35
2. Pengertian Pembiasaan
Hery Noer Aly dalam Dani Wulandari, 2008: 10-11 menyatakan yang dimaksud dengan kebiasaan habit ialah cara-cara bertindak yang hampir-hampir
otomatis tidak disadari oleh pelakunya. Lebih lanjut Zainal Aqib 2009: 28 menjelaskan bahwa pembiasaan merupakan upaya yang dilakukan untuk
mengembangkan perilaku anak, yang meliputi perilaku keagamaan, sosial,
emosional dan kemandirian. Pembiasaan berarti melakukan sesuatu secara
berulang-ulang. Dalam konteks ini, seorang anak dibiasakan melakukan
perbuatan-perbuatan yang positif sehingga akan tercermin dalam kehidupan
sehari-hari. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembiasaan merupakan pembentukan perilaku anak yang dilakukan secara berulang-ulang agar tercermin
dalam kehidupan sehari-hari anak. Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2007 menyebutkan bahwa sikap
atau perilaku yang menjadi kebiasaan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a.
Perilaku tersebut relatif menetap b.
Pembiasaan umumnya tidak memerlukan fungsi berpikir yang cukup tinggi, misalnya untuk dapat mengucapkan salam cukup fungsi berpikir berupa
mengingat atau meniru saja. c.
Kebiasaan bukan sebagai hasil dari proses kematangan, tetapi sebagai akibat atau hasil pengalaman atau belajar.
d. Perilaku tersebut tampil secara berulang-ulang sebagai respons terhadap
stimulus yang sama. Muhammad Fadlillah Lilif Mualifafu Khorida 2013: 177 menyatakan
bahwa metode pembiasaan sangat cocok digunakan pada anak umur 0-6 tahun. Pertumbuhan kecerdasan anak sampai umur enam tahun masih terkait dengan alat
inderanya. Dapat dikatakan anak pada masa 0-6 tahun masih berpikir indrawi, artinya anak belum memahami hal yang maknawi abstrak. Oleh karena itu,
36 pendidikan, pembinaan iman, dan takwa anak belum dapat menggunakan kata-
kata verbal semata melainkan diperlukan contoh, teladan, dan latihan. Proses pembiasaan harus dimulai dan ditanamkan kepada anak sejak dini
Abdul Majid Dian Andayani, 2011: 130. Jika pembiasaan sudah ditanamkan, maka anak tidak akan merasa berat untuk melaksanakan. Penjelasan mengenai
pentingnya pembiasaan untuk anak-anak juga terdapat dalam hadits berikut: Jagalah anak-anak kalian agar tetap mengerjakan salat kemudian
biasakanlah mereka dengan kebaikan. Sesungguhnya kebaikan itu dengan pembiasaan H.R. Tabrani.
Bertanggung jawablah kamu sekalian terhadap anak-anakmu terhadap salat dan ajarkanlah kepada mereka kebaikan, karena kebaikan itu menjadi
mudah karena sudah dibiasakan Hr. Baihaqi 384 h.n 4874. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembiasaan harus dimulai sejak dini.
Dengan pembiasaan sejak dini, anak-anak tidak akan merasa kesulitan atau keberatan dalam melaksanakan ibadah ataupun kebaikan atau bahkan merasa
terbebani karena mereka sudah terbiasa melakukan hal tersebut. Hakikat
pembiasaan sebenarnya berintikan pengalaman Muhammad Fadlillah Lilif Mualifafu Khorida, 2013: 173. Oeh karena itu, pembiasaan
efektif jika diterapkan pada anak usia dini yang belum mengetahui baik buruk dari apa saja yang mereka lakukan maupun yang mereka katakan. Perhatian anak-anak
mudah beralih pada hal-hal yang menarik disekitar lingkungan mereka. Oleh karena itu sebelum anak-anak dapat berfikir logis dan memahami hal-hal yang
bersifat abstrak, serta belum memahami mana yang baik dan yang buruk, maka contoh-contoh, latihan-latihan, dan pembiasaan-pembiasaan habit forming
37 memiliki peranan penting dalam pembinaan pribadi anak Zainudin dalam Dani
Wulandari, 2008: 3. Penerapan metode pembiasaan dapat dilakukan dengan membiasakan anak
untuk mengerjakan hal-hal yang positif dalam keseharian mereka seperti berdoa sebelum dan sesudah makan, makan dengan adab makan yang baik, selalu
mengucap dan membalas salam, menghormati guru dan menyayangi teman, bangun pagi, antre dengan teman, melakukan pembiasaan cuci tangan sebelum
makan, membuang sampah pada tempatnya, meletakkan sepatu di tempat sepatu, mengembalikan permainan sesuai tempatnya, dan pembiasaan buang air kecil di
kamar mandi Muhammad Fadlillah Lilif Mualifafu Khorida, 2013: 176-177. Masa anak usia dini merupakan masa absorbent mind pikiran yang
menyerap, pada masa ini anak akan mudah menyerap hal-hal yang dibiasakan. Oleh karena itu, hafalan sangat efektif diterapkan pada anak usia dini. Akan tetapi
pemberian hafalan hendaknya diberikan semampu anak dan tidak membuat anak tertekan, dengan anak menghafal diharapkan anak dapat memahami apa yang
dihafalkan tersebut. Rasulullah melakukan metode pembiasaan dengan mengulang-ulang doa yang sama dan akhirnya beliau hafal. Hal tersebut
menunjukkan bahwa
dengan melakukan
secara berulang-ulang
akan membangkitkan ingatan sehingga tidak lupa Muhammad Fadlillah Lilif
Mualifafu Khorida, 2013: 177-178. Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembiasaan merupakan
pembentukan perilaku anak yang dilakukan secara berulang-ulang agar tercermin dalam kehidupan sehari-hari anak. Pembiasaan pada anak usia dini dapat
38 dilakukan dengan membiasakan anak untuk mengerjakan perilaku-perilaku yang
positif dalam keseharian, dan membiasakan anak untuk hafalan karena anak usia dini berada pada masa absorbent mind pikiran yang menyerap.
3. Metode Pembelajaran Perilaku Melalui Pembiasaan