50 signifikan menunjukkan lebih banyak problem perilaku yang dihadapi daripada
anak-anak yang pertimbangan moralnya berada pada tingkatan yang lebih tinggi. Pada anak usia dini nilai-nilai moral bukan terletak pada dampak tindakan tetapi
terletak pada apakah tindakan mendatangkan kepuasan bagi anak atau tidak. Baik perhatian, pertimbangan moral, maupun tindakan berpusat pada anak itu sendiri.
Dari pemaparan tentang nilai agama dan moral dapat disimpulkan bahwa nilai agama merupakan sesuatu yang tertanam dalam diri seorang individu yang
bersumber dari ajaran agama, sedangkan moral sebagai pengendali. Dengan kata lain moral adalah pengendali tingkah laku, sedangkan tingkah laku seorang
individu tergantung pada nilai yang telah tertanam dalam diri seorang individu tersebut.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai Agama dan
Moral
Anak-anak memperoleh nilai-nilai moral dari lingkungan. Magniz Suseno dalam Maria J. Wantah, 2005: 92 menyatakan bahwa perkembangan kesadaran
moral ditentukan oleh tiga lembaga normatif yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Artinya lembaga-lembaga tersebut mempengaruhi perkembangan
moral seorang individu. Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2007 menyebutkan bahwa pengembangan perilaku moral dipengaruhi oleh:
a.
Keluarga sebagai sekolah pertama bagi anak.
b. Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tujuan menanamkan nilai-nilai
budi pekerti dan sopan santun juga tentang aturan-aturan yang berlaku.
c. Masyarakat mempengaruhi dalam pembentukan kepribadian anak melalui cara
pandang dan perlakuan terhadap anak
51 Yudrik Jahja 2011: 51 menjelaskan beberapa sikap orang tua yang perlu
diperhatikan sehubungan dengan perkembangan moral pada anak usia dini antara lain:
a. Konsisten dalam mendidik anak
Sikap dan perlakuan yang sama antara ayah dan ibu dalam melarang atau membolehkan tingkah laku tertentu kepada anak.
b. Sikap orang tua dalam keluarga
Sikap orang tua baik terhadap anak maupun sikap ayah terhadap ibu atau sebaliknya secara tidak langsung berpengaruh terhadap perkembangan moral anak
melalui proses peniruan imitasi. c.
Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut Orang tua merupakan teladan bagi anak sehingga sangat penting untuk
memberikan bimbingan atau teladan tentang nilai-nilai agama kepada anak agar anak mengalami perkembangan moral yang baik.
d. Sikap orang tua dalam menerapkan norma
Orang tua yang tidak menghendaki anaknya berbohong, atau berlaku tidak jujur, maka mereka harus menjauhkan dirinya dari perbuatan berbohong. Apabila
anak mengajarkan pada anak agar anak berperilaku jujur, bertutur kata yang sopan, bertanggung jawab atau taat beragama, tetapi orang tua sendiri
menampilkan perilaku yang sebaliknya, maka anak akan mengalami konflik pada dirinya. Anak akan menggunakan ketidakkonsistenan orang tua sebagai alasan
anak untuk tidak melakukan apa yang diinginkan oleh orangtuanya, bahkan mungkin anak akan berperilaku seperti orang tuanya.
52 Jadi, dapat disimpulkan bahwa sikap dan perilaku orang tua sangat
berpengaruh terhadap penanaman nilai agama moral pada anak. Begitu juga sikap dan perilaku guru, karena guru merupakan orang tua kedua bagi anak-anak ketika
berada di sekolah. Sikap dan perilaku guru harus dapat diteladani oleh anak-anak sehingga penanaman nilai agama dan moral pada anak dapat berjalan dengan baik.
3. Proses Perkembangan Nilai Agama dan Moral Pada Anak