Sektor Industri Mebel dan Kerajinan Kayu - Rotan

tersebut. Berdasarkan hasil analisis yang ditunjukkan pada Tabel 19, terjadinya peningkatan output di sektor industri pulp sebesar Rp 1 Miliar mampu menciptakan lapangan kerja baru di sektor industri pulp sendiri sejumlah 14 orang atau sejumlah 35 lapangan kerja baru di seluruh sektor perekonomian. Adanya peningkatan output di sektor industri pulp juga berdampak terhadap penciptaan lapangan kerja baru di sektor perekonomian lainnya, terutama di sektor perdagangan, kehutanan, angkutan dan jasa-jasa. Sektor perdagangan dalam hal ini perdagangan besar berperan dalam pemasaran produk pulp terutama untuk pasar ekspor. Sementara itu sektor kehutanan adalah pemasok bahan baku industri pulp, sehingga peningkatan output industri pulp mendorong permintaan bahan baku kayu yang berarti membutuhkan tenaga kerja baru di sektor kehutanan. Hal yang sama juga terjadi untuk sektor angkutan yang berperan untuk pengangkutan produk atau bahan baku pulp. Tabel 19. Dampak Peningkatan Output Sektor Industri Pulp Sebesar Rp 1 Miliar Terhadap Penciptaan Lapangan Kerja No Sektor Penciptaan Lapangan Kerja orang 1 Sektor Industri Pulp 14 2 Sektor Perdagangan 5 3 Sektor Kehutanan 2 4 Sektor Angkutan 2 5 Sektor Jasa-Jasa 1 6 Total Perekonomian 35 Sumber : Tabel Input – Output Indonesia Tahun 2008 diolah

6.2.5. Sektor Industri Mebel dan Kerajinan Kayu - Rotan

Sektor industri mebel dan kerajinan memiliki peran penting sebagai sumber pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian awal, industri mebel dan kerajinan merupakan budaya turun-temurun yang selama ini menjadi sumber pendapatan masyarakat. Kelompok industri ini banyak tersebar di wilayah perdesaan dan pinggiran perkotaan. Berkembangnya industri ini jelas turut membantu meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya golongan pendapatan rendah dan sedang. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan output di sektor ini sebesar Rp 1 Miliar akan meningkatkan pendapatan rumahtangga terutama rumahtangga golongan pendapatan rendah di perdesaan. Sedangkan di wilayah perkotaan, distribusi pendapatan ini sebagian besar dirasakan oleh rumahtangga pendapatan sedang seperti yang terlihat pada Tabel 20. Tabel 20. Dampak Peningkatan Output Sektor Industri Mebel dan Kerajinan Kayu-Rotan Sebesar Rp 1 Miliar Terhadap Distribusi Pendapatan Rumahtangga No. Golongan Pendapatan Rumahtangga Peningkatan Pendapatan Rp Miliar 1 Pendapatan Rendah – Wilayah Perkotaan 1.38 2 Pendapatan Sedang – Wilayah Perkotaan 1.54 3 Pendapatan Tinggi – Wilayah Perkotaan 0.72 4 Pendapatan Rendah – Wilayah Perdesaan 1.57 5 Pendapatan Sedang – Wilayah Perdesaan 0.83 6 Pendapatan Tinggi – Wilayah Perdesaan 0.20 Sumber : Tabel Input – Output Miyazawa 2008 diolah Belum pulihnya kinerja sektor industri akibat rendahnya daya saing produk dan sebagai dampak krisis ekonomi global, memaksa banyak industri terutama industri berbasis labour intensive melakukan pemutusan hubungan kerja PHK dalam kerangka efisiensi. Atas dasar itu, maka keberadaan industri meubel dan kerajinan ini memainkan peran penting dalam mengatasi semakin meningkatnya angka pengangguran tersebut. Hasil analisis menunjukan bahwa terjadinya peningkatan output di sektor industri mebel dan kerajinan sebesar Rp 1 Miliar, mampu menciptakan lapangan kerja baru di sektor tersebut sejumlah 10 orang atau sejumlah 37 lapangan kerja baru tercipta di seluruh sektor perekonomian terutama di sektor industri kayu gergajian, kehutanan, perdagangan dan tanaman bahan makanan seperti yang terlihat pada Tabel 21. Oleh karena itu, adanya intervensi kebijakan pemerintah untuk mengembangkan industri ini sangat diperlukan, selain mampu menciptakan lapangan kerja dan membantu peningkatan pendapatan masyarakat, juga dapat lebih berdaya saing tidak hanya di pasar domestik tetapi juga di pasar internasional yang memiliki peluang pasar cukup besar bagi produk mebel dan kerajinan kayu-rotan Indonesia. Tabel 21. Dampak Peningkatan Output Sektor Industri Mebel d an Kerajinan Kayu-Rotan Sebesar Rp1 Miliar Terhadap Penciptaan Lapangan Kerja No Sektor Penciptaan Lapangan Kerja orang 1 Industri Mebel dan Kerajinan Kayu- 10 2 Industri Kayu Gergajian 5 3 Kehutanan 5 4 Tanaman Bahan Makanan 5 5 Perdagangan 4 6 Total Perekonomian 37 Sumber : Tabel Input – Output Indonesia Tahun 2008 diolah Berdasarkan hasil analisis di atas membuktikan bahwa terjadinya pertumbuhan atau peningkatan output pada sektor - sektor berbasis kehutanan mampu menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan rumahtangga terutama rumahtangga golongan pendapatan rendah di wilayah perdesaan dan rumahtangga golongan pendapatan sedang di wilayah perkotaan. Dalam konteks tersebut, maka upaya rekonstruksi sektor berbasis kehutanan sebagai sektor strategis dalam perekonomian nasional mutlak dilakukan melalui integrasi kembali sektor berbasis kehutanan ke dalam kebijakan makro ekonomi dan perbaikan di tingkat mikro. Kondisi ini sejalan dengan Triple Track Strategy pembangunan sektor ekonomi yang menitikberatkan pada Pro- Growth, Pro-Employment dan Pro-Poor. Artinya seberapa besar sektor tersebut memiliki efek multiplier yang besar baik terhadap penciptaan lapangan kerja, peningkatan output nasional maupun peningkatan pendapatan masyarakat dalam rangka pengentasan kemiskinan.

VII. ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR BERBASIS KEHUTANAN

7.1. Keterkaitan Sektor Berbasis Kehutanan

Peran strategis suatu sektor tidak hanya dilihat dari kontribusi terhadap pertumbuhan output, peningkatan pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja, namun hal lain yang juga penting adalah apakah sektor tersebut memiliki daya dukung yang kuat terhadap pertumbuhan sektor hulu maupun sektor hilirnya forward and backward linkage. Menurut Millier dan Blair 1989, forward and backward linkage digunakan sebagai dasar perumusan strategi pembangunan ekonomi dengan melihat keterkaitan antar sektor dalam suatu sistem perekonomian sebuah negara. Bacward linkage suatu sektor menunjukkan hubungan keterkaitan tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh satu unit final demand pada sektor tersebut terhadap total pembelian input semua sektor di dalam suatu perekonomian. Forward linkage menunjukkan hubungan keterkaitan tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh satu unit final demand suatu sektor terhadap total penjualan output semua sektor di dalam suatu perekonomian. Sektor yang memiliki indeks bacward dan forward linkage yang kuat jika bernilai lebih dari satu 1. Terkait dengan hal tersebut, pada bagian ini akan dibahas secara khusus seberapa kuat keterkaitan sektor-sektor berbasis kehutanan dengan sektor perekonomian lainnya. Artinya apakah sektor-sektor berbasis kehutanan tersebut mampu menjadi sektor kunci key sector dalam mendorong perekonomian nasional. Analisis ini sangat penting untuk mengetahui peranan sektor-sektor