110
yang tergolong dalam kategori tinggi. Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa mahasiswa BK FIP UNY yang menjadi
sampel penelitian dengan usia 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, dan 26 tahun memiliki kecerdasan adversitas yang cenderung tinggi. Hasil penelitian
ini didukung oleh temuan Cornista Macasaest 2013:57 yang menemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
kecerdasan adversitas dengan profil sampel penelitian, salah satunya yaitu usia.
c. Kecerdasan adversitas berdasarkan semester
Kecerdasan adversitas
berdasarkan semester,
mahasiswa Bimbingan dan Konseling semester 2 sebanyak 24 mahasiswa 12
termasuk dalam kategori tinggi, dan sebanyak 11 mahasiswa 6 termasuk dalam kategori sedang. Pada sampel penelitian semester 4
sebanyak 18 mahasiswa 9 termasuk dalam kategori tinggi, dan terdapat 15 mahasiswa 8 termasuk dalam kategori sedang. Kemudian
pada sampel penelitian semester 6 sebanyak 23 mahasiswa 12 termasuk dalam kategori tinggi, dan terdapat 14 mahasiswa 7
termasuk dalam kategori sedang. Pada sampel penelitian semester 8 terdapat 43 mahasiswa 22 termasuk dalam kategori tinggi dan
sejumlah 17 mahasiswa 9 termasuk dalam kategori sedang. Selanjutnya pada semester 10 yang menjadi sampel penelitian
terdapat 12 mahasiswa 6 yang termasuk dalam kategori tinggi dan sebanyak 7 mahasiswa 4 termasuk dalam kategori sedang. Kemudian
111
pada semester 12 yang menjadi sampel penelitian terdapat 4 mahasiswa 2 yang termasuk dalam kategori tinggi dan 2 mahasiswa 1
termasuk dalam kategori sedang. Selanjutnya yang terakhir pada semester 14 yang menjadi sampel penelitian terdapat 5 mahasiswa 3
yang termasuk dalam kategori tinggi dan tidak terdapat mahasiswa semester 14 yang termasuk dalam kategori sedang dan rendah.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang menjadi sampel penelitian
pada semester 2, 4, 6, 8, 10, 12, dan 14 memiliki kecerdasan adversitas yang cenderung tinggi. Senada dengan hasil temuan Cornista
Macasaest 2013: 57, menemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan adversitas dengan profil sampel penelitian,
salah satunya yaitu semester. Dalam hal ini menunjukkan mahasiswa BK yang nantinya akan
berprofesi sebagai konselor atau guru BK, memiliki kecerdasan adversitas yang baik, merupakan menjadi salah satu modal yang
mendukung untuk profesinya di masa depan. Hal ini sesuai dengan salah satu standarisasi unjuk kerja profesional kenselor yang tercantum dalam
pengembangan profesi BK yakni, mampu mengungkap masalah klien Priyatno Erman Anti, 1994: 353-354.
d. Kecerdasan adversitas berdasarkan indeks prestasi kumulatif IPK