Strategi pengelolaan wisata di Kawasan Watukarung
Olahraga selaku pengelola hampir di sebagian besar tempat wisata di Kabupaten Pacitan tidak ikut andil mengelola kawasan. Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga menganggap kawasan Watukarung merupakan Desa binaan nelayan dibawah pengelolaan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan.
Oleh karena itu masyarakat desa sekitar Desa Watukarung berinisiatif mengelola.
1 Penyediaan dan perbaikan fasilitas
Fasilitas di kawasan ini masih sedikit. Hanya ada beberapa tempat duduk dan toilet yang tersedia. Tidak ditemukan adanya tempat sampah. Tempat sampah
perlu ditambahkan dan di tempatkan di tepi pantai maupun di tepi jalan ke arah masuk pantai. Tersedianya tempat sampah dapat membuat wisatawan tidak
membuang sampah sembarangan. Penambahan tempat duduk, toilet, tempat ibadah dan kios makanan juga sangat diperlukan mengingat hal tersebut
dibutuhkan wisatawan. Toilet dapat dibuat di sekitar kawasan yang dapat dijangkau wisatawan. Selain itu dalam pembuatan kios makanan, masyarakat
dapat dilibatkan untuk menjual makanan khas untuk kuliner. Makanan kuliner tersebut dapat menjadi daya tarik wisatawan.
2 Perbaikan infrastruktur
Jalan menuju kawasan beberapa mengalami kerusakan. Jalan yang mengalami kerusakan tersebut antara lain menuju kawasan Watukarung yang
melalui Desa Candi perbatasan dengan Desa Jlubang. Selain itu beberapa ruas jalan yang melalui Desa Watukarung juga ada yang berlubang. Jalan-jalan
tersebut perlu dilakukan perbaikan. Selain itu jalan dari Ngalurombo ke pantai Waduk, Ngalihan, Mbresah dan Geben masih berupa jalan setapak yang sebagian
besar dari tanah. Perlu dibuat jalan yang lebih bagus, walaupun pembuatan jalannya tidak lebar, namun nantinya wisatawan dapat dengan mudah menuju
pantai tersebut. Jalan dari Pantai Ngalurombo ke Pantai Sirahtowo dan Jantur juga masih jalan dari tanah. Jalan tersebut sebaiknya diperbaiki dan dibuat lebih bagus
sehingga wisatawan mudah menjangkaunya. Jalan dari Pantai Watukarung menuju Pantai Mbrecak, Kasap, Peden ombo, Seruni dan Kreweng beberapa juga
masih berupa jalan tanah dan jalan setapak. Perlu dibangun jalan yang lebih baik untuk memudahkan akses wisatawan. Hal tersebut dikarenakan banyaknya pilihan
tujuan wisatawan. Apabila jalan-jalan tersebut tidak dibangun, pantai yang lain tidak dapat dimanfaatkan dan dinikmati wisatawan.
3 Penyediaan penunjuk jalan, jaringan komunikasi dan tanda
Sebagaimana kawasan Srau, kawasan Watukarung pun memiliki penunjuk tanda dan jalan yang sangat sedikit. Kurangnya penunjuk jalan tersebut cukup
mengganggu wisatawan karena wisatawan perlu banyak bertanya untuk menemukan kawasan ini. Penunjuk jalan diletakkan mulai dari kota Kabupaten
Pacitan, pertigaan dekat Kawasan Pantai Teleng Ria, Pertigaan Desa Dadapan, Pertigaan antara kawasan Srau dan Watukarung, Pertigaan Desa Jlubang dan
Watukarung hingga telah memasuki kawasan. Selain itu penunjuk jalan untuk ke pantai lain selain pantai Ngalurombo juga perlu disediakan. Penunjuk jalan
tersebut antara lain ke Pantai Sirahtowo, Jantur, Waduk, Ngalihan, Mbresah, Geben, Mbrecak, Kasap, Peden ombo, Seruni dan Kreweng. Selain itu tanda di
dalam kawasan sangat penting untuk kenyamanan wisatawan. Tanda yang dibuat misalnya area yang sesuai untuk surfing, toilet, mushola, area yang sesuai untuk
memancing, dan sebagainya. Hal tersebut memudahkan wisatawan dalm akses dan kenyamanan dalam berwisata. Jaringan komunikasi juga penting bagi
wisatawan. BTS komunikasi terdekat terletak di Desa Candi, BTS tersebut cukup jauh dari kawasan sehingga jaringan yang diperoleh di kawasan pun sangat
minim. Oleh karena itu perlu penambahan BTS di dekat kawasan Watukarung supaya wisatawan dapat mudah berkomunikasi.
4 Pelatihan untuk meningkatkan SDM pegawai kawasan
Pelatihan perlu dilakukan dalam hal bahasa. Hal ini penting mengingat kawasan ini banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Keahlian bahasa penting
dalam berkomunikasi dengan wisatawan terutama wistawan mancanegara sehingga pelayanan yang diberikan pun akan lebih baik.
5 Penyediaan guide
Penjagaan kawasan watukarung tidak dilakukan setiap hari. Wisatawan saat mengunjungi kawasan banyak yang tidak tahu tempat-tempat yang sesuai untuk
memancing, berenang, mencari makan dan sebagainya. Oleh karena itu perlu disediakan guide untuk mendampingi ataupun menjadi penunjuk bagi wisatawan
untuk melakukan kegiatan wisata. Guide tidak perlu standby di kawasan.
Penyediaan informasi atau pengumuman untuk menghubungi nomor guide yang dapat mendampingi dalam memancing, wisata yang lain bahkan menunjukkan
tempat untuk membeli makan sangat penting. Pelayanan tersebut akan membuat wisatawan terbantu dan nyaman dalam berwisata.
6 Pelibatan nelayan dalam kegiatan wisata
Aktivitas penangkapan ikan yang dilakukan nelayan biasanya pada dini hari dan mendarat pada pagi hari. Oleh karena itu banyak waktu yang dapat
dimanfaatkan nelayan untuk aktivitas lainnya. Aktivitas yang dapat dilakukan tersebut dengan terlibat dalam kegiatan wisata. Wisatawan banyak yang tertarik
untuk berwisata memancing di laut. Wisatawan yang tertarik tidak hanya wisatawan domestik. Wisatawan mancanegara pun banyak yang melakukannya
dan mereka berani membayar lebih untuk dapat memancing di laut sport fishing. Nelayan banyak yang mengetahui tempat-tempat yang cocok untuk memancing
ikan. Oleh karena itu nelayan perlu terlibat dalam kegiatan wisata tersebut. Nelayan yang terlibat dalam kegiatan wisata harus memiliki kapal yang bersih
dimana tersedia tempat sampah dan tempat duduk untuk wisatawan. Selain itu nelayan juga dapat dilengkapi seragam supaya terlihat lebih rapi. Keterlibatan
nelayan membuat nelayan dapat memanfaatkankan waktunya untuk memperoleh pendapatan lain selain dari aktivitas penangkapan ikan. Pelibatan nelayan dalam
menyediakan sport-fishing merupakan daya tarik. Konsentrasi dan fasilitas nelayan semakin meningkat untuk memanfaatkan sumberdaya perikanan dengan
aktivitas sport fishing Jensen 1997 inBellan dan Bellan-Santini 2007.
6 SIMPULAN DAN SARAN