Metode Biaya Perjalanan Travel Cost MethodTCM

2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisata ke lokasi tersebut, 3 Menurunkan metode untuk mengestimasi opportunity cost dari waktu, 4 Merancang survei untuk mengumpulkan data tentang biaya perjalanan dan informasi lain dari pengunjung, 5 Merancang survei untuk mengumpulkan data dari sampel yang mewakili populasi pengunjung lokasi, 6 Mengestimasi hubungan permintaan biaya perjalanan, 7 Mengestimasi jumlah total pengunjung per musim, 8 Menghitung consumer surplus per individu dan untuk seluruh lokasi. Fungsi permintaan atas kunjungan wisata untuk model individual sebagai berikut Yulianda et al. 2010: i i i i S Y TC V Ln ln ln ln ln 3 2 1         Keterangan : Vi = Trip kunjungan individu ke-i TC i = Biaya perjalanan individu ke-i Y i = Pendapatan individu ke-i S i = Biaya perjalanan ke lokasi wisata substitusi yang dikeluarkan oleh individu ke-i Kemudian menentukan surplus konsumen dari pendekatan individu Yulianda et al. 2010: 1  i i V CS   Keterangan : Vi = Jumlah kunjungan individu ke-i  1 = Total biaya perjalanan CSi = Surplus konsumen individu ke-i Menghitung total benefit dari pendekatan individu Yulianda et al. 2010: TV CS TB i   Keterangan : TB = Total manfaat ekonomi lokasi wisata CS i = Surplus konsumen individu ke-i TV = Total kunjungan per tahun data sekunder

3.6 Analisis SIG Sistem Informasi Geografis

Analisis kesesuaian kawasan dilakukan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi SIG, yaitu sistem informasi spasial berbasis komputer dengan melibatkan perangkat lunak Arc View3.3. Pada analisis ini prinsipnya berupa basis data primer maupun data sekunder seperti data biologi, data fisik dan data oseanografi. Berdasarkan data tersebut terdapat parameter sumberdaya yaitu: 1 Sumberdaya hayati: penutupan lahan pantai, biota berbahaya dan sumberdaya ikan jenis ikan dan hasil tangkap 2 Sumberdaya non hayati: kedalaman perairan atau batimetri, tipe atau karakteristik pantai, lebar pantai, material dasar atau sedimen perairan, kemiringan pantai Masing-masing komponen keruangan dimasukkan dalam peta tematik Rupa Bumi Indonesia dengan skala 1:25.000 Bakosurtanal 2007, kemudian dioverlaykan untuk mendapatkan peta komposit peta hasil analisis dengan cara overlay antara seluruh tema peta dalam penentuan kawasan wisata pantai kategori rekreasi di Kawasan Pesisir Kecamatan Pringkuku yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan Gambar 6. Gambar 6 Gambaran overlay peta.

3.7 Analisis Kesenjangan GAP Analisis

GAP analisis menyediakan kesempatan untuk merefleksikan praktek yang terjadi pada petunjuk informasi dan untuk melakukan analisis dengan memperhatikan isu potensial yang terjadi. Kemudian analisis yang digunakan dalam GAP analisis ditandai dan membuat rekomendasi dari hal tersebut Barling dan Simpson 2009. Pada GAP analisis, diidentifikasi perbedaan nilai pada kondisi aktual dengan nilai pada kondisi sesuai dengan daya dukungnya. Analisis GAP disini dianalisis dengan menggunakan Trade Off Analysis. Trade off analysis dimulai dengan melakukan analisis stakeholder untuk mengidentifikasi stakeholder. Informasi dari analisis ini dapat digunakan untuk pengembangan skenario, manajemen kriteria maupun prioritas manajemen. Dalam Trade Off Analysis pertama kali yang dilakukan adalah membuat skenario pengelolaan. Skenario pengelolaan dibuat pada tahap perencanaan. Skenario pengelolaan yang dibuat mencakup dampak ekonomi, sosial budaya, dan ekologi. Penentuan skenario bagi pengembangan pariwisata tourism development dan pengelolaan lingkungan environmental management terdapat 4 skenario A, B, C dan D dengan 3 kriteria ekonomi, sosial, dan ekologi dimana masing-masing kriteria memiliki beberapa sub criteria Brown et al. 2001. Langkah kedua yaitu menentukan kriteria dan penilaian dampak. Kriteria yang digunakan antara lain ekonomi, sosial, dan lingkungan. Penilaian dampak diperoleh dari hasil diskusi para pakar dan stakeholders yang memiliki kepentingan dalam pengambilan keputusan. Langkah ketiga yaitu menentukan skor skoring. Kriteria yang sudah ditentukan kemudian dipilah dengan melihat kriteria yang memberikan manfaat a benefit atau kriteria yang membutuhkan biaya a cost. Setiap kriteria baik ekonomi, sosial, ekologi memiliki skor terendah 0, dan skor tertinggi 100. Kriteria yang hasil bagusnya sedikit dinilai 0, sebaliknya yang paling banyak dinilai 100. Langkah keempat yaitu melibatkan stakeholder dalam menyusun peringkat skenario kebijakan. Pilihan stakeholders yang berbeda dapat dilakukan dengan berbagai cara akan menghasilkan prioritas yang akan mengubah posisi ranking dari skenario sebelumnya. Data yang dikumpulkan dapat berupa data nominal, ordinal, interval atau rasio yang kemudian diubah menjadi ranking dari masing- masing skenario. Langkah kelima yaitu pembobotan peringkat. Pembobotan peringkat dapat dilakukan dalam dua tahapan: pembobotan kriteria dan pembobotan sub kriteria. Pembobotan kriteria menunjukkan prioritas dari pengelolaan, sementara itu pembobotan sub criteria menunjukkan tingkat kepentingan sub kriteria tersebut.