69
b. Staregi aktivitas bermain
Bermain adalah salah satu kebutuhan dasar dalam perkembangan anak. Schaller Lazarus dalam Maria J. Wantah, 2005: 113 menyatakan bahwa
bermain adalah aktivitas seseorang yang bersifat rekreatif untuk menenangkan pikiran atau beristirahat. Aktivitas bermain pada anak sesungguhnya mempunyai
manfaat psikologis yang penting bagi berbagai aspek perkembangan diri, seperti aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral. Beberapa ahli Zulkifli dalam
Maria J. Wantah, 2005: 114 mengemukakan manfaat bermain pada anak sebagai berikut.
1 Aktivitas bermain sebagai sarana untuk membawa anak ke alam kehidupan
bermasyarakat. Dalam suasana dan situasi permainan anak-anak saling mengenal, saling menghargai, dan perlahan-lahan tumbuh rasa kebersamaan,
dan saling membantu yang menjadi landasan bagi pembentukan perasaan sosial.
2 Melalui kegiatan bermain, anak-anak akan belajar mengenai kekuatan,
kelemahan, dan kedudukannya di kalangan teman-temannya, serta mengenal lebih jauh ciri-ciri alat yang digunakan untuk kegiatan bermain.
3 Kegiatan bermain merupakan sarana dan kesempatan anak untuk
mengembangkan fantasi kreativitas, menyalurkan kecenderungan pembawaan dan perbedaan minat berdasarkan perbedaan jenis kelamin.
4 Melalui aktivitas bermain, anak-anak akan berlatih menempatkan
perasaannya.
70 5
Dalam kegiatan bermain anak belajar mematuhi aturan-aturan yang berlaku dalam permainan serta belajar menerima hukuman jika seseorang tidak
mematuhi aturan. 6
Manfaat aktivitas bermain yang paling utama adalah mendapatkan kegembiraan, kesenangan, dan kepuasan.
Bermain sebagai dorongan dan aktivitas sukarela pada anak dapat digunakan dan dikelola sebagai strategi kegiatan untuk pengembangan moral pada
anak. Penelitian Jean Piaget dalam Maria J. Wantah, 2005: 116 menjelaskan bahwa perkembangan perilaku moral pada anak-anak usia dini terjadi melalui
kegiatan bermain. 1
Usia 0-2 tahun, bermainnya anak-anak sebagai aktivitas motorik semata. 2
Usia 2-3 tahun anak terlihat bermain dalam kelompok namun lebih banyak bermain sendiri.
3 Usia 4-6 tahun anak-anak mulai mengenal aturan-aturan yang mengatur
kegiatan bermain, walaupun pengetahuannya mengenai sistem aturan belum sempurna. Ia masih cenderung menerapkan aturan secara egocentric.
4 Usia 7-12 tahun, aktivitas bermain anak sudah memasuki tahap kerjasama
sosial. Pada tahap ini anak mulai menyadari mengenai sistem aturan dan nilai- nilai dari suatu jenis permainan. Anak harus mematuhi aturan tersebut, kalau
tidak ia harus siap menerima hukuman atau ganjaran. Pada tahap ini aktivitas bermain mengarah kepada pembentukan realism moral moral realism pada
anak.
71 Penelitian Jean Piaget menjelaskan beberapa tahap aktivitas bermain
dengan dahap-tahap dalam pelaksanaan aturan practices of rule dan tahap-tahap kesadaran terhadap aturan conciusness of rule. Tahapan-tahapan perkembangan
kesadaran moral di atas dapat dirancang bentuk dan jenis permainan yang efektif untuk membentuk perilaku moral anak.
c. Strategi pembelajaran