58 Kecenderungan tersebut menurut kajian Hurlock dalam Maria J. Wantah, 2005:
61 bersumber dari irama kecepatan yang berbeda dalam perkembangan aspek- aspek tertentu pada anak. Misalnya ada anak yang mengalami perkembangan fisik
lebih cepat daripada perkembangan kognitif, atau sebaliknya. Oleh karena itu dikenal gejala superior-immature yaitu disatu pihak perkembangan pada bidang
tertentu atau superior, sedang bidang yang lain tidak matang.
c. Prinsip rekapitulasi
Prinsip ini menjelaskan bahwa ontogenese yaitu perkembangan kehidupan moral yang harus dijalani oleh seorang anak merupakan rekapitulasi atau
pengulangan dari phylogenese, yaitu kehidupan moral dari nenek moyang di masa lalu Maria J. Wantah, 2005: 61. Kesadaran moral anak berkembang melalui
mekanisme sosial sebagai upaya melanjutkan nilai-nilai, norma, dan aturan kehidupan masa lalu ke masa depan. Misalnya tidak boleh berbohong, tidak boleh
mencuri, harus menghormati orang tua.
d. Prinsip bertahan dan mengembangkan diri
Dorongan pertama yang muncul dalam kehidupan seseorang adalah dorongan
mempertahankan diri,
kemudian disusul
oleh dorongan
mengembangkan diri. Dorongan mempertahankan diri adalah kekuatan dari dalam diri manusia untuk dapat mempertahankan kehidupannya sebagai manusia.
Dorongan itu terwujud dalam kesadaran manusia untuk menentukan aturan-aturan dan norma-norma yang menjadi pedoman tingkah laku agar manusia tidak saling
membunuh dan menghancurkan.
59 Dorongan untuk mengembangkan diri akan terlihat dalam hasrat anak
untuk mengenal lingkungan, bermain dan belajar, megelola lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua itu dilakukan untuk
mengembangkan diri secara berencana, sistematis, dan berkelanjutan. Durkheim dalam Maria J. Wantah, 2005: 62 mengemukakan bahwa prinsip
mempertahankan dan mengembangkan diri merupakan bagian dari kesadaran moral suatu masyarakat. Selain itu dijelaskan juga mengenai unsur utama
moralitas yang berperan dalam pengembangan diri seorang individu yaitu semangat disiplin untuk mematuhi berbagai aturan dan tatanan sosial, keterikatan
pada kelompok, dan otonomi yaitu kemandirian untuk mewujudkan prinsip- prinsip moral dalam kehidupan sosial.
e. Prinsip perkembangan bertahap, menyeluruh dan berkelanjutan
Perkembangan moral pada anak berjalan sesuai prinsip bertahap dan berkelanjutan. Bertahap artinya perkembangan kesadaran moral anak mengikuti
tahapan yang teratur stages in order dan tidak langsung mencapai tahapan yang lebih tinggi tanpa melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, tidak mungkin
anak langsung mampu mentaati aturan, anak harus melewati tahapan sebelumnya misalnya menaati aturan karena ada hukuman.
Prinsip perkembangan moral anak berkembang secara menyeluruh. Artinya, kesadaran moral berkembang sejalan dengan perkembangan aspek-aspek
yang lain seperti fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial. Sebagai contoh, seorang anak ingin mencuri mobil-mobilan milik temannya, namun dia berfikir kalau
mencuri akan dihukum oleh ibunya. Pertimbangan anak tersebut terjadi karena
60 anak telah memiliki pengetahuan bahwa mencuri mobil-mobilan itu tidak boleh,
meskipun pertimbangan anak baru sebatas pada hukuman yang didapat ketika anak mencuri.
Prinsip perkembangan moral juga memiliki sifat berkelanjutan. Artinya perubahan peningkatan kesadaran moral anak akan terus berkelanjutan sejalan
dengan tahapan dalam perkembangan usia, tugas-tugas perkembangan dalam setiap periode, dan harapan masyarakat akan peran sosial yang ditampilkan
seseorang dalam setiap periode perkembangan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kesadaran moral pada anak berkembang
sesuai dengan prinsip-prinsip dan pola perkembangan moral pada anak usia dini yakni prinsip konvergensi, prinsip tempo perkembangan, prinsip rekapitulasi,
prinsip bertahan dan mengembangkan diri, serta prinsip perkembangan bertahap, menyeluruh, dan berkelanjutan.
6. Teknik-teknik Pembentukan Perilaku Moral