29 Tabel 13. Pengujian Limbah Cair RPH PT Elders Indonesia April 2011
Parameter Satuan
Hasil Pemeriksaan Baku Mutu
Inlet Outlet
Gol I Gol II
COD mgl
1956 74
100 300
TKN mgl
238,02 109,54
Terbagi menjadi nilai nitrat, nitrit, dan nitrogen
Zat Padat Tersuspensi TSS mgl
582 154
200 400
Deterjen mgl
3,93 0,345
- -
Catatan: Pengujian dilakukan di Laboratorium Pengujian Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB
Pengolahan air limbah di RPH PT Elders Indonesia menggunakan sistem lagoon. Pada proses degradasi bahan organik di dalam air limbahnya terjadi dalam reaksi anaerobik.
Menurut Rosalin et al 2009 sistem kolam anaerobik merupakan salah satu pengolahan air limbah yang di dalamnya terjadi degradasi bahan-bahan organik tanpa adanya oksigen bebas
yang menghasilkan gas metana dan karbondioksida. Gas metana yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif bahan bakar sehingga dapat
mengurangi dampak pemanasan global.
B. EMISI GAS RUMAH KACA RPH PT ELDERS INDONESIA
Emisi GRK yang dikeluarkan RPH PT Elders Indonesia berasal dari 4 empat sumber. Perhitungan emisi GRK dilakukan dengan menghitung konsumsi dari setiap
penggunaan energi dan pengolahan limbah yang dilakukan.
1. Emisi GRK dari Penggunaan Energi
Berikut merupakan Gambar 13 yang menunjukkan perkiraan emisi GRK yang dihasilkan dari penggunaan listrik. Emisi dari penggunaan energi dapat disebut juga sebagai
emisi yang berasal dari stationary combustion. Perhitungan emisi untuk listrik dapat dilihat pada Lampiran 5.
30 Gambar 13. Perkiraan Emisi GRK dari Penggunaan Listrik Tahun 2010 s.d. April 2011
Sumber listrik RPH PT Elders Indonesia menjadi satu dengan sumber listrik Institut Pertanian Bogor IPB, listrik di IPB memiliki tingkat voltase yang berubah-ubah fluktuatif
setiap hari. Hal ini sangat menggangu proses produksi di RPH, sehingga RPH memerlukan sumber energi lain untuk membantu proses produksi agar berjalan dengan baik yaitu energi
solar dengan menggunakan genset. Emisi GRK yang dikeluarkan dari penggunaan listrik pada tahun 2010 rata-rata sebesar 0,199 ton CO
2
per bulan, sedangkan pada Januari 2011 hingga bulan April 2011 rata-rata sebesar 0,178 ton CO
2
per bulan.
Gambar 14. Perkiraan Emisi GRK dari Penggunaan LPG dan Solar Genset dan Mobil Distribusi Tahun 2010 s.d. April 2011
Grafik pada Gambar 14 menunjukkan perkiraan emisi GRK yang dihasilkan dari sumber energi selain energi listrik. Solar untuk penggunaan genset merupakan sumber emisi
0.00 0.05
0.10 0.15
0.20 0.25
0.30 0.35
Ja n
F eb
M ar
A pr
M ei
Jun Jul
A gs
t S
ep O
k t
N o
v D
ec Ja
n F
eb M
ar A
pr
ton C
O
2
Emisi GRK Listrik
2 4
6 8
10 12
14
Ja n
F eb
M ar
A pr
M ei
Jun Ju
l A
g st
S ep
t O
k t
N ov
D es
Ja n
F eb
M ar
A pr
ton C
O
2
1
-6
LPG Genset
Mobil Distribusi
31 yang tertinggi dalam menghasilkan emisi GRK dibandingkan dengan emisi yang berasal dari
bahan bakar solar untuk mobil distribusi dan LPG. Emisi yang dikeluarkan bahan bakar solar untuk penggunaan genset rata-rata sebesar 9,951 x 10
-6
ton CO
2
per bulan, sedangkan saat pengamatan yaitu pada bulan April 2011 emisi yang dikeluarkan sebesar 1,2 x 10
-5
ton CO
2
. Emisi yang dikeuarkan dari penggunaan LPG rata-rata sebesar 6,243 x 10
-7
ton CO
2
dan emisi yang dikeluarkan dari penggunan solar dari mobil distribusi rata-rata sebesar 6,203 x 10
-6
ton CO
2
. Perhitungan emisi untuk LPG dan solar dapat dilihat pada Lampiran 6, 7a, dan 7b. Emisi GRK yang dihasilkan dari penggunaan energi berupa listrik, LPG, solar untuk
genset, dan solar untuk mobil distribusi akan dijumlahkan untuk mengetahui jumlah emisi equivalen dengan CO
2
yang dihasilkan RPH PT Elders Indonesia. Perhitungan total emisi dari penggunaan energi dapat dilihat pada Lampiran 8. Berikut adalah Gambar 16 yang
menunjukkan jumlah keseluruhan dari emisi yang dihasilkan dari penggunaan energi.
Gambar 15. Perkiraan Total Emisi GRK yang Dihasilkan Pada Tahun 2010 s.d. April 2011 oleh RPH PT Elders Indonesia Berdasarkan Sumber Emisinya
Pada Gambar 15 diketahui bahwa emisi dari listrik memberikan pengaruh yang besar terhadap perhitungan total emisi, yaitu dengan jumlah rata-rata sebesar 0,199 ton CO
2
per bulan, sedangkan pada Januari 2011 hingga bulan April 2011 rata-rata sebesar 0,178 ton CO
2
per bulan. Hal ini disebabkan oleh besarnya nilai faktor emisi untuk listrik yaitu sebesar 0,891 ton CO
2
MWh. Besarnya tetapan faktor emisi yang dikeluarkan oleh PLN karena bahan bakar yang digunakan untuk pembangkit listrik di Jawa-Madura-Bali Jamali adalah batubara
sehingga pembakarannya menghasilkan emisi yang cukup besar.
2. Emisi GRK dari Pengolahan Limbah Padat dan Cair Peternakan