Kualitas Air Coastal Area Management for Tourism and Fisheries in Pringkuku District, Pacitan Regency, East Java Province

Tabel 24 Hasil pengukuran parameter kualitas air Parameter Stasiun Pengukuran Baku mutu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 DO mgl 7,1-9,2 5,0-5,7 6,8-10,6 6,6-7,4 7,2-10,7 5,2-5,8 5,6-6,8 9,0-9,5 6,3-7,2 5 pH 7 7 7 7 7,0-7,5 7 7 7 7 7,0- 8,5 Suhu °C 28,2-28,6 28,4-28,6 28,4-28,7 28,3-29,5 28,8-29,3 28,4-28,7 28,3-28,5 28,5-28,629,0-29.6 Alami Salinitas ‰ 35 34-35 34 35 3-35 10 34 33-37 35 Alami Kecerahan 100 100 100 100 100 95 100 100 100 6 meter Kedalaman m 0,5 – 2 0,5-1 1-1,5 1-1,5 1-1,5 0,5-1 0,5-1 0,5-1,5 0,5-1,5 Bau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Sampah Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil BOD mgl - 1,25 - - - 3,5 1,4 - - 10 TSS mgl - 6 - - - 10 6 - - 20 E coli MPN100 ml - - - - 48 - - 200 Sumber: Data primer diolah, 2012 Kepmen LH No. 51 tahun 2004 tentang baku mutu air laut untuk wisata bahari Kandungan DO juga dipengaruhi oleh kandungan bahan organik yang masuk ke perairan, baik oleh aktivitas manusia dari daratan maupun masukan dari aliran sungai Sandra 2011. Nilai DO yang masih sesuai dengan baku mutu menunjukkan bahwa pengaruh kegiatan sekitar aktivitas manusia dan alam sangat kecil bahkan hampir tidak ada. Nilai tersebut menunjukkan bahwa perairan di pesisir Kecamatan Pringkuku masih layaksesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata dan masih dapat menunjang kehidupan biota laut yang ada. Derajat keasaman pH merupakan sifat kimia yang berperan penting untuk mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan dalam perairan. Ikan dan organisme lainnya dapat hidup pada selang pH tertentu. Nilai pH dapat digunakan untuk menilai kesesuaian suatu perairan dalam menunjang kehidupan organisme perairan. Nilai derajat keasaman pH perairan di sekitar lokasi pengambilan contoh berkisar antara 7,0-7,5. Nilai yang diperoleh tersebut sesuai dengan baku mutu air laut kisaran pH antara 7,0-8,5 merupakan daerah yang potensial sebagai tempat rekreasi. Perairan yang diinginkan untuk daerah rekreasi terutama rekreasi pantai adalah perairan yang umumnya memiliki kisaran pH antara 7,0-7,5 sehingga tidak menyebabkan iritasi mata. Aktivitas wisata pantai yang sering dilakukan adalah berenang sehingga pH perlu menjadi faktor penting dalam penetapan suatu lokasi kawasan wisata pantai. Perairan di Pulau Batam yang memiliki pH 7,5-8,2 juga masih layak untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata pantai Garno 2001. Bagi kehidupan organismebiota perairan, suhu merupakan salah satu faktor fisika yang sangat penting. Batas toleransi tiap organisme perairan terhadap perubahan suhu berbeda-beda. Selain suhu, biota perairan juga terpengaruh terhadap parameter lainnya fisika dan kimia. Nontji 2005, suhu perairan dapat digunakan untuk mempelajari gejala-gejala fisika di dalam perairan laut yang terkait dengan kehidupan hewan atau tumbuhan. Adanya perubahan suhu perairan dapat mempengaruhi proses-proses biologis dan ekologis yang terjadi di dalam air. Saat proses biologi dan ekologi terpengaruh, maka komunitas biologi yang ada di dalamnya akan terpengaruh juga. Hasil pengukuran suhu di stasiun pengambilan contoh diperoleh nilai suhu perairan di pesisir Kecamatan Pringkuku berkisar 28,2-29,6 °C. Suhu permukaan laut yang diperoleh tersebut masih sesuai dengan suhu permukaan laut di perairan nusantara yang pada umumnya antara 28- 31,0 °C Nontji 2005. Kisaran suhu dapat saja berubah pada waktu pengukuran yang berbeda tergantung pada cuaca dan kondisi perairan. Salinitas adalah kandungan garam yang terdapat dalam air laut. Salinitas menjadi komponen yang berperan penting untuk mengontrol densitas air laut dan juga berpengaruh terhadap biota laut. Salinitas disebut pula jumlah berat semua garam gram yang terlarut dalam satu liter air, dinyatakan dalam satuan ‰ per mil, gram per liter. Salinitas di laut sebarannya dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan dan aliran sungai Nontji 2005. Nilai salinitas di pesisir Kecamatan Pringkuku rata-rata sebesar 35‰, hanya pada daerah muara sungai yang memiliki kisaran salinitas yang lebih rendah, mencapai 3‰ dan 10‰ pada saat surut. Nilai tersebut masih berada pada kisaran nilai salinitas yang normal untuk perairan laut dan masih sesuai dengan baku mutu air laut untuk wisata bahari. Nilai salinitas yang sesuai dengan baku mutu tersebut menunjukkan bahwa perairan di Kecamatan Pringkuku sesuai untuk kegiatan wisata. Kecerahan perairan merupakan kemampuan cahaya untuk menembus lapisan air pada kedalaman tertentu. Kegiatan wisata pantai membutuhkan kecerahan perairan yang baik. Hal ini dikarenakan wisatawan dapat terganggu apabila kondisi kecerahan perairan kurang baik. Nilai kecerahan yang diperoleh rata-rata sebesar 100 kecerahan sampai dasar perairan. Kedalaman perairan pantai antara 0,5-1,5 meter. Pada kedalaman tersebut dasar perairan masih terlihat dengan jelas. Nilai tersebut menunjukkan bahwa perairan pantai di kawasan pesisir Kecamatan Pringkuku kecerahannya masih di bawah dari baku mutu. Namun kecerahan tersebut cukup baik mengingat kedalaman perairan masih terlihat dengan jelas. Selain itu, dengan tingkat kecerahan tersebut perairan pantai di pesisir Kecamatan Pringkuku masih baik untuk aktivitas berenang. Perairan pesisir di Kecamatan Pringkuku tidak berbau. Perairannya masih alami dan belum ada bahan pencemar yang masuk ke perairan sehingga kondisi ini harus harus terus dijaga dan dipertahankan. Tidak adanya bau akan membuat wisatawan merasa nyaman dan tidak terganggu saat melakukan kegiatan wisata. Hasil pengamatan menunjukkan tidak ditemukan sampah nihil di sepanjang pantai Kecamatan Pringkuku. Kondisi tersebut sesuai dengan baku mutu sehingga pantai-pantai di kawasan pesisir Kecamatan Pringkuku sesuai untuk kegiatan wisata. Hasil pengukuran contoh air diperoleh nilai BOD 5 sebesar 1,25-3,5 mgl. Nilai tersebut tidak melebihi baku mutu 10 mgl. Hal tersebut menunjukkan kandungan bahan organik yang ada di pantai Kecamatan Pringkuku cukup sedikit. Bahan organik yang sedikit menyebabkan jumlah pasokan oksigen yang tersedia masih banyak. Nilai BOD 5 yang diperoleh masih menunjukkan bahwa perairan pantai di Kecamatan Pringkuku masih dalam kondisi baik dan sesuai untuk kegiatan wisata. Perairan pantai di kecamatan Pringkuku tergolong jernih karena kadar TSS tidak melebihi baku mutu, yaitu berkisar antara 6-10 mgl. Hal tersebut senada dengan kondisi kecerahan perairannya yang mencapai 100. Kadar maksimum TSS dalam air laut untuk kegiatan wisata bahari yang ditetapkan Menteri Negara Lingkungan Hidup adalah 20 mgl. Kadar TSS yang diperoleh sesuai dengan baku mutu sehingga kawasan pantai di wilayah ini sesuai untuk kegiatan wisata. Hasil analisis laboratorium terhadap contoh air dari perairan pantai di Kecamatan Pringkuku tidak ditemukan adanya bakteri E. Coli, kecuali dari contoh air yang berasal dari muara sungai. Bakteri E. Coli yang ditemukan sebesar 48 MPN100 ml. Nilai tersebut masih sesuai dengan baku mutu, dimana baku mutu tidak boleh melebihi 200 MPN100 ml. Rendahnya kandungan E. Coli antara lain disebabkan oleh kondisi perairan yang berarus cukup besar, sehingga proses resirkulasi air berjalan dengan baik. Meskipun kemungkinan keberadaan bakteri E. Coli di perairan tetap ada, namun derasnya arus akan mengakibatkan terjadinya flushing yang menyebabkan bakteri terbawa arus. Tidak adanya bakteri E. Coli menunjukkan bahwa perairan pantai di Kecamatan Pringkuku cukup baik digunakan untuk kegiatan berenang. Akan tetapi kondisi arus, gelombang dan batasan area aman untuk berenang harus diperhatikan untuk menjamin kenyamanan dan keamanan wisatawan. Secara umum kualitas perairan pantai di Kecamatan Pringkuku sesuai untuk kegiatan wisata. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis kualitas air mencakup DO, pH, suhu, salinitas, kecerahan, bau, sampah, BOD, TSS dan E. Coli yang nilainya masih berada di bawah standar baku mutu untuk kegiatan wisata di kawasan tersebut.

5.3 Analisis Kesesuaian Kawasan

Analisis kesesuaian peruntukan wilayah sebagai kawasan wisata pantai dilakukan dengan menggunakan Indeks Kesesuaian Wisata IKW. Analisis kesesuaian tersebut diukur dengan memberikan bobot dan skor pada parameter faktor pembatas yang telah ditentukan. Analisis kesesuaian kawasan untuk wisata pantai dilakukan pada 20 pantai berpasir dominan putih yang ada di kawasan pesisir Kecamatan Pringkuku Lampiran 14. Kesesuaian wilayah untuk wisata pantai ditentukan dari aktivitas yang bisa dilakukan pada kawasan tersebut. Kegiatan yang dilakukan wisatawan untuk wisata pantai adalah berenang, berjemur, wisata olahraga, rekreasi pantai, surfing dan memancing. Untuk aktivitas surfing, sangat bergantung pada kondisi ombak dan angin di masing- masing tempat. Penghitungan IKW didasarkan pada hasil observasi dan pengukuran yang telah dilakukan pada 20 pantai terhadap kriteria tipe pantai, lebar pantai, kemiringan pantai, penutupan lahan pantai, ketersediaan air tawar, kedalaman, material dasar perairan, kecepatan arus, kecerahan perairan dan biota berbahaya Tabel 25. Tabel 25 Analisis kesesuaian pantai untuk wisata pantai No Lokasi Jumlah Skor Indeks Kesesuaian Wisata IKW Kelas Kesesuaian Peta kesesuaian 1 Pantai Tuguragung 41 48,81 TS Lampiran 8 2 Pantai Pare 77 91,67 S1 Lampiran 15 3 Pantai Srau 79 94,05 S1 Lampiran 16 4 Pantai Wayang 76 90,48 S1 Lampiran 17 5 Pantai Gampar 76 90,48 S1 Lampiran 18 6 Pantai Wawaran 63 75,00 S1 Lampiran 19 7 Pantai Mblue 71 84,52 S1 Lampiran 20 8 Pantai Kreweng 59 70,24 S2 Lampiran 21 9 Pantai Seruni 69 82,14 S1 Lampiran 22 10 Pantai Peden Ombo 69 82,14 S1 Lampiran 23 11 Pantai Kasap 67 79,76 S1 Lampiran 24 12 Pantai Brecak 67 79,76 S1 Lampiran 25 13 Pantai Watukarung 76 90,48 S1 Lampiran 26 14 Pantai Sirah Towo 71 84,52 S1 Lampiran 27 15 Pantai Jantur 71 84,52 S1 Lampiran 28 16 Pantai Ngalurombo 73 86,90 S1 Lampiran 29 17 Pantai Waduk 76 90,48 S1 Lampiran 30 18 Pantai Ngalihan 72 85,71 S1 Lampiran 31 19 Pantai Bresah 75 89,29 S1 Lampiran 32 20 Pantai Geben 71 84,52 S1 Lampiran 33 Sumber: Data primer, diolah 2012 Keterangan : TS =Tidak sesuai S2 =Sesuai S1 =Sangat sesuai Kedalaman pantai-pantai yang terdapat di kawasan pesisir Kecamatan Pringkuku berkisar antara 0,5-3,0 meter. Tipe pantainya sebagian besar pasir putih, hanya beberapa yang berupa pasir kecoklatan. Panjang pantai yang dapat digunakan untuk kegiatan wisata berkisar 35-532 meter. Material dasar laut sebagian besar pasir dan beberapa bagian terdapat karang. Kecepatan arusnya antara 0,20-0,25 meterdetik. Penutupan lahan pantai merupakan lahan terbuka dimana terdapat pohon kelapa, pandan dan semak belukar. Hampir di sebagian besar pantai ditemukan adanya bulu babi. Ketersediaan air tawar di pantai-pantai yang ada di kawasan pesisir Kecamatan Pringkuku memiliki jarak 0,5 km hingga 1,0 km. Sebagian besar pantai yang terdapat di kawasan pesisir Kecamatan Pringkuku memiliki kelas kesesuaian S1 sangat sesuai dan hanya satu pantai yang memiliki kesesuaian S2 sesuai Tabel 25. Kelas kesesuaian S1 disebut