66 Studi dan penelitian di bidang psikologi anak, khususnya berbagai aplikasi
psikologi dalam pemeliharaan dan perawatan bayi baik yang masih dalam kandungan maupun pasca kelahiran ditemukan berbagai hasil observasi perilaku
baik emosional, intelektual, moral, dan spiritual anak. Robert Coles dalam Maria J. Wantah, 2005: 107-108 mengemukakan tiga strategi penting dalam
pembentukan perilaku moral pada anak usia dini yaitu latihan training dan pembiasaan habituation, aktivitas dan bermain, serta pembelajaran.
a. Strategi latihan dan pembiasaan.
Bull dalam Maria J. Wantah, 2005: 108 menyatakan bahwa bayi yang masih berada dalam kandungan sampai usia tiga bulan setelah dilahirkan berada
pada fase perkembangan moral anomi, artinya calon bayi dan anak bayi belum memiliki kemampuan moral anomi. Moral bayi barulah sebagai potensi yang
memang memerlukan peran dominan dari lingkungan untuk mengembangkannya. Dari pernyataan tersebut sangat jelas bahwa lingkungan mempunyai peranan
penting dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak. Tanpa pengaruh lingkungan, potensi moral pada anak tidak akan berkembang dengan baik.
Perkembangan selanjutnya sampai usia 2-3 tahun anak berada pada tahap kesadaran moral heteronomi atau disebut Piaget dalam Maria J. Wantah, 2005:
108 sebagai fase absolut. Pada masa ini, anak-anak menghayati aturan, norma- norma, dan nilai dari orang lain yang bermacam-macam. Anak-anak menganggap
siapa saja yang membuat aturan moral mutlak harus dipatuhi sehingga disebut sebagai fase moral absolut. Anak akan memahami aturan sebagai suatu hal yang
tidak dapat berubah karena berasal dari otoritas yang yang dihormati. Otoritas itu
67 adalah orang tua, kakak, guru, pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat. Anak
berusaha mentaati semua aturan untuk menghindari hukuman. Strategi pelatihan dan pembiasaan merupakan strategi pembentukan moral
yang efektif Maria J. Wantah, 2005: 108. Latihan-latihan dan pembiasaan moral bagi bayi dilakukan melalui pelayanan kebutuhan yang tetap dan kontinyu.
Kehadiran dan dekapan ibu terhadap bayi dalam ruang dan waktu yang ia butuhkan adalah bagian dari pembentukan sikap dan perilaku moral anak.
meskipun konsep moral pada bayi itu masih didasarkan kepada dorongan instink yang tidak disadari yang digerakkan oleh pleasure principle, tetapi pemenuhan
kebutuhan ini sangatlah strategis dalam pementukan kepribadian anak, termasuk moralitasnya. Jika relasi dan interaksi antara ibu, pengasuh atau lingkungan yang
dekat dengan anak mengalami kegagalan dalam memenuhi kebutuhan biologis anak akan muncul kecemasan anxiety yang apabila tidak terkendali dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan dalam perkembangan kepribadian mental disorder pada anak kemudian hari.
Latihan-latihan moral pada anak berbasis pemenuhan kebutuhan berorientasi pada pemberian rasa kenikmatan dan menghindari hal-hal yang
mendatangkan rasa sakit. Sebagai contoh, ketika bayi kencing sesegera mungkian dibersihkan dan diganti popoknya dengan tujuan agar anak mendapatkan tubuh
yang sehat dan nyaman. Pada saat bayi lahir hingga usia 2 tahun, latihan dan pembiasaan moral bagi anak diarahkan pada pembentukan kepercayaan pada diri.
Kepercayaan diri sebagai dasar moral bagi anak dibentuk oleh pemenuhan kebutuhan yang memadai dalam arti ruang dan waktu yang tepat, hubungan kasih
68 sayang, serta mengenal dan memahami sebagai jaminan keamanan dan
kenyamanan psikologis. Ibu, pengasuh, dan lingkungan terdekat anak memegang peran penting
dalam menciptakan landasan kepercayaan diri yang kuat kepada anak. semua perawatan dan pengasuhan oleh orang tua parenting treatment harus diusahakan
sebaik mungkin sehingga anak terbebas dari kemungkinan munculnya krisis psikososial yang pertama yaitu ketidakpercayaan yang menyebabkan munculnya
sikap kecurigaan anak yang berlebihan terhadap lingkungan. Anak yang tidak memiliki kepercayaan diri kepada orang lain akan cenderung curiga, tidak bisa
membangun landasan moral yang kuat dalam menjalani hidupnya. Jadi kepercayaan diri anak merupakan modal awal agar anak memiliki dasar moral
yang kuat. Dasar perkembangan selanjutnya, setelah anak mulai berjalan dan belajar
mengenal bahasa sebagai alat komunikasi, latihan atau pembiasaan moral mulai diarahkan kepada aturan-aturan harian dalam keluarga, seperti bangun pagi,
mandi, makan, tidur, bermain, dan sebagainya. Dari aturan hidup harian, latihan kebersihan diri toilet training memiliki nilai yang cukup penting tidak hanya
dari segi kesehatan tetapi juga dari segi pembentukan disiplin dan kehidupan teratur. Latihan dan pembiasaan ini perlu diperkenalkan pada anak mulai usia dua
tahun keatas anak dibiasakan bangun pagi, dibiasakan ke kamar kecil untuk buang air kecil, dilatih menggunakan sikat dan odol untuk menggosok gigi, mandi di
kamar mandi, dan sebagainya. Anak juga perlu dibiasakan memasang dan menggunakan pakaian, serta memasang sepatu atau kaos kaki.
69
b. Staregi aktivitas bermain