9 Tabel 3. Faktor Emisi Peternakan
No Produk
Faktor Emisi CH
4
kgekor
1 Hewan Ternak Fermentasi Pencernaan
Sapi perah 61
Sapi Potong 47
Kerbau 55
Kuda 18
Kambing 5
Dmba 5
Babi 1
2 Hewan Ternak Pupuk Kandang
Sapi perah 31
Sapi Potong 1
Kerbau 2
Kuda 2,19
Kambing 0,2
Dmba 0,22
Babi 7
3 Hewan Unggas Pupuk Kandang
Ayam pedaging 0,22
Ayam petelur 0,03
Itik 0,03
Sumber : IPCC Report 2006
Formulasi untuk perhitungan yang berasal dari peternakan juga telah ditetapkan oleh IPCC tahun 2006, yaitu sebagai berikut:
2. Penurunan Emisi CO
2
Emisi CO
2
semakin menunjukkan penigkatan dari tahun ke tahun, sehingga perlu adanya strategi dalam mengurangi emisinya. Salah satu strateginya adalah mengganti energi
dengan energi terbarukan renewable energy. Energi terbarukan merupakan salah satu cara untuk memperkecil tingkat emisi CO
2
dengan cara mengganti energi yang berasal dari bahan bakar fosil menjadi energi yang berasal dari sumber lain, seperti angin, air, nuklir, biomassa,
dan biobriket Fiantisca 2002.
10 Penurunan emisi dapat dilakukan dengan menginventarisasi emisi karbon yang
dihasilkan suatu perusahaan. Metode tersebut digunakan untuk mengestimasikan emisi karbon yang dapat diturunkan industri. Greenhouse Gas Inventory merupakan metode pendekatan
yang digunakan dalam proses penurunan emisi gas rumah kaca Putt del Pino et al 2006. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi konsentrasi CO
2
dari atmosfer, yaitu mengurangi produksi CO
2
dengan 2 dua cara berupa mengganti bahan bakar fosil dengan energi terbarukan dan mereboisasi hutan, serta menghilangkan sebagian CO
2
dari atmosfer dengan terknologi terbarukan Newman 1993.
Wardhana 2004 menyatakan emisi gas rumah kaca dari sektor industri dapat ditanggulangi atau dikurangi secara teknis dengan cara mengganti sumber energi yang
digunakan, yaitu mengganti bahan bakar fosil dengan bahan bakar LNG Liquid Natural Gases yang akan menghasilkan gas buang yang lebih bersih. Fiantisca 2002 juga
menyatakan bahwa cara mereduksi emisi CO
2
dari industri adalah dengan menggunakan bahan bakar bio, peralatan hemat energi, reboisasi, mengurangi penggunaan mesin produksi
berumur tua, dan meminimalkan penggunaan material yang tidak ramah lingkungan.
3. Penurunan Emisi CH
4
Kotoran ternak dari sektor peternakan yang tidak dikelola akan menghasilkan emisi gas metana. Pemanfaatan kotoran ternak dapat dilakukan dengan cara diolah menjadi biogas
atau pupuk organik kompos Departemen Pertanian 2007. Pernyataan ini ditegaskan oleh Agenda Riset Bidang Energi 2009-2013 yang dikeluarkan Institut Pertanian Bogor 2008
bahwa limbah rumah potong hewan akan lebih termanfaatkan jika digunakan sebagai biogas. Wahyuni 2009 menyatakan bahwa pembuatan biogas memerlukan digester untuk
menguraikan kotoran ternak menjadi emisi gas metana agar dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar alternatif. Pada Tabel 4 bahwa 1 m
3
biogas setara dengan gas elpiji sebanyak 0,46 kg.
Tabel 4. Biogas Dibandingkan dengan Bahan Bakar Lain
Keterangan Bahan Bakar Lain
1 m
3
Biogas Elpiji 0,46 kg
Minyak Tanah 0,62 liter Minyak Solar 0,52 liter
Bensin 0,80 liter Gas Kota 1,50 m
3
Kayu Bakar 3,50 kg Sumber : Wahyuni 2009
Penurunan emisi gas rumah kaca dengan menghasilkan biogas, tidak hanya berasal dari limbah padat industri peternakan tetapi juga dapat berasal dari limbah cair. Menurut
Hambali 2007, limbah cair rumah potong hewan merupakan salah satu limbah cair yang mengandung banyak bahan organik yang dapat menghasilkan gas dalam proses anaerobik,
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan penghasil biogas.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. KERANGKA PEMIKIRAN