SUMBER EMISI Kajian potensi penurunan emisi gas rumah kaca pada rumah potong hewan (Studi Kasus RPH PT Elders Indonesia, Bogor)

V. PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA PADA RPH

A. SUMBER EMISI

Sumber emisi gas rumah kaca GRK RPH PT Elders Indonesia berasal dari penggunaan listrik, genset, LPG Liquified Petroleum Gases, pengolahan limbah cair, dan pengolahan limbah padat. RPH PT Elders Indonesia merupakan salah satu industri pengolahan pangan dengan produk berupa daging kemasan chilled meat dengan kapasitas produksi sebesar ± 900 ekor per bulan. Proses produksinya dilakukan secara semi otomatis, maksud dari semi otomatis adalah dalam proses produksinya menggunakan mesin-mesin yang dioperasikan oleh pekerja. Mesin-mesin yang dioperasikan oleh pekerja antara lain adalah pintu stunning box, cutter leg, brisket saw , splitter carcass, pencuci babat, oven babat, bone saw, vaccum, shrink tank, dan strapping machine . Mesin-mesin yang diopersikan secara otomatis adalah carcass chiller, sterilized tank , belt conveyor, blast freezer, dan carton chiller. Tabel 9. Kebutuhan Listrik RPH PT Elders Indonesia Kebutuhan Unit kWatt Mesin Produksi 24 99,22 Operasional 42 24,08 Penerangan Lampu 144 3,52 Total 126,83 Tabel 9 menunjukkan RPH ini membutuhkan listrik sebanyak 99,22 kW untuk mesin-mesin produksi Lampiran 4a, 24,08 kW untuk kebutuhan operasional lainnya Lampiran 4b, dan ± 3,53 kW untuk kebutuhan penerangan Lampiran 4c. Total kebutuhan listrik RPH Elders adalah sebesar ± 126,83 kW. Gambar 11. Konsumsi Listrik RPH PT Elders Indonesia Januari 2010 s.d. April 2011 50 100 150 200 250 300 350 Ja n F eb M ar A pr M ei Ju n Ju l A gu st S ep O k t N ov D ec Ja n F eb M ar ch A pri l k Wh Konsumsi Listrik 26 Gambar 11 merupakan grafik konsumsi listrik yang digunakan oleh RPH PT Elders Indonesia selama tahun 2010 hingga April 2011. Dari grafik dapat diketahui bahwa terjadi fluktuasi penggunaan listrik setiap bulannya selama satu tahun. Pada tahun 2010 rata-rata konsumsi listrik RPH mencapai 223,08 kWhbulan. Konsumsi listrik berbanding lurus dengan emisi GRK yang dihasilkan dari konsumsi listrik. Fluktuasi listrik sering terjadi di RPH PT Elders Indonesia, keadaan ini dapat menghambat proses produksi. RPH memerlukan peralatan yang dapat menggantikan energi listrik selama keadaan fluktuatif listrik terjadi, alat yang digunakan berupa genset. Kapasitas genset yang digunakan RPH ini adalah sebesar 225 kVA, dengan konsumsi solar sebanyak 20-23 liter per jam dan membutuhkan solar setiap bulannya sebesar ± 3467 liter. Selain penggunaan genset, emisi yang dikeluarkan dari bahan bakar solar adalah berasal dari mobil delivery yang digunakan RPH PT Elders untuk proses distribusi ke perusahaan distributor yaitu PT Sukanda Djaya. Kebutuhan solar untuk mobil distribusi adalah sebesar ± 2160 liter per bulan, dengan jarak tempuh ±342 km per hari. Tabel 10 menunjukkan kebutuhan energi solar dari penggunaan mesin genset dan mobil distribusi. Tabel 10. Kebutuhan Solar RPH PT Elders Indonesia Kebutuhan Unit Liter Genset 24 3467 Mobil Distribusi 42 2160 Total 5627 Penggunaan LPG pada industri juga dapat mengeluarkan emisi GRK. RPH ini menggunakan bahan bakar LPG pada proses produksinya. LPG yang digunakan sebanyak 200 kg untuk keperluan pemanas air dan oven babat Tabel 11. Air panas digunakan dalam proses produksinya sebagai syarat higienis produk tersebut, sedangkan oven sebagai proses pengolahan babat. Tabel 11. Kebutuhan LPG RPH PT Elders Indonesia Kebutuhan Unit Kg Oven Babat 1 50 Water Heater 3 150 Total 200 27 Konsumsi energi oleh RPH PT Elders Indonesia berdasarkan sumbernya dari Januari 2010 hingga April 2011 ditunjukan pada Gambar 12. Gambar 12. Konsumsi Energi RPH PT Elders Indonesia Januari 2010 s.d. April 2011 Emisi GRK yang dikeluarkan RPH tidak hanya berasal dari penggunaan energi listrik, solar, dan LPG tetapi juga berasal dari limbah, baik limbah padat maupun limbah cair. Limbah padat dan cair yang dikeluarkan RPH dapat menghasilkan emisi GRK yaitu gas metan CH 4 . Menurut Wahyuni 2009 CH 4 memiliki dampak 21 kali lebih tinggi dibandingkan gas karbondioksida sehingga gas ini termasuk gas yang menimbulkan efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya pemanasan global. Limbah padat RPH berupa kotoran ternak sapi yang dikeluarkan saat proses pengistirahatan ternak sapi dan isi rumen. Satu ekor sapi dapat mengeluarkan 3,72 kotoran dan isi rumen dari bobot awalnya, maka dari 70 ekor sapi yang dipotong dapat diasumsikan sebanyak 1155,77 kg kotoran dan isi rumen yang dikeluarkan oleh RPH selama proses pemotongan dilakukan. Banyaknya limbah padat yang dihasilkan RPH PT Elders Indonesia pada tahun 2010 hingga april 2011 ditunjukkan pada Tabel 12. 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 Ja n F eb M ar A pr M ei Ju n Ju l A g st S ep t O ct N ov D ec Ja n F eb M ar A pr Ju m la h Listrik kWh LPG kg Genset L Mobil Distribusi L 28 Tabel 12. Limbah Padat RPH PT Elders Indonesia Indonesia Tahun Bulan Kapasitas ekor Kotoran kg 2010 Jan 910 15024,1 Feb 910 15024,1 Mar 910 15024,1 Apr 910 15024,1 Mei 910 15024,1 Jun 910 15024,1 Jul 910 15024,1 Agsts 975 16097,25 Sep 560 9245,6 Okt 910 15024,1 Nov 910 15024,1 Des 910 15024,1 Total 10635 175583,9 2011 Jan 840 13868,4 Feb 840 13868,4 Mar 915 15106,65 Apr 910 15024,1 Total 3505 57867,55 Asumsi kotoran sapi sebesar 16,51 kgekor Limbah cair yang dikeluarkan RPH menurut Jenie dan Rahayu 1993 mengandung darah, lemak, padatan anorganik dan organik, dan garam-garam serta penambahan bahan kimia jika diperlukan selama proses pengolahan. Satu ekor sapi dapat menghasilkan darah 7,7 dari bobot awalnya yaitu rata-rata sebesar 34,2 kg. Setiap kali pemotongan, RPH memotong ternak sapi sebanyak 70 ekor, dengan kata lain RPH menghasilkan darah sapi sebanyak 2394,29 kg selama proses pemotongan dilakukan. Darah yang dihasilkan dari proses pemotongan tidak disalurkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL RPH, karena darah ternak dapat menyebabkan tingginya konsentrasi BOD 5 di dalam air limbah tersebut dan dapat merusak lingkungan. RPH PT Elders Indonesia melakukan suatu tindakan yang dapat mengurangi beban cemaran air limbah mereka dengan membuka tender untuk mengelola darah dari hasil pemotongan. Darah tersebut akan diolah kembali menjadi pakan ikan, sehingga selain dapat mengurangi beban cemaran di RPH, juga dapat memberikan keuntungan untuk pengusaha pakan ikan. Hasil dari pengujian limbah cair di RPH PT Elders Indonesia disajikan pada Tabel 13. 29 Tabel 13. Pengujian Limbah Cair RPH PT Elders Indonesia April 2011 Parameter Satuan Hasil Pemeriksaan Baku Mutu Inlet Outlet Gol I Gol II COD mgl 1956 74 100 300 TKN mgl 238,02 109,54 Terbagi menjadi nilai nitrat, nitrit, dan nitrogen Zat Padat Tersuspensi TSS mgl 582 154 200 400 Deterjen mgl 3,93 0,345 - - Catatan: Pengujian dilakukan di Laboratorium Pengujian Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB Pengolahan air limbah di RPH PT Elders Indonesia menggunakan sistem lagoon. Pada proses degradasi bahan organik di dalam air limbahnya terjadi dalam reaksi anaerobik. Menurut Rosalin et al 2009 sistem kolam anaerobik merupakan salah satu pengolahan air limbah yang di dalamnya terjadi degradasi bahan-bahan organik tanpa adanya oksigen bebas yang menghasilkan gas metana dan karbondioksida. Gas metana yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif bahan bakar sehingga dapat mengurangi dampak pemanasan global.

B. EMISI GAS RUMAH KACA RPH PT ELDERS INDONESIA