jumlah ijin yang telah diberikan secara definitif sebanyak 104 unit, terdiri dari 21 unit HTI pulp, 32 unit HTI pertukangan dan 51 unit HTI-Trans. Kemudian sampai
dengan tahun 2006, pengembangan Hutan Tanaman Industri HTI mencapai sekitar 3 juta hektar dan pada akhir tahun 2007 mencapai 3.57 juta hektar. Angka
ini baru mencapai separuh dari yang ditargetkan oleh Departemen Kehutanan yaitu sekitar 5 juta hektar Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2009.
Menurut Departemen Kehutanan 2009, sampai dengan bulan Desember 2008 perusahaan IUPHHK-HT sebanyak 227 unit perusahaan dengan total areal
kerja seluas 10.04 juta hektar. Pada tahun 2008 realisasi tanaman pada HTI seluas 4.31 juta hektar.
Hingga saat ini, pemerintah dalam hal ini Departemen Kehutanan terus mendorong pengembangan investasi di Hutan Tanaman Industri untuk mendorong
pembangunan industri kayu olahan yang mengalami kekurangan pasokan kayu bulat yang selama ini masih mengandalkan dari hutan alam yang persediaannya
semakin menipis. Adanya investasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan peran sektor kehutanan terhadap perekonomian nasional ke depan.
5.1.2. Profil Sektor Industri Kayu Gergajian
Kondisi industri kayu gergajian sawn timber di Indonesia umumnya merupakan industri kecil dan menengah yang memiliki kapasitas terpasang
di bawah 6 000 m
3
. Menurut Departemen Kehutanan 2007b, hampir 90 persen anggota Indonesia Sawmill and Woodworking Association ISWA merupakan
perusahaan Usaha Kecil Menengah UKM dan tidak mempunyai HPH. Jumlah perusahaan terdaftar dan berorientasi ekspor yang aktif dari tahun ke tahun terus
menurun. Negara tujuan utama ekspor kayu gergajian adalah Jepang dan China, sedangkan ekspor ke negara-negara eropa volumenya sangat kecil.
Produksi kayu gergajian sejak tahun 1990an mengalami kecenderungan yang terus menurun. Pada tahun 1996, produksi kayu gergajian sebesar 3.56 juta
m
3
menurun tajam pada tahun 2001 menjadi sebesar 674 ribu m
3
dan pada tahun 2008 hanya sebesar 530 ribu m
3
. Menurunnya produksi setiap tahunnya, maka sebagian besar output yang dihasilkan digunakan untuk pemenuhan konsumsi
dalam negeri.
- 500,000
1,000,000 1,500,000
2,000,000 2,500,000
3,000,000 3,500,000
4,000,000
P ro
d u
ks i
M
3
Sumber : Departemen Kehutanan, 2006b, 2007c, 2008b dan 2009b
Gambar 10. Produksi Kayu Gergajian Indonesia Tahun 1996 - 2008
5.1.3. Profil Sektor Industri Kayu Lapis
Industri kayu lapis Plywood merupakan salah satu industri kehutanan yang menjadi sumber penghasil devisa utama dan industri ini berkembang pesat
di Indonesia sejak hutan dimanfaatkan secara komersial pada tahun 1970-an. Indonesia hingga saat ini merupakan produsen kayu lapis terbesar di dunia.
Namun demikian, perkembangan industri kayu lapis Indonesia akhir-akhir ini
terus mengalami penurunan, bahkan disinyalir industri kayu lapis telah mengalami “sunset industries”. Kondisi ini disebabkan oleh menurunnya pangsa ekpsor kayu
lapis Indonesia di pasar internasional karena rendahnya daya saing yang diakibatkan oleh ketidakpastian pasokan bahan baku kayu bulat yang semakin
langka dan ketidakefisienan produksi akibat mesin-mesin yang sudah tua. Asosiasi Panel Kayu Indonesia APKINDO mencatat bahwa jumlah
perusahaan kayu lapis hingga saat ini kurang dari 130 perusahaan dan yang aktif hanya berjumlah 68 perusahaan dengan kapasitas produksi 6.1 juta m
3
tahun dimana hanya 19 unit yang berproduksi normal 1.54 juta m
3
tahun. Sementara itu, dilihat dari sisi produksi, sejak tahun 1996 hingga 1998
produksi kayu lapis Indonesia terus mengalami penurunan. Pada tahun 1996, produksi kayu lapis mencapai 10.2 juta m
3
dan terus mengalami penurunan setiap tahunnya dan mencapai puncaknya pada tahun 2002 yaitu menjadi 1.69 juta m
3
, dan pada tahun 2008 produksi kayu lapis sebesar 3.35 juta m
3
.
- 2,000,000
4,000,000 6,000,000
8,000,000 10,000,000
12,000,000
P ro
d u
ks i
M
3
Sumber : Departemen Kehutanan, 2006b, 2007c, 2008b dan 2009b
Gambar 11. Produksi Kayu Lapis Indonesia Tahun 1996 - 2008
5.1.4. Profil Sektor Industri Pulp