Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI

47 pada mahasiswa Politeknik Malaysia, tetapi memiliki hubungan yang positif terhadap prestasi akademik. Dari pernyataan diatas menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswan dalam menangani tantangan, kesulitan dalam hidup didasarkan pada pengalaman hidup, lingkungan, dan latar belakang pendidikan Mohd Effendi Ewan, dkk., 2015: 72.

5. Kecerdasan Adversitas Berdasarkan Semester

Menurut Shen 2004: 30, bila seorang pekerja memiliki pekerjaan yang sama namun memiliki masa kerja yang lebih lama atau berbeda, maka kecerdasan advresitas akan berbeda. Individu yang masa kerjanya lebih lama, maka kemampuan dalam menghadapi kesulitan dalam tempat kerja akan lebih terlatih atau terbiasa. Sementara itu menurut Cornista Macasaet 2013: 57, menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan adversitas dengan profil sampel penelitian, salah satunya yaitu semester pada mahasiswa psikologi tahun ke-3 dan ke-4.

D. Kerangka Berpikir

Mahasiswa sebagai dewasa awal 18-26 tahun merupakan tahap perkembangan yang sulit dan kritis. Mahasiswa yang dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan baik tentunya mengalami banyak kesulitan, sama halnya dengan mahasiswa BK yang tidak jarang menghadapi kesulitan. Mahasiswa BK meskipun dalam perkuliahan mendapat ilmu secara teori dan praktik tentang psikologi dan bimbingan dan konseling, tetapi dalam kehidupan nyata tidak jarang memiliki respon yang kurang baik saat mengalami kesulitan dan hambatan dalam hidupnya. Kemampuan mahasiswa 48 dalam mengatasi kesulitan tersebut dalam kajian psikologi dapat dikatakan sebagai kecerdasan adversitas. Kecerdasan adversitas inilah yang menjadi salah satu faktor kesuksesan dalam mengatasi hambatan serta kesulitan dalam hidup. Dalam mengatasi kesulitan tersebut, mahasiswa BK memiliki kemampuan respon yang berbeda-beda. Ada mahasiswa yang bersikap seperti quitters, campers, ataupun climbers. Mahasiswa yang termasuk dalam tipe quitters orang yang berhenti, cenderung mudah putus asa, cenderung pasif dan tidak memiliki semangat juang untuk mencapai puncak keberhasilan. Mahasiswa yang termasuk dalam tipe campers orang yang berkemah, mahasiswa cenderung merasa puas dengan apa yang telah dicapai, mahasiswa dengan tipe ini sedikit lebih baik dari quitters karena masih mau sedikit berusaha dalam menghadapi tantangan hidup. Sementara itu mahasiswa yang termasuk dalam tipe climbers para pendaki, mahasiswayang termasuk dalam tipe ini selalu berupaya untuk mencapai puncak atau tujuan yang diinginkan, mahasiswa tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah dicapainya, dan cenderung bersikap optimis dalam menghadapi tantangan dan kesulitan. Dalam hal ini kecerdasan adversitas mengandung empat dimensi. Dimensi-dimensi yang terkandung dalam kecerdasan adversitas ada empat yakni diantaranya, control kendali, origin dan ownership asal-usul dan pengakuan, reach jangkauan, dan endure daya tahan. Mahasiswa yang memiliki kendali yang baik, akan lebih mampu untuk mengendalikan masalah yang ada serta mengendalikan dirinya sendiri terhadap masalah yang tengah 49 dihadapinya. Semakin tinggi kendali yang dimiliki oleh mahasiswa, maka akan semakin besar tingkat kendali mahasiswa ketika dihadapkan dalam suatu hambatan ataupun kesulitan. Mahasiswa yang memiliki kendali yang cenderung rendah akan sulit untuk mengendalikan emosi, serta mudah marah. Semakin rendah kendali yang dimiliki mahasiswa maka akan semakin kurang memiliki tingkat kendali yang kuat atas kesulitan dan hambatan yang dihadapinya. Mahasiswa yang memiliki tingkat asal-usul dan pengakuan yang tinggi maka akan mampu mengetahui dari mana kesulitan atau masalah itu muncul serta mampu mengakui akibat-akibat yang akan ditanggungnya, cenderung bertanggung jawab, sehingga menciptakan pembelajaran dalam melakukan perbaikan atas masalah yang terjadi. Mahasiswa yang memiliki tingkat asal-usul dan pengakuan yang rendah maka akan kurang mampu untuk mengakui akibat-akibat yang akan ditanggungnya, cenderung kurang bertanggung jawab dan mudah putus asa. Pada dimensi jangkauan, mahasiswa mampu membatasi setiap masalah atau kesulitan yang ada agar tidak berpengaruh buruk ke bidang kehidupan yang lain. Dimesi daya tahan, mahasiswa yang memiliki kecerdasan adversitas yang baik, memiliki kemampuan yang luar biasa untuk tetap memiliki harapan dan optimis bahwa kesulitan yang dihadapi tidak akan berlangsung lama. Dengan mengetahui kecerdasan adversitas, diharapkan dapat menjadi salah satu upaya meningkatkan serta mengembangkan potensi diri pada 50 mahasiswa BK. Kecerdasan adversitas sendiri dapat diubah dan ditingkatkan melalui empat hal, yakni listen mendengarkan, explore menjelajah, analyze menganalisis, dan do kerjakan Stoltz, 2007: 204. Menurut Nailul Fauziah 2014: 89 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara persahabatan, empati dan kecerdasan adversitas pada mahasiswa psikologi Undip yang sedang mengambil skripsi, di mana semakin tinggi empati dan persahabatan pada mahasiswa yang sedang mengambil skripsi, maka kecerdasan adversitas juga semakin tinggi, begitu pula sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan adversitas sangat berperan penting dalam sisi kehidupan manusia, salah satunya yaitu dapat mempengaruhi keberhasilan tujuan dan cita-cita dalam hidup manusia tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, kecerdasan adversitas sangat penting adanya bagi mahasiswa BK khususnya nantinya dapat menjalani profesinya sebagai konselor ataupun guru BK dengan baik, baik itu saat sebelum berprofesi maupun setelah, dan yang nantinya akan menjadi contoh dan panutan bagi siswa maupun konseli.

E. Pertanyaan Penelitian

Dokumen yang terkait

Kemampuan Manajemen Diri Mahasiswa Jurusan Bimbingan Dan Konseling Di Universitas Negeri Semarang Skripsi, Fakultas ilmu pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

0 0 1

Upaya Mengembangkan Empati Mahasiswa dengan Memanfaatkan Media Bimbingan (Penelitian pada Mahasiswa Angkatan 2005 Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Tahun Akademik 2005/2006).

0 0 2

Kecenderungan Ekstraversi Pola Kepribadian Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Tahun Akademik 2004/ 2005.

0 0 2

PENENTU PEMILIHAN PASANGAN HIDUP PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 3 214

AKULTURASI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PENDATANG TERHADAP BUDAYA YOGYAKARTA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN TAHUN 2012 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

4 46 294

PERBEDAAN TINGKAT KECERDASAN ADVERSITY MAHASISWA BIDIKMISI DAN NON BIDIKMISI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

1 1 146

TINGKAT KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

3 21 115

PROBLEMATIKA DAN STRATEGI COPING MAHASISWA BIDIKMISI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 0 142

TINGKAT ALTRUISME MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (Studi Angkatan Tahun 2013,2014 dan 2015) -

0 0 56

PERBANDINGAN PROFIL PRIBADI CALON KONSELOR MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

0 1 75