4 Gambar 1. Efek Rumah Kaca ERK
Sumber : http:en.wikipedia.orgwikiGreenhouse_gas Emisi gas rumah kaca yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca, ada enam
jenis emisi gas rumah kaca yang telah disepakati dalam Protokol Kyoto, yaitu karbon dioksida CO
2
, metana CH
4
, nitrooksida N
2
O, chloro-fluoro-carbon CFCs, hydro-fluoro-carbon HFCs, dan sulfur heksafluorida SF
6
Susanta dan Sutjahjo 2007.
C. EMISI GAS KARBONDIOKSIDA CO
2
DAN GAS METANA CH
4
Karbon merupakan salah satu bahan yang terdapat di udara sebagai karbon dioksida CO
2
, di air sebagai CO
2
terlarut, dan di tanah sebagai bebatuan karbonat. Karbon adalah bahan dasar penyusun semua kehidupan, senyawa-senyawa ini dimakan oleh konsumen,
sehingga karbon berpindah-pindah dari tanaman ke hewan dan dari hewan kembali lagi ke udara berupa gas Gonick dan Outwater 2004.
Unsur karbon dalam CO
2
bukan termasuk polutan udara dan komponen yang terdapat dalam susunan udara, serta CO
2
yang secara terus-menerus mengalami sirkulasi ke dalam dan ke luar atmosfer melalui aktivitas tanaman dan hewan merupakan hal yang normal
dan tidak menimbulkan kerusakan, namun dengan bertambahnya aktivitas manusia, menyebabkan siklus tersebut terganggu sehingga jika diakumulasikan dari seluruh aktivitas
yang terjadi maka akan terjadi kenaikan CO
2
di atmosfer dan menyebabkan adanya efek rumah kaca Fardiaz 1992.
Burnie 2005 menyatakan bahwa, seorang ahli fisika Inggris bernama John Tyndall menemukan sifat dari gas karbondioksida yang tidak biasa, yaitu gas tersebut tembus cahaya
namun menghalangi panas. Sifat inilah yang menjadi penyebab efek rumah kaca. Selama kurun waktu 100 tahun gas karbon dioksida meningkat 44 dari 250 part per million ppm
saat sebelum revolusi industri, menjadi 360 ppm. Hal tersebut termasuk dalam perubahan yang luar biasa cepat. Gas karbon dioksida tambahan tersebut sebagian besar berasal dari
bahan bakar fosil. Pada tahun 1957, para peneliti yang bekerja pada program penelitian global yaitu
International Geophysical Year, mengambil sampel atmosfer dari puncak gunung Mauna Loa di Hawai. Penelitian tersebut menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan konsentrasi karbon
dioksida di atmosfer Gambar 2. Banyaknya konsentrasi dalam atmosfer menyebabkan
5 peningkatan suhu di bumi. Selama penelitian tersebut berlangsung, IPCC memprediksi
peningkatan temperatur rata-rata global akan meningkat 1,1 –6,4 °C 2,0 hingga 11,5 °F
antara tahun 1990 dan 2100.
Gambar 2. Konsentrasi Karbondioksida di Atmosfer 1960-2010 Sumber : http:id.wikipedia.orgwikiPemanasan_global
Menurut Hanks 1996 dan Porteous 1992 dalam Suprihatin et al 2008, senyawa CO
2
berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan penebangan hutan, senyawa CH
4
berasal dari peternakan, sampah, dan lahan pertanian, senyawa NO
x
berasal dari kegiatan industri dan penggunaan pupuk, senyawa CFC chloro-fluoro-carbon berasal dari penggunaan AC air
conditioning, lemari pendingin, dan busa aerosol, sedangkan senyawa O
3
ozon berasal dari konversi polutan otomobil oleh sinar matahari. Disajikan dalam Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Kontribusi Beberapa Senyawa Gas dalam Efek Rumah Kaca
Senyawa Sumber
Kontribusi Relatif terhadap Efek Gas Rumah Kaca dalam persen
Hanks 1996 Porteous 1992
CO
2
Pembakaran bahan bakar fosil, penebangan hutan
60 50
CH
4
Sapi, dekomposisi sampah landfill, lahan persawahan
15 20
NOx Industri, pupuk
5 5 mencakup air
CFC AC, refrigerator, busa aerosol
12 15
O
3
Konversi polutan otomobil oleh sinar matahari
8 10
Sumber : Hanks 1996 dan Porteous 1992 dalam Suprihatin et al 2008 Murdiyarso et al 1994 menyatakan bahwa gas rumah kaca kedua terbesar yang
menyebabkan terjadinya pemanasan global adalah CH
4
, karena metana menyumbang sekitar 15 dari total gas rumah kaca. Menurut Newman 1993 gas metana dapat terbentuk dari
selulosa dan hemiselulosa. Prosesnya terjadi dalam 3 tiga tahapan biologis yang terpisah,yaitu: