Mencuci Tangan dengan Sabun

20 pembersihan, peralatan dicuci menggunakan air dan detergen. Penggunaan detergen mempunyai beberapa keuntungan karena detergen dapat melunakkan lemak, mengemulsi lemak, melarutkan mineral dan komponen larut lainnya. Detergen yang digunakan untuk mencuci alat pengolahan tidak boleh bersifat korosif BPOM RI, 2008. Menurut Kemenkes RI 2011 pencucian peralatan harus menggunakan sabundetergen, air panas dan air bersih serta memberikan sanitizer berupa larutan kaporit 50 ppm atau iodophor 12,5 ppm. Langkah-langkah pencucian peralatan yang baik menurut Washington State Departement of Health 2013, yaitu dengan membersihkan bak tempat pencucian peralatan, membuang sisa makanan yang menempel pada peralatan ke tempat sampah, membilas peralatan dengan air, memberikan sabun, kemudian bilas dengan air bersih, memberikan sanitizer dan terakhir tiriskan peralatan hingga kering dan diletakkan pada tempat yang bersih dan terlindung dari pencemaran. Penggunaan sikat dan sponges untuk mencuci peralatan dapat membantu menghilangkan sisa makanan maupun material deposit lainnya yang terdapat pada peralatan penanganan makanan.

2.3.3 Higene Sanitasi Sarana Penjaja

Sarana penjaja adalah fasilitas yang digunakan untuk penanganan makanan jajanan baik menetap maupun berpindah-pindah. Makanan jajanan yang dijajakan dengan sarana penjaja konstruksinya harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat melindungi makanan dari pencemaran. Menurut Kemenkes RI 2003 sarana penjaja makanan jajanan harus memenuhi persyaratan, yaitu makanan yang dijajakan harus terlindungi dari debu dan pencemaran, konstruksi sarana penjaja harus mudah dibersihkan, serta tersedia tempat untuk air bersih, penyimpanan 21 bahan makanan, penyimpanan makanan jadisiap disajikan, penyimpanan peralatan, tempat cuci alat, tangan, bahan makanan, dan tempat sampah. Lokasi pengolahan makanan yang berdekatan dengan sumber pencemaran sangat rentan menyebabkan makanan terkontaminasi oleh patogen yang berada di lingkungan sekitar. Lokasi berjualan yang dekat dengan tempat pembuangan sampah, jalan raya dan saluran pembuangan limbah dapat memengaruhi kontaminasi makanan karena adanya vektor penyakit, seperti lalat atau kecoa yang dapat membawa patogen penyakit. Tempat pembuangan sampah merupakan media tempat berkembangbiaknya lalat. Sehingga jarak tempat pembuangan sampah dengan tempat berjualan perlu diperhatikan untuk mencegah terkontaminasinya makanan akibat patogen yang dibawa oleh vektor penyakit. Menurut Kusumawati dan Yudhastuti, 2013, jarak lokasi berjualan dengan sumber pencemar minimal lebih dari 100 m. Sarana penjaja merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kontaminasi E.coli. Sarana penjaja mencakup beberapa aspek berikut:

1. Jenis Sarana Berjualan

Jenis sarana berjualan dapat memengaruhi keamanan makanan yang dijualnya. Terdapat 2 jenis cara berjualan makanan jajanan, yaitu dengan bergerak ambulatory dan tidak bergerak stationary. Pedagang makanan jajanan yang berjualan dengan bergerak ambulatory menggunakan sarana berupa gerobak, baik yang didorong, menggunakan sepeda, motor ataupun mobil, atau pedagang tersebut berkeliling sambil membawa dagangannya. Sementara pedagang makanan jajanan yang berjualan dengan cara tidak bergerak stationary menggunakan sarana bangunan semi permanen seperti