Quitters Campers Climbers Tipe-tipe Kecerdasan Adversitas

20 dimensi ini merupakan acuan dalam membuat instrumen kecerdasan adversitas, yaitu Adversity Response Profile® ARP® Canivel, 2010: 16.

4. Tipe-tipe Kecerdasan Adversitas

Tipe-tipe kecerdasan adversitas ini berkaitan dengan karakteristik individu dalam menghadapi kesulitan. Stoltz 2007: 18 membagi tipe-tipe kecerdasan adversitas menjadi quitters, campers, dan climbers. Berikut penjelasannya:

a. Quitters

Quitters atau orang yang berhenti, yaitu orang yang berhenti ditengah pendakian, gampang putus asa, dan mudah menyerah, mudah puas dengan pemuas kebutuhan dasar fisiologis saja, cenderung pasif, tidak bergairah untuk mencapai puncak keberhasilan. Kelompok ini cenderung menolak perubahan karena kapasitasnya yang minimal. Orang yang seperti ini akan banyak kehilangan kesempatan berharga dalam hidupnya. Individu dengan tipe quitters cenderung akan meninggalkan perjuangan untuk mencapai impian-impiannya, meninggalkan dorongan manusiawi untuk berjuang serta hanya berkeluh kesah menghadapi persoalan yang ada Zainuddin, 2011: 3. Dalam kaitannya dengan mahasiswa Bimbingan dan Konseling, apabila kecerdasan adversitasnya termasuk kategori quitters yakni kecerdasan adversitasnya paling rendah maka mahasiswa tersebut akan langsung menyerah, dan berputus asa ketika menghadapi kesulitan dalam hidup. 21

b. Campers

Campers atau orang yang berkemah. Tidak mencapai puncak, sudah puas dengan apa yang dicapai, orang seperti ini yang sedikit lebih dari quitters, yaitu masih mengusahakan terpenuhinya kebutuhan rasa aman dan keamanan dan kebersamaan, serta masih bisa melihat dan merasakan tantangan. Para campers adalah satis-ficer dari kata satisfied = puas dan suffice = mencukupi, individu cenderung puas dengan mencukupkan diri, dan tidak mau mengembangkan diri. Dalam menghadapi kesulitan akan menimbang resiko dan imbalan sehingga tak pernah mencapai apa yang seyogyanya dapat tercapai dengan potensinya. Berbeda dengan quitters, campers sekurang-kurangnya telah mampu menanggapi tantangan dan kesulitan yang dihadapi sehingga telah mencapai tingkat yang lebih diatas quitters.

c. Climbers

Climbers atau para pendaki, yaitu orang yang selalu beruapaya mencapai puncak pendakian. Kelompok ini menantang perubahan- perubahan. Kesulitan ataupun krisis akan dihadapi walaupun perlu banyak energi, dedikasi, dan pengorbanan. Individu yang termasuk dalam golongan climbers cenderung bersikap optimis dan mampu melihat celah harapan dan selalu terpacu untuk maju. Hal ini sesuai dengan teori hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow. Climbers akan selalu menemukan alternatif cara untuk bagaimana bisa mencapai puncak gunung, sama halnya dengan indivdu yang tergolong dalam climbers 22 akan selalu menemukan alternatif cara untuk bagaimana menghadapi serta menyelesaikan tantangan dan kesulitan dalam hidup serta menganggap kesulitan yang ada dapat dijadikan peluang untuk lebih maju, berkembang dan akan lebih banyak belajar ketika nanti menghadapi kesulitan di masa depan. Individu yang termasuk dalam golongan climbers ini tidak pernah membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik atau mental atau hambatan lainnya menghalangi perjuangannya Zainuddin, 2011: 4. Kaitannya dengan mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang tergolong climbers akan memahami bahwa kesulitan adalah bagian dari hidup. Untuk lebih memahami tipe-tipe kecerdasan adversitas yang hubungannya dengan teori hirarki kebutuhan Maslow, telah disajikan gambaran sebagai berikut: 23 Gambar 1. Hirarki Kebutuhan Maslow dan Tipe-tipe Kecerdasan Adversitas Dari pemaparan Gambar 1, dapat disimpulkan bahwa quitters adalah tipe individu yang mudah menyerah karena dapat dilihat individu yang tergolong dalam tipe ini hanya memenuhi kebutuhan fisiologisnya saja menurut teori hirarki Maslow. Tipe campers setidaknya lebih baik dari quitters, karena tipe ini telah berani untuk mencoba berusaha meskipun akhirnya menyerah di tengah jalan. Dalam teori hirarki Maslow, kebutuuhan yang tipe campers adalah rasa aman. Sedangkan tipe climbers tergolong individu yang selalu optimis berani menghadapi Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan Rasa Aman Kebutuhan Ikut Memiliki Kasih sayang Kebutuhan Penghargaan Kebutuhan Aktualisasi Diri Quitters Campers Climbers 24 tantangan atau kesulitan dalam hidupnya. Individu dengan tipe ini telah mencapai puncak kebutuhan aktualisasi diri dalam teori hirarki Maslow.

5. Faktor Kecerdasan Adversitas a. Daya saing

Dokumen yang terkait

Kemampuan Manajemen Diri Mahasiswa Jurusan Bimbingan Dan Konseling Di Universitas Negeri Semarang Skripsi, Fakultas ilmu pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

0 0 1

Upaya Mengembangkan Empati Mahasiswa dengan Memanfaatkan Media Bimbingan (Penelitian pada Mahasiswa Angkatan 2005 Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Tahun Akademik 2005/2006).

0 0 2

Kecenderungan Ekstraversi Pola Kepribadian Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Tahun Akademik 2004/ 2005.

0 0 2

PENENTU PEMILIHAN PASANGAN HIDUP PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 3 214

AKULTURASI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PENDATANG TERHADAP BUDAYA YOGYAKARTA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN TAHUN 2012 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

4 46 294

PERBEDAAN TINGKAT KECERDASAN ADVERSITY MAHASISWA BIDIKMISI DAN NON BIDIKMISI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

1 1 146

TINGKAT KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

3 21 115

PROBLEMATIKA DAN STRATEGI COPING MAHASISWA BIDIKMISI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 0 142

TINGKAT ALTRUISME MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (Studi Angkatan Tahun 2013,2014 dan 2015) -

0 0 56

PERBANDINGAN PROFIL PRIBADI CALON KONSELOR MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

0 1 75