHAN

Keterbatasan modal 0,240 3 0,720 2 0,480 3 0,720 3 0,720 3

I Keterampilan tenaga kerja yang

masih rendah 0,168 3 0,504 3 0,504 3 0,504 4 0,672 3

J Teknologi yang masih semi

modern 0,202 3 0,606 3 0,606 4 0,808 3 0,606 2

K Kapasitas produksi yang belum

optimal 0,224 2 0,448 4 0,896 4 0,896 3 0,672 2

L Keterbatasan dalam mencatat

arus keuangan 0,132 3 0,396 3 0,396 3 0,396 3 0,396 4

M Kurangnya promosi 0,209 3 0,627 4 0,836 3 0,627 3 0,627 2

N Distribusi produk yang belum luas 0,167 4 0,668 3 0,501 4 0,668 3 0,501 3

A

PELUANG

Wilayah kota Bogor yang sangat strategis dan merupakan daerah tujuan wisata mampu

membangkitkan usaha di sektor makanan dan minuman (wisata

kuliner) 0,353 4 1,412 2 0,706 2 0,706 4 1,412 4

B Bentuk dukungan dari Pemerintah Daerah Bogor dalam

mengembangkan Industri Rumah

Tangga 0,213 3 0,639 3 0,639 4 0,852 4 0,852 2

C Konsumsi beberapa minuman instan alami yang meningkat

0,258 3 0,774 2 0,516 2 0,516 3 0,774 2

D Hubungan baik dengan pemasok

bahan baku 0,336 2 0,672 3 1,008 3 1,008 3 1,008 3

E Hubungan baik dengan beberapa pelanggan

0,296 4 1,184 2 0,592 3 0,888 4 1,184 3

F

ANCAMAN

Ancaman pendatang baru yang

cukup besar 0,215 4 0,860 3 0,645 3 0,645 3 0,645 3

G Adanya kenaikan Bahan Bakar

Minyak dan Tarif Dasar Listrik 0,235 3 0,705 2 0,470 3 0,705 3 0,705 4

H Ancaman produk

subtitusi/pengganti 0,318 4 1,272 3 0,954 3 0,954 4 1,272 2


(6)

PRIORITAS STRATEGI I VI III II


Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Pemberian Larutan Jahe Merah (Zingiber Officinalle Var Rubra) Dengan Metode Pengolahan Yang Berbeda Terhadap Bobot Karkas Ayam Broiler Yang Terinfeksi Eimeria Tenella

4 75 54

Pemberian Larutan Jahe Merah (Zingiber officinale var rubra) dengan Metode Pengolahan Berbeda terhadap Performans Ayam Broiler Yang Terinfeksi Eimeria tenella

3 84 57

Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. amarum) dengan GC-MS dan Uji Antioksidan Menggunakan Metode DPPH

32 249 106

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma dan Otot Gastroknemius Mencit Sebelum Latihan Fisik Maksimal

1 39 73

Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Emprit (Zingiber officunale Rosc.) Dan Uji Aktivitas Antibakteri

15 125 67

Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe (Zingiber officinale ROSC.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Testis Dan Gambaran Histopatologi Tubulus Seminiferus Testis Mencit Yang Diberi Plumbum Asetat

3 54 98

Uji Efek Antiinflamasi Dari Kombinasi Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc.)Dan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) Dalam Sediaan Topikal Pada Mencit Jantan

17 119 74

Minuman Fungsional Sari Kacang Merah (Vigna Angularis) Dengan Penambahan Jahe (Zingiber Officinale).

0 0 9