Dekomposisi Pertumbuhan Struktural dalam Sistem Input-Output Tinjauan Penelitian Terdahulu

jasa transportasi bukan merupakan input langsung untuk memproduksi furniture. Sementara itu, pengaruh total atau total effect adalah pengaruh secara keseluruhan dalam perekonomian dimana sektor yang bersangkutan berada. Misalkan dalam dua contoh di atas yang dimaksud pengaruh total adalah penjumlahan dari pengaruh langsung dengan tidak langsung dari produksi pakaian dalam perekonomian.

2.6. Dekomposisi Pertumbuhan Struktural dalam Sistem Input-Output

Dekomposisi pertumbuhan dalam sistem input-output merupakan upaya mengidentifikasi sumber-sumber pertumbuhan gross output X dari suatu sektor perekonomian. Adapun sumber-sumber pertumbuhan gross output X terdiri dari empat sumber, yaitu : 1. The expansion of domestic Final Demand FD menjelaskan dampak langsung dan tidak langsung dari perluasan permintaan akhir domestik expantion of domestic final demand. 2. Export Expansion EE merupakan dampak langsung dan tidak langsung dari perluasan perdagangan internasional ekspor expantion of international export. 3. Import Substitution IS adalah dampak langsung dan tidak langsung akibat perubahan dalam proporsi perdagangan internasional impor change in international import proportions. 4. Technological change menunjukkan dampak langsung dan tidak langsung dari perubahan koefisien input-output change in input-output coefficients.

2.7. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian yang terkait dengan peranan sektor berbasis kehutanan dalam perekonomian telah banyak dilakukan sebelumnya diantaranya oleh Departemen Kehutanan 2007a tentang reposisi kehutanan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kontribusi sektor kehutanan terhadap perekonomian nasional dengan menggunakan model input-output. Hasil penelitian menunjukan bahwa kontribusi sektor kehutanan terhadap PDB nasional sangat rendah yaitu di bawah satu persen dalam kurun waktu satu dekade terakhir. Namun demikian, sektor kehutanan memiliki kontribusi besar dalam menyumbang devisa. Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kontribusi sektor kehutanan terhadap perekonomian nasional yaitu dengan meningkatkan investasi. Penelitian lainnya yang terkait dilakukan oleh Suwarna 2007 tentang dampak bantuan dana rehabilitasi lahan milik terhadap pendapatan masyarakat dan perekonomian wilayah di Kabupaten Garut. Metode analisis yang digunakan adalah sistem neraca sosial ekonomi, model ekonometrika dan analisis biaya manfaat. Hasil analisis menunjukan bahwa dana rehabilitasi lahan milik di Kabupaten Garut belum dapat secara nyata memperbaiki pendapatan masyarakat yang melaksanakan kegiatan rehabilitasi. Namun demikian dana rehabilitasi tersebut berperan untuk meningkatkan perekonomian wilayah. Kegiatan rehabilitasi lahan milik dengan komoditi utama tanaman kayu secara finansial memberikan manfaat lebih kepada petani pemilik apabila dilakukan pemanfaatan lahan diantara tanaman kayu dengan mengusahakan komoditi tanaman sela. Kelembagaan kelompok tani memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap produktivitas kelompok dalam kegiatan rehabilitasi lahan. Santosa 2006 meneliti tentang peranan ekonomi kehutanan di Propinsi Jawa Tengah. Berbeda dengan penelitian lainnya, pada penelitian ini analisis peranan sektor kehutanan tidak hanya dilihat dari sisi PDRB saja tetapi juga dari manfaat ekonomi lain seperti jasa lingkungan yang dihasilkan sumber daya hutan. Manfaat ekonomi lain yang diperhitungkan berupa hasil yang langsung dikonsumsi masyarakat, illegal logging, illegal trading, nilai tambah, nilai air, udara bersih dan manfaat berupa efisiensi kelembagaan dan keberadaanpelestarian hutan yang memberikan tambahan output sektor kehutanan. Disamping itu, juga diperhitungkan manfaat ekonomi yang bersifat negatif berupa deforestasi dan erosi. Dengan demikian dihasilkan kontribusi bersih sektor kehutanan terhadap perekonomian wilayah dalam bentuk PDRB hijau Propinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukan bahwa kontribusi sektor kehutanan akan lebih kecil dengan memperhitungkan kerusakan lingkungan sehingga PDRB bersih Propinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan. Noor 2004 menganalisis sektor ekonomi yang berpengaruh terhadap adanya deforestasi dan reforestasi hutan di Kabupaten Kutai Timur dengan menggunakan pendekatan sistem neraca sosial ekonomi SNSE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi yang mempengaruhi kegiatan deforestasi disebabkan adanya pengaruh Perdagangan, Restoran, dan Hotel PRH yang ditunjukkan oleh empat jalur Modal Swasta Dalam Kabupaten MSDK ke kayu yang memiliki pengaruh global paling kuat adalah melalui PRH. Dengan kata lain pengaruh MSDK terhadap kegiatan penebangan hutan paling besar terjadi melalui PRH. Sektor PRH ini sangat besar pengaruhnya, karena sektor inilah yang banyak menggunakan kayu untuk keperluan usaha, bangunan, dan untuk bahan bakar. Sementara itu kegiatan ekonomi yang berpengaruh terhadap kegiatan reforestasi disebabkan adanya pengaruh sektor Tenaga Kerja Pertanian Bukan Penerima Upah dan Gaji TKPBUG. Sektor TKPBUG ini sangatlah besar pengaruhnya sebagai gambaran kegiatan masyarakatpengusaha yang bekerja di sektor pertanian. TKPBUG ini juga menggambarkan pemilik lahan yang berusaha dibidang pertanian dengan menanam beberapa jenis tanaman seperti sawit, karet, umbi-umbian, lada, dan lain sebagainya. Hardjanto 2003, menganalisis keragaan dan pengembangan Usaha Kayu Rakyat UKR di Pulau Jawa. Tujuan utama dari penelitian adalah untuk mengupayakan pengembangan sistem UKR dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu analisis SWOT untuk memformulasikan strategi pengembangan, metode Interpretative Structural Modeling ISM digunakan untuk menemukan model struktural dan mengkaji kelembagaan dan Analisis Hierarki Proses AHP digunakan dalam seluruh tahap analisis. Hasil analisis menunjukan bahwa UKR berada pada posisi pertumbuhan, sehingga perlu dikembangkan melalui strategi integrasi horizontal, integrasi vertikal dan diversifikasi. Lembaga yang berpengaruh dalam pengembangan UKR ini meliputi institusi yang terkait ke belakang backward linkages dan ke depan forward linkages, institusi pemerintah terkait, lembaga swadaya masyarakat LSM, perguruan tinggi serta lembaga penelitian.

III. KERANGKA PEMIKIRAN