Analyze Do Pengembangan Kecerdasan Adversitas

31 diinginkan. Indivdiu akhirnya berinisiatif untuk meminjam laptopnya temannya sehingga tugasnya besok dapat dikumpulkan tepat waktu. Dalam hal ini individu telah berhasil mengeksplor komponen asal-ususl kesulitan yang berasal dari diri individu sendiri dan berasal dari luar diri individu tersebut. Individu tersebut juga bertanggung jawab atas tugas yang diberikan dengan meminjam laptop temannya untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan.

c. Analyze

Langkah yang ketiga dalam rangkaian LEAD yaitu analyze. Pada langkah ini individu mencoba menganalisis bukti-bukti kesulitan. Pertanyaan yang muncul pada langkah ini yaitu, bukti bahwa individu tidak memiliki kendali, bukti bahwa kesulitan-kesulitan itu harus menjangkau wilayah-wilayah lain kehidupan individu, dan bukti bahwa kesulitan itu harus berlangsung lebih lama daripada semestinya. Contohnya yaitu, seperti kasus sebelumnya. Individu akan menganalisis bukti-bukti yang menyebabkan kesulitan. Bukti-bukti yang terlihat yaitu adanya konslet pada arus listrik di kafe tersebut sehingga memicu terjadinya kebakaran, dan individu yang lupa untuk menyalin file ke flashdisk atau harddisknya. 32

d. Do

Langkah terakhir dalam rangkaian LEAD yaitu do. Pada langkah ini sudah semestinya individu melakukan sesuatu ketika menghadapi kesulitan. Mengambil tindakan merupakan hal yang dinamis, namun masalah yang sering timbul dari usaha untuk langsung menyelesaikan kesulitan dengan tindakan ialah, individu yang tertimpa kesulitan itu tidak siap untuk bertindak Stoltz, 2007: 236. Contoh tindakan pada langkah ini misalnya, dalam kasus sebelumnya telah menunjukkan bahwa indivdiu melakukan tindakan dengan cara meminjam laptop temannya untuk menyelesaikan tugas yang harus segera dikumpulkan. Tingkat kecerdasan adversitas pada individu dapat ditingkatkan melalui listen, explore, analyze, dan do atau yang dapat disingkat dengan LEAD. Listen merupakan keterampilan individu mendengarkan respon terhadap kesulitan yang ada. Explore merupakan keterampilan individu untuk menggali lebih dalam lagi dari mana sumber kesulitan tersebut muncul, dari dalam diri individu atau dari luar diri individu. Analyze merupakan keterampilan individu menganalisis bukti-bukti kesulitan. Do merupakan tindakan yang akan diambil oleh individu ketika menghadapi kesulitan. Untuk meningkatkan kecerdasan adversitas dalam praktiknya memang sulit, tetapi setidaknya teori atau rangkaian LEAD yang dikenalkan oleh Stoltz ini dapat sedikit banyak membantu individu dalam meningkatkan kecerdasan adversitasnya. 33 Kecerdasan adversitas mendasari semua segi kesuksesan. Pada sekolah yang sedang berkembang, kecerdasan adversitas digunakan untuk membantu para guru mengembangkan daya tahan dan keuletan dalam memberikan pelajaran yang mempunyai makna dan tujuan Stoltz, 2007: 12. Kecerdasan adversitas digunakan untuk membantu individu-individu memperkuat kemampuan dan ketekunan dalam menghadapi tantangan hidup sehari-hari, sambil tetap berpegang pada prinsip dan impian yang dimiliki tanpa mempedulikan apa yang terjadi.

B. Mahasiswa pada Masa Dewasa Awal 1. Pengertian Mahasiswa pada Masa Dewasa Awal

Menurut bahasa, kata mahasiswa berasal dari kata maha dan siswa. maha yang berarti tinggi, sedangkan siswa yang berarti pelajar. Mahasiswa adalah individu yang sedang melaksanakan studi di Perguruan Tinggi KBBI, 2005. Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989, mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Perguruan Tinggi. Menurut Hurlock 1980: 246 masa dewasa awal berada pada rentang usia 18-40 tahun. Dalam penelitian ini menggunakan subyek mahasiswa yang memiliki rentang usia 18-26 tahun. Maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan sedang belajar pada perguruan tinggi. Berdasarkan pendapat Hurlock, maka mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai dewasa awal, yaitu yang berada pada usia 18-26 tahun. Pada usia tersebut mahasiswa mengalami masa peralihan dari remaja akhir ke dewasa

Dokumen yang terkait

Kemampuan Manajemen Diri Mahasiswa Jurusan Bimbingan Dan Konseling Di Universitas Negeri Semarang Skripsi, Fakultas ilmu pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

0 0 1

Upaya Mengembangkan Empati Mahasiswa dengan Memanfaatkan Media Bimbingan (Penelitian pada Mahasiswa Angkatan 2005 Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Tahun Akademik 2005/2006).

0 0 2

Kecenderungan Ekstraversi Pola Kepribadian Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Tahun Akademik 2004/ 2005.

0 0 2

PENENTU PEMILIHAN PASANGAN HIDUP PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 3 214

AKULTURASI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PENDATANG TERHADAP BUDAYA YOGYAKARTA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN TAHUN 2012 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

4 46 294

PERBEDAAN TINGKAT KECERDASAN ADVERSITY MAHASISWA BIDIKMISI DAN NON BIDIKMISI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

1 1 146

TINGKAT KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

3 21 115

PROBLEMATIKA DAN STRATEGI COPING MAHASISWA BIDIKMISI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 0 142

TINGKAT ALTRUISME MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (Studi Angkatan Tahun 2013,2014 dan 2015) -

0 0 56

PERBANDINGAN PROFIL PRIBADI CALON KONSELOR MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

0 1 75