Konsumsi Rumahtangga dan Pemerintah Modal dan Investasi

merupakan modal yang tidak mungkin bersifat diminishing return tetapi diasumsikan constant return to scale.

3.1.2. Konsep Permintaan Akhir

Pada Bab 2 telah dijelaskan bahwa permintaan akhir final demand terdiri dari permintaan domestik dan net ekspor sebagai rest of world. Permintaan akhir domestik merupakan permintaan terhadap barang dan jasa di dalam negeri yang dihasilkan oleh sektor perekonomian dengan tujuan barang dan jasa yang diminta tidak untuk dijadikan kegiatan produksi lebih lanjut. Permintaan akhir domestik terdiri dari konsumi, pengeluaran pemerintah, dan investasi atau perubahan stok modal.

3.1.2.1. Konsumsi Rumahtangga dan Pemerintah

Mankiw 2000 menjelaskan bahwa konsumsi merupakan permintaan akhir sejumlah barang dan jasa oleh rumahtangga household dalam suatu perekonomian. Besarnya konsumsi dipengaruhi oleh disposable income yang merupakan total penerimaan rumahtangga setelah dikurangi pajak. Persamaan fungsi konsumsi dituliskan pada persamaan 21, dimana C adalah konsumsi rumahtangga, T adalah pajak, dan Y-T adalah besarnya disposable income. T Y C C   …………………………………………..…………..….. 21 Sementara itu, pengeluaran pemerintah government purchases merupakan belanja pemerintah yang dikeluarkan untuk barang dan jasa serta transfer payment. Pada model persamaan pendapatan nasional Y, pengeluaran pemerintah merupakan variabel eksogen Mankiw, 2000. G G  ……………………………………………….……………..….. 22

3.1.2.2. Modal dan Investasi

Modal capital dan investasi investment merupakan konsep yang saling berhubungan hanya saja modal merupakan konsep stock dan investasi merupakan konsep flow. Perusahaan membeli barang investasi untuk menambah sejumlah stok modal dan mengganti barang modal yang telah rusak atau habis Mankiw, 2000. Dalam konsep produksi, modal K bersama tenaga kerja L merupakan dua faktor produksi yang penting dalam menghasilkan sejumlah output Y. Dalam fungsi produksi Cobb-Douglas dinyatakan dalam     1 L AK Y , dimana α, β adalah parameter yang mengukur share kapital terhadap output dan A adalah parameter yang mengukur tingkat teknologi. Harga setiap faktor produksi merupakan balas jasa dari faktor produksi, dimana sewa rent adalah balas jasa dari penggunaan faktor produksi modal. Perusahaan akan memutuskan berapa banyak modal yang digunakan disewa dengan membandingkan biaya cost dan manfaat benefit dari setiap unit modal. Jika perusahaan menyewakan modal pada tingkat harga sewa R dan menjualnya pada tingkat harga P, maka harga riil per unit modal real rent price adalah RP. Sementara manfaat riil per unit modal adalah tambahan output yang diproduksi karena menambah satu unit modal atau disebut marginal product of capital MPK. MPK disini merupakan permintaan dari modal itu sendiri, karena slope MPK yang negatif karena MPK semakin turun apabila stok modal meningkat. Keuntungan maksimum yang diperoleh perusahaan jika perusahaan menyewakan modal sampai MPK turun dan sama dengan harga sewa riil RP. Hubungan antara harga sewa riil RP, stok modal K dan marginal product of capital MPK disajikan pada Gambar 1. MPK K H a rg a s e w a r iil , R P Stok Modal, K Sumber : Mankiw, 2000 Gambar 2. Harga Sewa Modal Manfaat dari memiliki modal adalah sewa modal yang diperoleh sebagai balas jasa kepemilikan modal. Sementara biaya kepemilikan modal tergantung pada harga relatif modal, tingkat suku bunga dan tingkat penyusutan yang direpresentasikan pada persamaan matematik berikut : Biaya Modal = K K K P P iP     ………………………..……….….. 23 =     K K K P P i P …………………….………….. 24 dimana i adalah tingkat suku bunga nominal, P K adalah harga barang modal dan δ adalah tingkat penyusutan. Jika diasumsikan harga barang modal akan meningkat dengan meningkatnya harga barang lainnya, maka ΔP K P K sama dengan tingkat inflasi π. Karena i – π sama dengan tingkat suku bunga riil r, persamaan biaya modal menjadi : Biaya Modal = P K r + δ ……………………………...….…………. 25 Kemudian biaya kepemilikan modal adalah relatif terhadap barang lainnya dalam perekonomian, maka biaya riil dari kepemilikan modal ditulis dalam persamaan sebagai berikut : Biaya Riil Modal = P K P r + δ ………………………....……...…. 26 dimana P K P adalah harga relatif barang modal. Tingkat keuntungan dari kepemilikan per unit modal adalah selisih antara penerimaan RP sebagai harga sewa riil dan biaya riil P K P r + δ dituliskan menjadi : Keuntungan = Penerimaan – Biaya = RP - P K P r + δ ……………………..….……… 27 karena harga sewa riil sama dengan marginal product of capital MPK, maka tingkat keuntungan kepemilikan modal menjadi : Keuntungan = MPK - P K P r + δ ……….………...…….……… 28 Perubahan dalam stock modal atau investasi bersih net – investment tergantung pada perbedaan antara marginal product of capital MPK dengan biaya riil modal P K P r + δ. Jika MPK lebih besar dari biaya riil modal, akan menguntungkan jika menambah persediaan modal. Jika MPK lebih kecil dari biaya riil modal, maka dibiarkan persediaan modal mengecil Mankiw, 2000. Dengan demikian dapat ditulis persamaan investasi sebagai berikut : ΔK = I n [ MPK - P K P r + δ] ……………………..…...…………… 29 dimana I n merupakan fungsi yang menunjukan seberapa besar investasi bersih respon terhadap insentif untuk berinvestasi. Dengan demikian investasi I merupakan penjumlahan investasi bersih dan pergantian penyusutan barang modal yang dapat ditulis pada persamaan berikut : I = I n [ MPK - P K P r + δ] ……………………...…….…………… 30 Persamaan 30 menunjukan bagaimana investasi dipengaruhi oleh tingkat suku bunga riil r. Penurunan dalam tingkat suku bunga riil mengurangi biaya modal, oleh karena itu memiliki modal lebih menguntungkan, demikian juga sebaliknya. Kemudian dalam jangka panjang, marginal product of capital MPK sama dengan biaya modal riil. Investasi akan menguntungkan jika nilai MPK lebih besar dari tingkat suku bunga riil. Dengan demikian seberapa besar investor akan menanamkan modalnya dipengaruhi juga oleh kebijakan tingkat suku bunga.

3.1.2.3. Ekspor Bersih