14
a. Psikologi Kognitif
Teori ini terdiri dari penelitian-penelitian yang berkaitan dengan kebutuhan manusia dalam mengontrol hidupnya. Teori ini juga
membicarakan konsep-konsep esensial dalam memahami motivasi, efektivitas, dan performa manusia Cornista dan Macasaest, 2013: 10.
Penelitian psikologi kognitif menemukan bahwa respon individu terhadap masalah merupakan pola-pola yang konsisten dan tidak dapat
berubah sampai indivdu mengubahnya sendiri Canivel, 2010: 8. Menurut Stoltz 2007: 74 menerangkan bahwa psikologi kognitif
dapat menjelaskan kecerdasan adversitas berkaitan dengan teori learned helplessness ketidakberdayaan yang dipelajari teori ini menjelaskan
mengapa banyak orang menyerah atau gagal ketika dihadapkan pada tantangan-tantangan hidup, teori aribusi memiliki gaya penjelasan dan
optmisme teori ini menjelaskan bahwa kesuksesan seseorang ditentukan dengan cara seseorang tersebut menjelaskan atau merespon peristiwa-
peristiwa dalam kehidupan, hardiness tahan banting dan keuletan teori ini menjelaskan bahwa orang yang tahan banting tidak terlalu menderita
terhadap akibat negatif yang berasal dari kesulitan begitu pula dengan keuletan orang yang ulet mampu menyelesaikan masalah dan dapat
memanfaatkan peluang menjadi kesuksesan, efektifitas diri tempat pengendalian teori ini menjelaskan keyakinan diri akan mampu untuk
menguasai hidup. Keempat teori ini saling berkaitan dan saling mendukung dalam pembentukan kecerdasan adversitas.
15
b. Neurofisiologi
Neurofisiologi dapat dipahami sebagai sebuah ilmu pengetahuan tentang otak. Menurut Nuwer, konsep neurofisiologi telah membuktikan
bahwa otak akan membentuk pola-pola perilaku dan tercbentuk secara otomatis, yang digunakan untuk merespon kejadian-kejadian di luar diri
individu Canivel, 2010: 10. Menurut Nuwer dalam Stoltz, 2007: 110 mengatakan bahwa proses belajar berlangsung di wilayah sadar bagian
luar yaitu celebral cortex. Lama kelamaan jika pola pikiran atau perilaku diulang maka kegiatannya akan berpindah ke wilayah otak bawah sadar
yang bersifat otomatis. Wilayah ini disebut bangsal ganglia. Menurut Stoltz 2007: 114 bahwa kebiasaan-kebiasaan bawah sadar seperti
kecerdasan adversitas dapat secara mendadak dihentikan dan diuabah, dan dengan mudah akan membentuk kebiasaan-kebiasaan baru yang
semakin lama semakin kuat, begitu juga halnya dengan kebiasaan- kebiasaan individu dalam merespon kesulitan dapat dihentikan dan
segera diubah.
c. Psikoneuroimunologi