Perikanan Coastal Area Management for Tourism and Fisheries in Pringkuku District, Pacitan Regency, East Java Province

meningkatkan produksi. Pelabuhan perikanan berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat nelayan, tempat berlabuh kapal perikanan, tempat pendaratan ikan hasil perikanan, pusat pemasaran dan distribusi ikan hasil tangkapan, pusat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan serta pusat pelaksanaan penyuluhan dan pengumpulan data. 4 Unit pengolahan Unit pengolahan termasuk didalamnya pengawetan yang bertujuan untuk mempertahankan mutu dengan cara penanganan yang tepat agar ikan tetap sempurna segar atau dalam wujud olahan, secara ekonomi nilai tambah produk juga meningkat. Pengolahan tersebut dapat dilakukan secara tradisional misalnya penggaraman, pengeringan dan pengasapan ataupun dengan cara modern Moeljanto 1996. 5 Unit pemasaran Hanafiah dan Saefuddin 1983 menyebutkan bahwa pemasaran merupakan tindakan yang berkaitan dengan pergerakan barang-barang dan jasa dari produsen ke tangan konsumen. 6 Unit pembinaan Pembinaan merupakan suatu proses untuk peningkatan produksi dan produktivitas perikanan yang merupakan salah satu tujuan pembangunan sektor perikanan. Pembinaan tersebut terdiri dari pembinaan usaha perikanan dan pembinaan mutu hasil perikanan. Pembinaan usaha perikanan bertujuan untuk pengembangan usaha di bidang perikanan yang merupakan bagian dari dunia usaha pada umumnya. Pembinaan usaha perikanan terdiri dari pembinaan kelembagaan usaha perikanan, perkreditan dan permodalan dan pembinaan perijinan usaha perikanan. Permasalahan umum dalam perikanan tangkap saat ini antara lain penurunan hasil tangkapan yang disebabkan adanya penangkapan berlebih, degradasi kualitas fisik, kimia dan biologi lingkungan perairan Dahuri et al. 2004. Berbagai strategi telah dilakukan nelayan dalam rangka mempertahankan keberlanjutan usahanya. Penurunan hasil tangkapan telah mendorong nelayan untuk mencari pendapatan tambahan di luar pekerjaan utamanya menangkap ikan. Dalam upaya penguatan mata pencaharian alternatif pada kegiatan perikanan berkelanjutan, Smith et al. 2005 telah mengungkap beberapa strategi seperti disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Pengembangan strategi untuk peningkatan pendapatan pada kegiatan perikanan berkelanjutan No Strategi Mata Pencaharian Fungsi mata pencaharian perikanan 1 Bertahan Subsisten produksi makanan dan pendapatan Nutrisi protein, mikronutrien, vitamin 2 Diversifikasi semi subsisten Konsumsi sendiri-nutrisi dan keamanan pangan Tenaga kerja dalam pertanian Sumber keruangan Diversifikasi untuk : - Tenaga kerja dan konsumsi rokok - Pengurangan resiko - Strategi perlawanan terhadap stok 3 Spesialisaskbbii sebagai nelayan Pasar produksi dan pendapatan Akumulasi 4 Akumulasi diversifikasi Akumulasi Pertahanan dari strategi akumulasi diversifikasi Rekreasi Sumber: Smith et al. 2005

2.4 Penataan Ruang Zonasi

Ruang merupakan wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia 2007. Penataan ruang zonasi merupakan pembentukan wilayah daratan dan perairan untuk dialokasikan ke penggunaan yang lebih spesifik, wilayah dibagi dalam beberapa zona dimana tiap zona direncanakan untuk penggunaan tertentu Clark 1974. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia 2007. Zonasi didasarkan pada konsep pemisahan dan kontrol pemanfaatan yang secara spasial tidak sesuai, diterapkan dalam berbagai situasi dan dapat di sesuaikan dengan berbagai lingkungan ekologi, sosial ekonomi dan politik Kay dan Alder 2005. Penataan ruang merupakan kegiatan yang kompleks karena bersifat multi sektor dan multi disiplin. Aspek yang dikaji dalam penataan ruang pesisir antara lain aspek ekologi, sosial ekonomi, budaya dan kebijakan. Pada prinsipnya, sistem zonasi merupakan pengaturan ruang untuk mengatur kegiatan manusia dalam kawasan sehingga dapat saling mendukung dan dapat mengakomodir semua kegiatan masyarakat di sekitar kawasan.

2.5 Daya Dukung Lingkungan

Daya dukung dapat didefinisikan sebagai intensitas penggunaan terhadap sumberdaya alam yang berlangsung terus menerus tanpa merusak alam Pearce dan Kirk 1986. Daya dukung dapat memperkirakan dampak dari perubahan lingkungan yang sesuai dengan tujuan manajemen lingkungan. Konsep daya dukung didasarkan pada pemikiran bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung pertumbuhan suatu organisme Bengen 2002. Konsep ini berkembang untuk mencegah terjadinya degradasi sumberdaya alam dan lingkungan. Daya dukung dapat dibedakan atas daya dukung ekologis, daya dukung fisik, daya dukung ekonomi dan daya dukung sosial Bengen 2002. 1 Daya dukung ekologis Merupakan tingkat maksimum penggunaan suatu kawasan dari segi jumlah maupun kegiatan yang dilakukan di dalamnya sebelum terjadi penurunan kualitas ekologis kawasan. Perhatian utama dalam daya dukung ekologis adalah jenis ekosistem yang tidak dapat pulih seperti lahan basah rawa. Indikator kerusakan ekosistem dilakukan dengan pendekatan ekologis antara lain dapat digambarkan dengan adanya kerusakan vegetasi, habitat, degradasi tanah dan kerusakan obyek visual wisata alam. 2 Daya dukung fisik Merupakan jumlah maksimum penggunaan yang dapat dilakukan dalam kawasan tanpa menyebabkan kerusakan atau penurunan kualitas kawasan tersebut secara fisik kawasan yang telah melampaui daya dukung secara fisik dapat dilihat dari tingginya tingkat erosi, pencemaran lingkungan, banyaknya sampah kota, suhu kota yang meningkat, konflik sosial dan sebagainya. Terlampauinya daya dukung fisik suatu kawasan akan memberikan dampak negatif tidak hanya pada aspek fisik namun juga aspek lainnya seperti sosial, ekonomi bahkan ekologis.