21
bahan makanan, penyimpanan makanan jadisiap disajikan, penyimpanan peralatan, tempat cuci alat, tangan, bahan makanan, dan tempat sampah.
Lokasi pengolahan makanan yang berdekatan dengan sumber pencemaran sangat rentan menyebabkan makanan terkontaminasi oleh patogen yang berada di
lingkungan sekitar. Lokasi berjualan yang dekat dengan tempat pembuangan sampah, jalan raya dan saluran pembuangan limbah dapat memengaruhi
kontaminasi makanan karena adanya vektor penyakit, seperti lalat atau kecoa yang dapat membawa patogen penyakit. Tempat pembuangan sampah merupakan media
tempat berkembangbiaknya lalat. Sehingga jarak tempat pembuangan sampah dengan tempat berjualan perlu diperhatikan untuk mencegah terkontaminasinya
makanan akibat patogen yang dibawa oleh vektor penyakit. Menurut Kusumawati dan Yudhastuti, 2013, jarak lokasi berjualan dengan sumber pencemar minimal
lebih dari 100 m. Sarana penjaja merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
kontaminasi E.coli. Sarana penjaja mencakup beberapa aspek berikut:
1. Jenis Sarana Berjualan
Jenis sarana berjualan dapat memengaruhi keamanan makanan yang dijualnya. Terdapat 2 jenis cara berjualan makanan jajanan, yaitu dengan
bergerak ambulatory dan tidak bergerak stationary. Pedagang makanan jajanan yang berjualan dengan bergerak ambulatory menggunakan sarana
berupa gerobak, baik yang didorong, menggunakan sepeda, motor ataupun mobil, atau pedagang tersebut berkeliling sambil membawa dagangannya.
Sementara pedagang makanan jajanan yang berjualan dengan cara tidak bergerak stationary menggunakan sarana bangunan semi permanen seperti
22
bangunan kantin maupun kios kecil WHO, 2010. Penjaja makanan yang menggunakan sarana berupa bangunan kantin biasanya memiliki praktik
higiene penanganan dan penyimpanan makanan, sarana dan fasilitas sanitasi serta sanitasi tempat dan peralatan yang lebih baik daripada penjaja yang
berjualan di luarpedagang keliling Yasmin dan Madanijah, 2010.
2. Tempat Penyimpanan Makanan Matang
Makanan matang perlu disimpan pada tempat yang tertutup dan terhindar dari debu, vektor penyakit maupun sumber tercemar lainnya yang dapat
berpotensi menyebabkan kontaminasi pada makanan. Untuk makanan yang disajikan dalam keadaan panas, sebaiknya suhu tempat menyimpan makanan
matang tersebut pada suhu 60
o
C atau lebih, sedangkan untuk makanan yang akan disajikan dalam keadaan dingin, tempat menyimpan makanan matang
sebaiknya diletakkan pada suhu kurang dari 7
o
C FAO , 2009.
3. Keberadaan Tempat Sampah
Tempat sampah diletakkan sedekat mungkin dengan sumber produksi sampah, namun harus dalam jumlah yang cukup, tertutup dan tidak bocor
sehingga sampah tidak mudah tercecer keluar dan menimbulkan bau tidak sedap serta dapat mengundang lalat atau kecoa yang berpotensi
mengakibatkan kontaminasi pada makanan. Sampah yang dihasilkan dari proses pengolahan makanan disimpan dalam wadah khusus yang kedap air
dan memiliki tutup. Sebaiknya tempat sampah diberi alas kantong plastik dan dipisahkan antara sampah basah dan sampah kering Laelasari, 2015.
4. Keberadaan Fasilitas Sanitasi
Fasilitas sanitasi merupakan sarana pendukung yang harus ada, supaya kondisi higiene sanitasi dapat terlaksana dengan baik. Fasilitas sanitasi