Kondisi Perikanan Coastal Area Management for Tourism and Fisheries in Pringkuku District, Pacitan Regency, East Java Province

Tabel 19 Produksi perikanan laut kg Kabupaten Pacitan menurut jenis ikan Tahun 2005-2010 No Jenis Ikan Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Tuna - 74.231 1.153.236 1.181.905 1.688.588 1.589.989 2 Cakalang - 21.230 556.782 725.847 959.927 1.352.778 3 BawalDorang 67.069 84.030 40.816 3.719 6.210 4 Kembung 90.800 109.837 84.252 5.539 66.360 43.038 5 Udang Lobster 23.759 11.133 41.134 28.017 9.163 15.822 6 Udang Merah 2.784 6.079 2.176 - 1.414 110 7 Rebon 28.128 65.002 52.376 90.344 - 8 Teri 51.610 96.556 35.070 56.395 27.369 124.752 9 TongkolAbon 190.478 184.242 163.584 448.314 394.900 493.711 10 Lemuru 85.495 90.557 66.737 109.208 72.789 179.559 11 Tengiri 77.485 51.885 63.320 192.337 4.022 13.763 12 Layur 177.454 192.523 133.094 120.935 350.297 236.046 13 Julung-julung 54.444 64.593 24.920 22.639 427 6.508 14 Tiga Waja 64.292 79.119 41.050 22.444 1.922 7.728 15 Ekor Kuning 25.940 44.996 25.395 9.359 6.314 5.448 16 Ikan Kue 62.178 55.439 27.520 183 652 11.488 18 Manyung 94.340 140.540 95.063 12.904 15.163 32.129 19 Kurau 52.242 46.253 - - 403 7.566 20 CucutKelong 113.610 123.507 68.833 33.276 19.521 38.636 21 Pari 90.302 94.785 45.860 9.556 42.675 57.371 22 Kakap 59.812 25.642 38.397 19.053 4.826 11.556 23 Remang 11.531 14.007 - - - 24 Kerapu - 27.088 12.567 728 3.342 5.094 25 Layang - - 24.835 10.879 270.648 514.249 26 Marlin - - 24.286 834 - 196 27 Sebelah - - 24.316 1.183 736 1.316 28 Lemadang - - 16.852 4.555 35.210 85.110 29 Kuniran - - 17.661 40.635 490 3.740 30 Golok golok - - 14.900 - 560 - 31 Udang jerbung - - 8.067 3.087 - - 32 Lencam - - 7.688 16 411 - 33 Cumi cumi - - 1.631 147 1.429 1.042 34 Peperek 14.503 20.077 1.632 2.965 408 1.020 35 Kurisi - - 974 1.093 - - 36 Pogot - - 159 - - - 37 Rumput laut - - 15.240 1.637 20.951 127.227 38 Lain-lain 121.293 148.249 184.238 278.739 554.226 83.696 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 2011 Berdasarkan data perikanan tangkap di Kabupaten Pacitan dilakukan penghitungan CPUE. Penghitungan CPUE tersebut dikelompokkan dalam dua jenis yaitu jenis ikan pelagis dan ikan demersal. Nilai MSY untuk ikan pelagis sebesar 5.961,86 ton dan produksi aktual tahun 2012 sebesar 5.013,55 ton. Hal ini menunjukkan masih ada potensi sumberdaya ikan pelagis yang belum dimanfaatkan sebesar 948,31 ton Gambar 12. Gambar 12 MSY Kabupaten Pacitan dari jenis ikan pelagis Nilai MSY untuk ikan pelagis sebesar 2.437,82 ton dan produksi aktual tahun 2012 sebesar 1.575.71 ton. Hal ini menunjukkan masih ada potensi sumberdaya ikan pelagis yang belum dimanfaatkan sebesar 862,11 ton Gambar 13. Dalam mengetahui hubungan upaya dengan tangkapan digunakan pendekatan surplus produksi. Dalam pendekatan tersebut tangkapan bergantung pada tempat menangkapnya. Gambar 13 MSY Kabupaten Pacitan dari jenis ikan demersal Produksi perikanan di Kecamatan Pringkuku yang didaratkan di TPI Watukarung mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun Tabel 20. Produksi perikanan yang dihasilkan berasal dari nelayan tradisional dengan trip penangkapan harian one day fishing. Lama trip penangkapan yang dilakukan dalam sehari kurang lebih enam jam. Tabel 20 Jumlah produksi perikanan tangkap Kecamatan Pringkuku Tahun 2005-2011 Tahun Produksi tangkapan kg 2005 212.115 2006 308.484 2007 326.685 2008 374.561 2009 406.560 2010 331.982 2011 224.105 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 2011 Fluktuasi hasil tangkapan di Kabupaten Pacitan dan Kecamatan Pringkuku cukup berbeda Gambar 14. Produksi perikanan Kabupaten Pacitan cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, sedangkan di Kecamatan Pringkuku mengalami peningkatan dan penurunan. Gambar 14 Fluktuasi produksi perikanan di Kabupaten Pacitan dan Kecamatan Pringkuku Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 2011, diolah. Peningkatan produksi perikanan di Kabupaten Pacitan dipengaruhi oleh hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Tamperan. Armada penangkapan yang mendaratkan hasil tangkapan di PPP Tamperan tidak hanya berasal dari Pacitan, namun juga dari berbagai wilayah di luar Pacitan seperti Sulawesi dan Cilacap dengan ukuran kapal yang lebih besar, daerah penangkapan yang lebih luas dan peralatan yang lebih modern. Daerah penangkapan ikan nelayan di Kecamatan Pringkuku sebagian besar di sekitar perairan Watukarung dan Srau dengan jarak tempuh singkat dan trip bersifat harian. Hal ini menyebabkan produksi di Kecamatan Pringkuku hanya mendukung sekitar 6 dari produksi perikanan di Kabupaten Pacitan. Kegiatan perikanan di Kecamatan Pringkuku ditunjang dengan dibangunnya TPI Watukarung. Penjualan hasil tangkapan tidak dilakukan dengan sistem lelang, namun langsung dijual ke tengkulak setelah dilakukan penimbangan. Kondisi TPI Watukarung dan beberapa hasil tangkapan ditunjukkan pada Gambar 15. Gambar 15 TPI Watukarung dan beberapa hasil tangkapan Tempat Pendaratan Ikan TPI di Kecamatan Pringkuku terletak di muara sungai untuk memudahkan pendaratan ikan dan penambatan kapal penangkapan. Jenis kapal yang digunakan untuk kegiatan penangkapan ikan terdiri atas perahu motor tempel dan perahu tanpa motor Gambar 16. Perahu motor tempel yang digunakan terdiri atas tiga jenis, yaitu perahu jukung, bercadik dan tanpa cadik. Sementara itu untuk perahu tanpa motor hanya ada satu jenis yaitu perahu dayung. Perahu motor tempel bercadik memiliki panjang 9 meter, lebar 1 meter dan kedalaman 0,60 meter. Perahu tersebut mampu menampung maksimal 3-4 orang. Perahu motor tempel tanpa cadik memiliki panjang 5,5 meter; lebar 1,1 meter dan kedalaman 0,4-0,5 meter. Perahu tanpa cadik mampu menampung 2-3 orang. Perahu motor tempel jukung memiliki panjang 4 meter; lebar 0,7 meter dan kedalaman 0,3 meter. Perahu jukung mampu menampung dua orang. Perahu tanpa motor dayung memiliki panjang 3,0-3,5 meter; lebar 0,5-0,6 meter dan kedalaman 0,20-0,25 meter. Perahu dayung hanya mampu menampung satu orang Jumlah kapal mengalami kenaikan dari tahun ke tahun Tabel 21. Pada tahun 2011 jumlah kapal sama dengan tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah nelayan dari tahun ke tahun Tabel 22 maupun penambahan kapal yang dilakukan oleh pemilik perahu juragan. a b c d Gambar 16 Perahu motor tempel : a perahu bercadik, b perahu tanpa cadik, c perahu jukung; perahu tanpa motor : d perahu dayung Tabel 21 Jumlah kapal perikanan di Kecamatan Pringkuku Tahun 2003-2010 Tahun Jenis Kapal Motor tempel buah Tanpa motor 2003 75 3 2004 101 5 2005 106 5 2006 77 5 2007 103 5 2008 177 5 2009 215 5 2010 218 5 2011 218 5 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 2012 Jumlah nelayan di Kecamatan Pringkuku mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan tersebut disebabkan datangnya nelayan dari daerah lain yang melakukan kegiatan penangkapan di wilayah perairan Watukarung. Selain itu, anggota keluarga anak dari nelayan tersebut sebagian besar mengikuti orangtuanya untuk menjadi nelayan. Tabel 22 Jumlah nelayan di Kecamatan Pringkuku Tahun 2003-2010 Tahun Jumlah nelayan 2003 598 2004 628 2005 619 2006 619 2007 619 2008 619 2009 673 2010 681 2011 681 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 2012 Kenaikan jumlah nelayan dari tahun ke tahun berpengaruh terhadap jumlah alat tangkap yang ada sehingga jumlahnya juga mengalami peningkatan Tabel 23. Jenis alat tangkap dominan yang digunakan oleh nelayan adalah gillnet dan pancing. Umumnya dalam satu kapal nelayan mengoperasikan lebih dari satu alat tangkap yang disesuaikan dengan musim ikan yang sedang berlangsung. Hal ini dilakukan agar nelayan tetap memperoleh pendapatan dari hasil melaut sepanjang tahun. Tabel 23 Jumlah alat tangkap Kecamatan Pringkuku Tahun 2010 Tahun Jenis alat tangkap Jaring unit Pancing basket bubu unit gillnet unit 2004 30 761 550 1.595 2005 19 403 557 1.477 2006 17 403 255 1.479 2007 223 103 16 1.400 2008 202 403 750 1.350 2009 180 410 300 1.300 2010 164 416 273 1.150 2011 164 416 270 1.150 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 2012 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kawasan Pesisir Kecamatan Pringkuku 5.1.1 Pantai Tuguragung Pantai Tuguragung berada di Desa Dadapan Kecamatan Pringkuku dengan lebar pantai 9,5 meter dan panjang pantai 35 m Gambar 17. Karakteristik pantai berpasir di Pantai Tuguragung berwarna kecoklatan. Jarak yang harus ditempuh untuk menuju pantai ini cukup jauh karena melewati jalan setapak dan tegalan sawah milik masyarakat. Tepi pantainya di dominasi oleh batuan besar dan kecil. Pantai ini dimanfaatkan sebagai tempat memancing. Pantai Tuguragung belum dikelola sebagai kawasan wisata dan masyarakat memanfaatkan pantai ini sebagai lokasi untuk mencari kerang-kerangan dan ikan Lampiran 8. Jenis kerang yang banyak diperoleh adalah jenis Turbo dan Cypraea. Gambar 17 Kondisi Pantai Tuguragung

5.1.2 Kawasan Srau

Kawasan Srau merupakan kawasan pesisir yang terletak di desa Candi Lampiran 9. Kawasan Srau terdiri atas enam pantai berpasir. Keenam pantai berpasir tersebut adalah pantai Pare, Pantai Srau, Pantai Wayang, Pantai Gampar, Pantai Wawaran dan Pantai Mblue. Kawasan Srau memiliki satu pintu loket masuk. Kawasan Srau dikelola oleh Pemda setempat yaitu Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan. Petugas penjaga loket masuk melibatkan masyarakat sekitar. Selain itu masyarakat sekitar juga dilibatkan dalam kegiatan wisata yaitu sebagai penjaga loket, penjaga mushola dan penjual makanan ataupun oleh-oleh. Pada kawasan Srau ini dapat dilihat beberapa pulau teras terangkat. Pulau teras terangkat merupakan pulau yang terbentuk dari proses tektonik, namun pada saat pengangkatan terjadi pembentukan teras yang sebagian besar berasal dari koral Bengen dan Retraubun 2006. Potensi air permukaan di pulau ini sedikit tetapi cukup banyak air tanahnya terutama jika batuan dasar dari pulau ini terdiri atas endapan yang kedap air sehingga memungkinkan air tersimpan di dalam akuifer batu gamping Bengen dan Retraubun 2006. Gambaran pulau teras terangkat yang terlihat di kawasan Srau dapat dilihat pada Lampiran 10.

5.1.2.1. Pantai Pare

Pantai Pare terletak di Desa Candi. Pantai ini berpasir putih dengan kondisi pantai yang cukup landai dan cukup lebar sekitar 25 meter dengan panjang pantai sekitar 90 meter Gambar 18. Pada pantai ini ditemukan hamparan karang, namun sebagian besar berupa karang mati. Pantai Pare memiliki ciri batuan besar di tepi pantai yang banyak dimanfaatkan untuk tempat berpijak saat memancing. Vegetasi pantai yang tumbuh di tepi pantai antara lain Pandanus sp. dan semak belukar. Selain vegetasi tersebut, ditemukan pula jenis mangrove ikutan yaitu Baringtonia asiatica. Pada musim tertentu bulan Juli-Agustus sering ditemukan ubur-ubur biru dan merah yang cukup mengganggu aktivitas wisatawan maupun masyarakat karena apabila bersentuhan dengan anggota tubuh dapat bereaksi seperti tersengat dan menimbulkan gatal-gatal Gambar 19. Gambar 18 Kondisi Pantai Pare Pantai ini menjadi tempat pendaratan penyu, namun saat ini frekuensinya sudah berkurang jarang. Pantai Pare sudah dikelola untuk kegiatan wisata yang termasuk dalam wilayah pengelolaan kawasan wisata Pantai Srau beserta enam pantai berpasir lainnya. Pantai Pare juga banyak dimanfaatkan oleh wisatawan