Simpulan Saran Coastal Area Management for Tourism and Fisheries in Pringkuku District, Pacitan Regency, East Java Province

DAFTAR PUSTAKA Ahn BY, Lee BK, Shafer CS 2002. Operationalizing Sustainability in Regional Tourism Planning : An Application of The Acceptable Change Framework. Tourism Management 23: 1-15 Adrianto L. 2006 a . Peluang Pariwisata Bahari di Pulau – Pulau Kecil. Disampaikan pada Diskusi Pengembangan Pariwisata Bahari di Pulau- Pulau Kecil, Program Pasca Sarjana Ekonomi Sumberdaya Kelautan Tropika, IPB. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor Adrianto L. 2006 b . Pengantar Penilaian Ekonomi Sumberdaya Pesisir dan Laut. Manuskrip. PKSPL-IPB Arabatzis G, Grigoroudis E. 2010. Visitor’s Satisfaction and Gap Analysis: The Case of Dadia-Lefkimi-Souflion National Park. Forest Policy and Economics 12: 163-172 Arifin T, Bengen DG, Pariwono JI. 2002. Evaluasi Kesesuaian Kawasan Pesisir Teluk Palu untuk Pengembangan Pariwisata Bahari. Jurnal Pesisir dan Lautan Vol. 4. No. 2. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa [BPMPD]. 2011a. Data Profil Desa Dadapan, Kabupaten Pacitan Jawa Timur . Pemerintah Kabupaten Pacitan. Pacitan . 2011b. Data Profil Desa Candi, Kabupaten Pacitan Jawa Timur . Pemerintah Kabupaten Pacitan. Pacitan . 2011c. Data Profil Desa Jlubang, Kabupaten Pacitan Jawa Timur . Pemerintah Kabupaten Pacitan. Pacitan . 2011d. Data Profil Desa Watukarung, Kabupaten Pacitan Jawa Timur . Pemerintah Kabupaten Pacitan. Pacitan Badan Pusat Statistik [BPS]. 2011. Kecamatan Pringkuku dalam Angka. Kabupaten Pacitan. Pacitan Badan Pusat Statistik [BPS]. 2012. Kabupaten Pacitan dalam Angka. Kabupaten Pacitan. Pacitan Balai Penelitian dan Observasi Laut. 2011. Data Pasang Surut Kabupaten Pacitan . Bali Bakosurtanal. 2007. Peta Rupa Bumi Indonesia. Bakosurtanal. Bogor Badan Penelitian dan Pengembangan [Balitbang] Kabupaten Pacitan. 2003. Studi Kelayakan dan Penyusunan Model Perencanaan Kawasan Industri dan Pariwisata di Teluk Pacitan. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang Barling D, Simpson D. 2009. GAP Analysis: Matching Quality Standards with signal needs. Transparent Food. City University. London Bellan GL, Bellan-Santini DR. 2001. A Review of Littoral Tourism, Sport and Leisure Activities: Consequences on Marine Flora and Fauna. Aquatic Conservation: Marine and Freshwater Ecosystem 11: 325-333 Bengen D G. 2001. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor Bengen D G. 2002. Pengembangan Konsep Daya Dukung Dalam Pengelolaan Lingkungan Pulau-Pulau Kecil . Kantor Kementerian Lingkungan Hidup RI dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Bengen D, Retraubun ASW. 2006. Menguak Realitas dan Urgensi Pengelolaan Berbasis Eko-sosio Sistem Pulau-pulau Kecil. Pusat Pembelajaran dan Pengembangan Pesisir dan Laut. Jakarta Brown K, Tompkins E, Adger WN. 2001. Trade-off Analysis for Participatory Coastal Zone Decision-Making . Overseas Development Group. University of East Anglia. Norwich Cicin-Sain B, Knecht RW. 1998. Integrated Coastal and Ocean Management Concept and Practices , Washington DC Island Press 1998. p 39 Clark J. 1974. Coastal Ecosystem: Ecological Consideration For Management of The Coastal Zone . The Conservation Foundation, Washington DC. 178p Coombes EG, Jone AP. 2010. Assessing The Impact of Climate Change on Visitor Behaviour and Habitat Use at The Coast: A UK Case Study. Global Environmental Change 20: 303-313 Dahuri R. 2003. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan. Orasi Ilmiah : Guru Besar Tetap Bidang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan , Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Cresent. Bogor Dahuri R., Rais J, Ginting, SP, Sitepu MJ. 2004. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu . Edisi Revisi. Pradnya Paramita. Jakarta Damanik J, Weber HF. 2006. Perencanaan Ekowisata. Pusat Studi Pariwisata PUSPAR UGM dan ANDI. Yogyakarta Defeo O, McLachlan A, Schoeman DS, Schlacher TA, Dugan J, Jones A, Lastra M, Scapini F. 2009. Treats to Sandy Beach Ecosystem : A review. Estuarine, Coastal and Shelf Science 81: 1-12 Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap [DJPT]. 2005. Review Detail Desain PPI Tamperan Kabupaten Pacitan. Aria Jasa, Konsultan Teknik dan Manajemen. Surabaya Diedrich A, Garcia-Buades E. 2009. Local Peception of Tourism as Indicators of destination Decline. Tourism Management 30: 512-521 Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga. 2012. Data Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Pacitan . Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan. Pacitan Dinas Kelautan dan Perikanan 2009. Profil Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan . Pacitan Dinas Kelautan dan Perikanan 2011. Profil Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan . Pacitan Dinas Kelautan dan Perikanan 2012. Profil Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan . Pacitan Fandeli C, Muchlison. 2000. Pengantar Ekowisata. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta Garno YS. 2001. Kandungan Beberapa Logam Berat di Perairan Pesisir Timur Pulau Batam. Jurnal Teknologi Lingkungan 2 3 : 281-286 Global Mapper. 2011. Batimetri Pantai Selatan Jawa. Gössling S. 1999. Ecotourism: a means to safeguard biodiversity and ecosystem function?. Ecological economic 29: 303-320 Grigoroudis E, Siskos Y. 2002. Preference Disaggregation for Measuring and Analysing Customer Satisfaction: The MUSA Method. European Journal of Operational Research 143: 148-170 Hanafiah A, Saefuddin AM. 1983. Tata Niaga Hasil Perikanan. Universitas Indonesia Press. Jakarta Houston JR. 2008. The Economic Value of Beaches-A 2008 Update. Shore and Beach 76 3 : 22-26 Kay R, Alder J. 2005. Coastal Planning and Management. E FN Spon, London and New York Kerkvliet J, Nowell C. 2000. Tools for Recreation Management in Parks : The Case of The Greater Yellowstone’s Blue-ribbon Fishery. Ecological Economic 34: 89-100 Kesteven GL. 1973. Manual of Fisheries Science Part I. An Introduction to Fisheries Science . FAO Fisheries Technical Paper. No 118. Rome Lakitan B. 1994. Dasar-dasar Klimatologi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada Lee CK, Mjelde JW. 2007. Analysis Valuation of Ecotourism Resources Using a Contingent Valuation Method: The Case of The Korean DMZ. Ecological Economics 63: 511-520 Linberg K and D E Hawkins. 1993. Ekoturisme : petunjuk untuk perencana dan pengelola . The Ecotourism Society. North Bernington, Vermont Lunberg D E, M H Stavenga, dan M Krishnamoorthy. 1997. Ekonomi pariwisata. Diterjemahkan oleh : Jusuf S. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Marpaung H. 2002. Pengetahuan kepariwisataan. Penerbit Alfabeta. Bandung Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2007. UU RI No 26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Jakarta Menteri Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. JakartaMenteri Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Jakarta Menteri Sekretaris Negara. 1990. Undang – undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan dalam http:www.hukumonline.compusatdatadetail4056node1060uu-no-9- tahun-1990-kepariwisataan [10 – 12 – 2012 : 15.00] META 2002. Planning for Marine Ecotourism in The Ue Atlantic Area. University of the West England, Bristol. Moeljanto. 1996. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta Nontji, A. 2005. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta Nybakken JW. 1992. Biologi laut : suatu pendekatan ekologis. H M Eidman, D G Bengen, Malikusworo H., and Sukristijono S., Penerjemah. Terjemahan dari : Marine Biology : An Ecological Approach. PT Gramedia. Jakarta Pearce D G, Kirk R M. 1986. Carrying Capacities For Coastal Tourism. Ind, Environ 9: 3-7 Pradhan, UK., Shirodkar PV, Sahu BK, 2009. Physico-Chemical Characteristics of The Coastal Water off Devi Estuary, Orissa and Evaluation of Its Seasonal Changes Using Chemometric Techniques. Current Science, 96: 1203-1209. Prahasta E. 2004. Sistem Informasi Geografis. Tool dan Plug-Ins. Informatika. Bandung Remoundou K, Koundouri P, Kontogianni A, Nunes PALD, Skourtos M. 2009. Review Valuation of Natural Marine Ecosystem : An Economic Perspective. Environmental Science and Policy 12: 1040-1051 Ribeiro MF, Ferreira JC, Silva CP. 2011. The Sustainable Carrying Capacity as a Tool for Environmental Beach Management. Coastal Research 64 : 1411- 1414 Sala VCS. 2010. Ssustainable Performance Index for Tourism Policy Development. Tourism Management 31: 871-888 Sandra IK. 2011. Kualitas Perairan Pantai di Kabupaten Badung yang Dimanfaatkan sebagai Aktivitas Pariwisata. Jurnal Bumi Lestari 11: 227- 233. Senoaji G. 2009. Daya Dukung Lingkungan dan Kesesuaian Lahan dalam Pengembangan Pulau Enggano Bengkulu. Jurnal Bumi Lestari 9: 159-166 Silva CP. 2002. Beach Carrying Capacity Assessment : How Important is it?. Coastal Research 36: 190-197 Silva CP , FL Alves and R Rocha. 2007. The Management of Beach Carrying Capacity: The Case of Northern Portugal. Coastal Research 50: 135-139 Smith LED, Khoa SN, Lorenzen K. 2005. Livelihood function of inland fisheries: policy implication in developing countries. Water Policy 7:359-383 Soeriaatmadja RE. 2000. Strategi Pengembangan Wisata Bahari Indonesia. Pusat Keparawisataan Indonesia. Jakarta Sulaksmi R. 2007. Analisis dampak pariwisata terhadap pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan taman wisata alam laut pulau weh kota sabang . Tesis. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor Tejada M, Malvares GC, Navas F. 2009. Indicator for The Assessment of Physical Carrying Capacity in Coastal Tourist Destinations. Coastal Research 56: 1159-1163 Tsaur SH, Lin YC, Lin JH. 2006. Evaluating Ecotourism sustainability From The Integrated Perspective of Resource, Community and Tourism. Tourism Management 27: 640-653 Ulhaq MZ 2006. Strategi pengelolaan wisata pesisir di senandang biru Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur . Tesis. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor Wilson MA, Howarth RB. 2002. Discourse-based Valuation of Ecosystem Service: Establishing Fair Outcomes Through Group Deliberation. Ecological Economic 41: 431-443 Yulianda F. 2007. Ekowisata bahari sebagai alternatif pemanfaatan sumberdaya pesisir berbasis konservasi . Makalah. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor Yulianda F, Fahrudin A, Adrianto L, Hutabarat AA, Harteti S, Kusharjani, Kang HS. 2010. Kebijakan Konservasi Perairan Laut dan Nilai Valuasi Ekonomi . Pusdiklat Kehutanan, SECEM. Bogor Zacarias DA, Williams AT, Newton A. 2011. Recreation Carrying Capacity Estimations to Support Beach Management at Praia de Faro, Portugal. Applied Geography 31: 1075-1081 LAMPIRAN Lampiran 1. Alat dan bahan pengukuran contoh kualitas perairan Parameter Insitu Laboratorium 1. Fisika a. Suhu Pengukuran dilakukan dengan menggunakan termometer. - b.Kecerahan Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Secchi disc sebanyak tiga kali ulangan - c. Bau Pengukuran bau dilakukan dengan menggunakan indera penciuman - d. Padatan Tersuspens i Total TSS Air sampel diambil di setiap stasiun menggunakan Kemmerer Water Sampler. Alat dan bahan : kertas saring milipore 0,45 µm, tabung erlenmeyer, gelas ukur, pipet, oven merk Emmert, mangkuk porselen, desikator, vacuum pump, akuades, air contoh dan timbangan digital merk And tipe ER-120A. e. Sampah Pengukuran secara visual menggunakan indera penglihatan. -

2. Kimia

a. pH Pengukuran dilakukan menggunakan pH-Indicator Strips , - b. DO Oksigen terlarut Contoh air diambil dari tiap stasiun masing – masing kemudian dilakukan titrasi. - c. BOD 5 Pada hari ke nol diukur nilai DO dengan menggunakan DO meter merk Orion model 862. d. Salinitas Alat: Refraktometer merk Atago tipe SMill-E - Lampiran 2 Kuisisoner untuk wisatawan Lampiran 2 lanjutan Lampiran 2 lanjutan Lampiran 2 lanjutan Lampiran 3 Peta Desa Dadapan Lampiran 4 Peta Desa Poko Lampiran 5 Peta Desa Candi Lampiran 6 Peta Desa Jlubang Lampiran 7 Peta Desa Watukarung Lampiran 8 Peta Pantai Tuguragung Lampiran 9 Peta Kawasan Wisata Srau Lampiran 10 Beberapa Pulau Teras Terangkat di Kawasan Srau Lampiran 11 Peta Kawasan Watukarung Lampiran 12 Gambaran Pulau Teras Terangkat di Kawasan Watukarung Lampiran 13 Titik pengambilan sampel air Lampiran 14 Peta Kesesuaian wisata pantai Lampiran 15 Peta kesesuaian wisata Pantai Pare Lampiran 16 Peta kesesuaian wisata Pantai Srau Lampiran 17 Peta kesesuaian wisata Pantai Wayang Lampiran 18 Peta kesesuaian wisata Pantai Gampar Lampiran 19 Peta kesesuaian wisata Pantai Wawaran Lampiran 20 Peta kesesuaian wisata Pantai Mblue Lampiran 21 Peta kesesuaian wisata Pantai Kreweng Lampiran 22 Peta kesesuaian wisata Pantai Seruni Lampiran 23 Peta kesesuaian wisata Pantai Peden ombo Lampiran 24 Peta kesesuaian wisata Pantai Kasap Lampiran 25 Peta kesesuaian wisata Pantai Brecak Lampiran 26 Peta kesesuaian wisata Pantai Watukarung Lampiran 27 Peta kesesuaian wisata Pantai Sirah towo Lampiran 28 Peta kesesuaian wisata Pantai Jantur Lampiran 29 Peta kesesuaian wisata Pantai Ngalurombo Lampiran 30 Peta kesesuaian wisata Pantai Waduk Lampiran 31 Peta kesesuaian wisata Pantai Ngalihan Lampiran 32 Peta kesesuaian wisata Pantai Bresah Lampiran 33 Peta kesesuaian wisata Pantai Geben Lampiran 34 Perhitungan Nilai Ekonomi Kawasan Srau kondisi aktual Regression Statistics Multiple R 0.792743 R Square 0.628441 Adjusted R Square 0.566515 Standard Error 0.59892 Observations 50 ANOVA df SS MS F Significance F Regression 7 25.4815 3.640215 10.1482 2.32E-07 Residual 42 15.06563 0.358706 Total 49 40.54714 restart; b0:= 5.173381439 ; b1:= -1.036036292 ; b2:= 0.64854538 ; b3:= 2.651279613 ; b4:= -0.181173362 ; b5:= -0.055993808 ; b6:= -0.005405804 ; b7:= 0.666858313 ; rata_lnA:= 3.285501637 ; rata_lnEd:= 2.615023542 ; rata_lnF:= 0.606847131 ; rata_lnI:= 14.3867794 ; rata_lnP:= 0.526814427 ; rata_lnT:= 0.415910879 ; Vrata:= 4.8800 ; N:= 30164 ; L:= 1.4374 ; lna:=b0+b2rata_lnA+b3rata_lnEd+b4rata_lnF+b5rata_lnI+b6rata_lnP+b7rata_lnT; a:=explna; b:=b1; Lampiran 34 lanjutan fQ:=Qa1b1; plotfQ,Q=0..Vrata; U:=intfQ,Q=0..Vrata; P:=Vrataa1b; C:=PVrata; CS:=U-C; Nilai_Ekonomi:=CSNL; Lampiran 35 Perhitungan Nilai Ekonomi Kawasan Srau kondisi daya dukung Regression Statistics Multiple R 0.792743 R Square 0.628441 Adjusted R Square 0.566515 Standard Error 0.59892 Observations 50 ANOVA df SS MS F Significance F Regression 7 25.4815 3.640215 10.1482 2.32E-07 Residual 42 15.06563 0.358706 Total 49 40.54714 restart; b0:= 5.173381439 ; b1:= -1.036036292 ; b2:= 0.64854538 ; b3:= 2.651279613 ; b4:= -0.181173362 ; b5:= -0.055993808 ; b6:= -0.005405804 ; b7:= 0.666858313 ; rata_lnA:= 3.285501637 ; rata_lnEd:= 2.615023542 ; rata_lnF:= 0.606847131 ; rata_lnI:= 14.3867794 ; rata_lnP:= 0.526814427 ; rata_lnT:= 0.415910879 ; Vrata:= 4.8800 ; N:= 142350 ; L:= 2.1886 ; lna:=b0+b2rata_lnA+b3rata_lnEd+b4rata_lnF+b5rata_lnI+b6rata_lnP+b7rata_lnT; a:=explna; b:=b1; fQ:=Qa1b1; plotfQ,Q=0..Vrata; Lampiran 35 lanjutan U:=intfQ,Q=0..Vrata; P:=Vrataa1b; C:=PVrata; CS:=U-C; Nilai_Ekonomi:=CSNL; Lampiran 36 Perhitungan nilai ekonomi Kawasan Watukarung kondisi aktual Regression Statistics Multiple R 0.847778342 R Square 0.718728117 Adjusted R Square 0.67184947 Standard Error 0.53633815 Observations 50 ANOVA df SS MS F Significance F Regression 7 30.872015 4.4102879 15.331674 9.1802E-10 Residual 42 12.081662 0.2876586 Total 49 42.953677 restart; b0:= 5.517193833 ; b1:= -1.022380417 ; b2:= 0.181544069 ; b3:= 0.89780067 ; b4:= 0.12602102 ; b5:= 0.329802741 ; b6:= -0.046817436 ; b7:= 0.826197428 ; rata_lnA:= 3.39495404 ; rata_lnEd:= 2.699069922 ; rata_lnF:= 0.694647027 ; rata_lnI:= 14.5354042 ; rata_lnP:= 0.613075103 ; rata_lnT:= 0.443636766 ; Vrata:= 4.8200 ; N:= 15000 ; L:= 3.1368 ; lna:=b0+b2rata_lnA+b3rata_lnEd+b4rata_lnF+b5rata_lnI+b6rata_lnP+b7rata_lnT; a:=explna; b:=b1; fQ:=Qa1b1; Lampiran 36 Lanjutan plotfQ,Q=0..Vrata; U:=intfQ,Q=0..Vrata; P:=Vrataa1b; C:=PVrata; CS:=U-C; Nilai_Ekonomi:=CSNL; Nilai Wisata = Rp 157.230.307.100 hatahun Lampiran 37 Perhitungan nilai ekonomi Kawasan Watukarung sesuai daya dukung Regression Statistics Multiple R 0.847778342 R Square 0.718728117 Adjusted R Square 0.67184947 Standard Error 0.53633815 Observations 50 ANOVA df SS MS F Significance F Regression 7 30.872015 4.4102879 15.331674 9.1802E-10 Residual 42 12.081662 0.2876586 Total 49 42.953677 restart; b0:= 5.517193833 ; b1:= -1.022380417 ; b2:= 0.181544069 ; b3:= 0.89780067 ; b4:= 0.12602102 ; b5:= 0.329802741 ; b6:= -0.046817436 ; b7:= 0.826197428 ; rata_lnA:= 3.39495404 ; rata_lnEd:= 2.699069922 ; rata_lnF:= 0.694647027 ; rata_lnI:= 14.5354042 ; rata_lnP:= 0.613075103 ; rata_lnT:= 0.443636766 ; Vrata:= 4.8200 ; N:= 262435 ; L:= 6.363 ; lna:=b0+b2rata_lnA+b3rata_lnEd+b4rata_lnF+b5rata_lnI+b6rata_lnP+b7rata_lnT; a:=explna; b:=b1; fQ:=Qa1b1; Lampiran 37 lanjutan plotfQ,Q=0..Vrata; U:=intfQ,Q=0..Vrata; P:=Vrataa1b; C:=PVrata; CS:=U-C; Nilai_Ekonomi:=CSNL; Nilai Wisata = Rp 1.356.099.839.000 hatahun Lampiran 38 Perhitungan Nilai Ekonomi Perikanan Regression Statistics Multiple R 0.996313957 R Square 0.992641501 Adjusted R Square 0.99106468 Standard Error 0.071383708 Observations 35 ANOVA df SS MS F Significance F Regression 6 19.24683929 3.207807 629.5206207 1.61527E-28 Residual 28 0.142677746 0.005096 Total 34 19.38951703 restart; Lna:=b0+b2Rata_LnA+b3Rata_LnEd+b4Rata_LnF+b5Rata_LnEx+b6Rata _LnI; Lampiran 38 Lanjutan Lampiran 39 Peta Daerah Penangkapan Ikan Nelayan Watukarung ABSTRACT ANI RAHMAWATI. Coastal Area Management for Tourism and Fisheries in Pringkuku District, Pacitan Regency, East Java Province. Under direction of ACHMAD FAHRUDIN and FREDINAN YULIANDA Pringkuku District Coastal area was been used for tourism and fisheries activities. But they were not yet been regulated and managed optimally. The objectives of this research was to analize space usage level in coastal area Pringkuku District, to analize suitable and carrying capacity for tourism, to analize area usage level from economic value for tourism, and to arrange sustainable management strategy. The result shown: 1 Area usage for tourism in Srau is about 65.67 and area usage for Watukarung is about 49,00.2 Srau and Watukarung area have not exceed the carrying capacity, where the suitability of the area is mostly very suitable. 3 Srau area usage level has reach about 32,26 while Watukarung just reach about 11,59. 4 Tourism strategy management for Srau area: provide and improvement seat, toilet and trash bin; improvement the road and communication network; provide sign and marking; training for increase human resources and involve personnel for guide. Tourism strategy management for Watukarung area: provide and improvement trash bin, seat, toilet, musholla and food stall; improvement the road and communication network; provide the sign and marking; training for increase personnel human resources; provide guide and involve fisherman within tourism. Keywords :Carrying capacity, Coastal, Economic value, Management, Pringkuku District, Suitable, Usage level, RINGKASAN ANI RAHMAWATI. Pengelolaan Kawasan Pesisir untuk Kegiatan Wisata Pantai dan Perikanan di Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Dibimbing oleh ACHMAD FAHRUDIN dan FREDINAN YULIANDA. Salah satu kawasan pesisir di Kabupaten Pacitan yang dimanfaatkan untuk kegiatan wisata maupun perikanan adalah Kecamatan Pringkuku dengan panjang garis pantai 15,779 km. Wilayah pesisirnya terdiri atas pantai pasir putih dengan batuan karst dan terdapat Tempat Pendaratan Ikan TPI Watukarung untuk mendaratkan hasil tangkapan nelayan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pemanfaatan ruang, menganalisis kesesuaian dan daya dukung kawasan untuk kegiatan wisata, menganalisis tingkat pemanfaatan kawasan dari nilai ekonomi kawasan yang dimanfaatkan untuk kegiatan wisata dan perikanan dan menyusun strategi pengelolaan kawasan pesisir Kecamatan Pringkuku. Penelitian dilaksanakan di kawasan pesisir Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan Desa Watukarung, Desa Jlubang, Desa Dadapan, Desa Poko dan Desa Candi. Pengumpulan data di lapangan dilakukan pada bulan April-Juli 2012. Sebelumnya dilakukan survei pendahuluan pada bulan September 2011. Data yang diambil yaitu kualitas air, kesesuaian lahan, daya dukung, nilai ekonomi wisata dan perikanan, dan analisis kepuasan wistawan. Kondisi kualitas perairan masih sesuai untuk kegiatan wisata karena belum ada pengaruh yang dominan dari kegiatan manusia. Kawasan wisata Srau memiliki daya dukung ekologis sebesar 142.350 orangtahun. Kawasan wisata Watukarung memiliki daya dukung ekologis sebesar 306.235 orangtahun. Nilai pemanfaatan wisata aktual sebesar Rp 307.992.650.000hatahun, sedangkan nilai wisata berdasarkan daya dukung sebesar Rp 954.597.159.800hatahun. Tingkat pemanfaatan kawasan Srau dilihat dari nilai ekonomi sekitar 32,26. Nilai wisata aktual kawasan Watukarung sebesar Rp 157.230.307.100hatahun. Nilai wisata sesuai daya dukung Rp 1.356.099.839.000hatahun. Pemanfaatan di kawasan Watukarung masih lebih rendah dibanding kawasan Srau yaitu 11,59. Nilai perikanan aktual sebesar Rp 26.510.238.840hatahun sekitar 17,93 dari nilai produksi perikanan Kabupaten Pacitan. Tingkat kepuasan wisatawan paling tinggi terdapat pada kriteria karakteristik alam dan paling rendah pada kriteria informasi-komunikasi dan infrastruktur. Strategi pengelolaan perikanan yaitu perbaikan armada perikanan, peningkatan keterampilan pengolahan hasil perikanan dan pengembangan pemasaran hasil perikanan. Strategi pengelolaan di Kawasan Srau yaitu perbaikan fasilitas tempat duduk, toilet, tempat sampah; perbaikan jalan; penyediaan penunjuk jalan, jaringan komunikasi dan tanda; serta pelatihan untuk peningkatan SDM petugas kawasan. Strategi pengelolaan kawasan Watukarung yaitu perbaikan dan penyediaan fasilitas tempat duduk, toilet, tempat sampah, kios makanan, tempat ibadah; perbaikan jalan; penyediaan penunjuk jalan, jaringan komunikasi dan tanda; pelatihan untuk meningkatkan SDM petugas kawasan dan melibatkan nelayan dalam kegiatan wisata Kata kunci: Daya dukung, Kecamatan Pringkuku, Kesesuaian, Nilai ekonomi perikanan, Nilai ekonomi wisata, Pengelolaan, Pesisir. 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kawasan pesisir merupakan daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut. Kawasan pesisir merupakan ekosistem yang kompleks dan mempunyai nilai sumberdaya alam yang tinggi. Sumberdaya alam yang terdapat di kawasan pesisir antara lain perikanan, pasir, air laut, mikro organisme, mangrove, terumbu karang dan lamun Balitbang 2003. Kabupaten Pacitan merupakan salah satu kabupaten yang memiliki kawasan pesisir yang tersebar sepanjang wilayah bagian selatan. Kabupaten Pacitan terletak di Provinsi Jawa Timur yang memiliki luas wilayah ± 1.389,87 km². Panjang garis pantai 70,709 km terbentang pada tujuh wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Sudimoro, Ngadirojo, Tulakan, Kebonagung, Pacitan, Pringkuku, dan Donorojo Wilayah pesisir Kabupaten Pacitan berbatasan langsung dengan pantai selatan Pulau Jawa yang memiliki karakteristik gelombang yang cukup besar. Rata-rata tinggi gelombang di tepi pantai melebihi 1,5 m dengan karakteristik pantainya yang berpasir dari yang landai sampai curam. Lingkup perencanaan ruang kawasan pesisir dan laut untuk wilayah daratan meliputi 951,03 km², ditambah wilayah lautan sejauh 4 mil dari batas pantai ± 523,82 km². Berdasarkan data dari Pemerintah Kabupaten Pacitan, luas perairan laut untuk wilayah 12 mil dari batas pantai sebesar 1.571,44 km², sedangkan perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia ZEEI seluas 26.190,62 km² Balitbang 2003. Kawasan pesisir di Kabupaten Pacitan telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas dengan melibatkan berbagai pihak. Pemanfaatan yang dilakukan berupa kegiatan wisata dan perikanan sebagian besar penangkapan dan beberapa melakukan budidaya. Berbagai kegiatan pemanfaatan tersebut rentan terhadap benturan kepentingan antar lembaga atau sektor terkait. Salah satu kawasan pesisir yang dimanfaatkan untuk kegiatan wisata maupun perikanan adalah Kecamatan Pringkuku yang memiliki panjang garis pantai 15,779 km. Karakteristik wilayah pesisirnya yang terdiri atas pantai pasir putih dengan batuan karst yang dimanfaatkan untuk kegiatan wisata. Selain itu juga terdapat Tempat Pendaratan Ikan TPI Watukarung untuk mendaratkan hasil tangkapan nelayan. Kegiatan perikanan di Kecamatan Pringkuku masih terbatas dalam skala kecil, dengan menggunakan alat tangkap yang masih tradisional misalnya jaring dan pancing. Pemanfaatan wilayah pesisir di Kecamatan Pringkuku untuk kegiatan wisata dan perikanan masih belum diatur dan dikelola secara optimal oleh pemerintah daerah setempat. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan wilayah di kawasan ini antara lain adanya konflik pemanfaatan wilayah, isu dan permasalahan biofisik abrasi, kerusakan sumberdaya, keterbatasan aksesibilitas dan masalah perikanan keterbatasan kemampuan nelayan lokal. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan wisata dan perikanan masih bersifat alami dimana pemanfaatan ruang masih dititik beratkan di wilayah darat dan masih dalam konteks pemanfaatan jasa-jasa lingkungan sehingga potensi sumberdaya alam yang ada di wilayah ini belum dimanfaatkan secara optimal.

1.2 Perumusan Masalah

Kecamatan Pringkuku memiliki potensi pantai berpasir putih yang terhampar sepanjang 15,779 km. Pantai berpasir di Kecamatan Pringkuku memiliki lingkungan yang masih alami dan memiliki potensi perikanan yang cukup baik dengan jenis ikan yang beragam. Fishing ground dan kondisi perairan yang masih baik serta potensi sumberdaya pesisir yang ada dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata dan perikanan. Pemanfaatan potensi tersebut belum dilakukan dengan optimal. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sumberdaya yang belum termanfaatkan, kurangnya fasilitas pendukung baik dari segi kondisi maupun jumlah serta kondisi fasilitas yang kurang terawat. Selain itu, kegiatan pemanfaatan belum banyak memberikan pengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan. Pada kegiatan perikanan, potensi yang ada juga belum dimanfaatkan dengan optimal. Hal ini dapat dilihat dari kondisi armada penangkapan dan keterampilan nelayan yang masih terbatas sehingga tingkat kesejahteraan nelayannya masih rendah. Selama ini belum dilakukan penelitian yang mendetail untuk mengkaji kondisi, potensi dan pengelolaan yang ada di kawasan pesisir Kecamatan Pringkuku. Apabila pemanfaatan dapat dioptimalkan maka akan berkontribusi terhadap kesejahteraan nelayan, dan masyarakat sekitar kawasan. Pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat masih bersifat tradisional dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan mengesampingkan aspek kelestarian sumberdaya dan lingkungan. Pola pemanfaatan seperti ini dalam jangka panjang akan memberikan ancaman terhadap keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan di Kecamatan Pringkuku. Untuk dapat menyusun konsep pengelolaan kawasan pesisir secara terpadu dan bertanggungjawab diperlukan data yang akurat terkait dengan pemanfaatan potensi eksisting, nilai ekonomi kawasan, kesesuaian ruang dan daya dukung lingkungan. Data yang akurat dan baru akan menentukan keakuratan konsep pengelolaan yang dihasilkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan permasalahan yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah: 1 Bagaimana tingkat pemanfaatan ruang di kawasan pesisir Kecamatan Pringkuku? 2 Bagaimana kondisi kesesuaian dan daya dukung kawasan untuk kegiatan wisata? 3 Bagaimana tingkat pemanfaatan dari nilai ekonomi kawasan pesisir di Kecamatan Pringkuku yang dimanfaatkan untuk kegiatan wisata dan perikanan? 4 Bagaimana konsep pengelolaan kawasan pesisir di Kecamatan Pringkuku yang memperhatikan kelestarian keberlanjutan sumberdaya dan lingkungan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1 Menganalisis tingkat pemanfaatan ruang di kawasan pesisir Kecamatan Pringkuku, 2 Menganalisis kesesuaian dan daya dukung kawasan untuk kegiatan wisata, 3 Menganalisis tingkat pemanfaatan kawasan dari nilai ekonomi kawasan pesisir di Kecamatan Pringkuku yang dimanfaatkan untuk kegiatan wisata dan perikanan 4 Menyusun strategi pengelolaan kawasan pesisir Kecamatan Pringkuku yang berkelanjutan.