55
sosis, puding, martabak, cakwe, dan pempek; serta minuman, seperti es teh, es sirsak, dan es cokelat.
Cara pengambilan sampel makanan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1 Persiapan dan Pengambilan sampel Kondisi lingkungan saat pengambilan sampel makanan harus dalam
keadaan steril. Meja yang menjadi tempat untuk memasukkan sampel ke dalam wadah sampel dilakukan sterilisasi dengan menggunakan alkohol
70 untuk menghindari kemungkinan terjadinya kontaminasi bakteri lain yang tidak diinginkan. Pengambilan sampel makanan dilakukan dengan
mengambil sebanyak 25 gram untuk jenis makanan padat dan sebanyak 10 ml untuk jenis minumanmakanan yang mengandung cairan. Untuk jenis
makanan padat yang dibakar seperti sate sosis, bagian yang diambil bukan bagian yang telah gosong. Hal ini dikarenakan pada bagian gosong kadar
air akan berkurang sehingga bakteri tidak dapat tumbuh Sudarna dan Swacita, 2009. Sedangkan pada jenis sampel makanan yang mengandung
cairan, seperti bakso dan soto ayam, maka yang diambil adalah kuahnya. Sampel pada jenis makanan padat, dicampurkan dengan aquades
sebelum dimasukkan ke botol kaca sampel. Setelah itu, ambil sebanyak 5 ml sampel makanan jajanan dan dimasukkan ke dalam botol kaca sampel
bening yang telah berisi media larutan fluorocult LMX dengan menggunakan sendok steril. Setelah dimasukkan, wadah sampel kemudian
ditutup rapat dan diberikan label nama makanan dan nama penjual. Proses memasukkan makanan ke dalam wadah sampel dilakukan dekat dengan
pembakar spirtus untuk menjaga sampel tetap dalam keadaan steril.
56
2 Cold Chain Rantai Dingin Cold chain bertujuan untuk menjaga suhu agar sampel tetap terjaga
selama proses distribusi dari lokasi tempat pengambilan sampel ke laboratorium. Wadah yang telah terisi sampel kemudian dimasukkan
kedalam ice box yang didalamnya sudah terisi ice pack agar menjaga sampel tetap dalam keadaan awet hingga dibawa ke laboratorium. Suhu
dalam ice box tersebut harus dijaga untuk tetap pada temperatur 8
o
C. Hal ini disebabkan karena pada suhu lebih dari 8
o
C, dimungkinkan ada bakteri lain yang ikut tumbuh dalam media sampel. Sampel yang telah diambil
harus sesegera mungkin dibawa ke laboratorium, karena bakteri dapat berkembangbiak dalam jumlah banyak dalam waktu lebih dari 6 jam.
4.5 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini merupakan data primer yang didaptkan dengan melakukan wawancara, observasi dan pengujian laboratorium serta
data sekunder yang didapatkan dari Puskesmas Kecamatan Cakung. Aspek higiene sanitasi makanan yang dilakukan wawancara dan observasi meliputi praktik mencuci
tangan dengan sabun, menggunakan alat bantu penyajian makanan, cara pencucian peralatan, jenis sarana berjualan, keberadaan fasilitas sanitasi, tempat menyimpan
makanan matang dan cara penyajian. Sedangkan pengujian laboratorium dilakukan untuk mengetahui kontaminasi bakteri E.coli pada makanan jajanan.
4.5.1 Data Primer
Data primer pada penelitian ini berupa data mengenai faktor higiene sanitasi makanan dan kontaminasi bakteri E.coli pada makanan jajanan yang diperoleh
melalui wawancara, observasi dan pengujian laboratorium.
57
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari
seseorang sasaran penelitian dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut Notoatmodjo, 2012. Pada penelitian ini wawancara dilakukan
dengan menggunakan pedoman wawancara berupa kuesioner dengan tipe pertanyaan tertutup. Aspek yang diwawancara meliputi mencakup praktik
mencuci tangan dengan sabun, menggunakan alat bantu penyajian makanan, jenis sarana berjualan, keberadaan fasilitas sanitasi, tempat penyimpanan
makanan matang, dan cara penyajian yang mengacu Kepmenkes No. 942 tahun 2003 Tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan.
Namun, aspek persyaratan yang diambil hanya yang sesuai dan relevan dengan penelitian ini. Kegiatan wawancara tersebut dilakukan pada saat responden
tidak sedang melakukan kegiatan pelayanan makanan pada konsumen.
2. Observasi
Observasi merupakan suatu prosedur yang meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah taraf aktivitas tertentu atau situasi yang ada hubungannya
dengan masalah yang diteliti Notoatmodjo, 2012. Pada penelitian ini observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan pada responden meliputi aspek praktik
menggunakan alat bantu saat mengambil makanan, jenis sarana berjualan, keberadaan fasilitas sanitasi, tempat penyimpanan makanan matang, dan cara
penyajian. Lembar observasi dibuat dengan mengacu pada ketentuan Kepmenkes No. 942 tahun 2003 Tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan
Jajanan. Kegiatan observasi tersebut dilakukan pada saat responden sedang melakukan kegiatan pelayanan makanan pada konsumen, yaitu pada pukul 09.00-
58
10.00, dimana waktu tersebut merupakan waktu istirahat siswa sekolah dasar. Observasi ini merupakan metode untuk triangulasi verifikasi terhadap wawancara
yang telah dilakukan, apakah jawaban responden sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti.
3. Biomonitoring Sampel Makanan
Langkah-langkah biomonitoring sampel makanan adalah sebagai berikut:
1. Persiapan alat dan bahan
a Larutan Alkohol 70 b Kapas
c Pembakar spirtus dan korek api d Sendok steril
e Label dan alat tulis f Wadah sampel steril
g Ice box h Tabung reaksi
i Fluorocult LMX Broth j Timbangan analis
k Hotplate l Gelas ukur
m Autoklaf n Aquades
o ose p Reagen kovacs
2. Pembuatan larutan fluorocult LMX
a Melakukan penimbangan sebanyak 17 gram fluorocult LMX broth dengan timbangan analis.
b Melarutkan 17 gram fluorocult LMX broth ke dalam 1 liter aquadest. c Memanaskan dan mencampurkan larutan tersebut dengan menggunakan
hot plate. d Masukan larutan LMX yang telah tercampur ke dalam wadah sampel
sebanyak 20 ml. e Melakukan sterilisasi wadah sampel dengan menggunakan autoklaf
dengan suhu 121
o
C selama 15 menit.
59
3. Pengujian Laboratorium
a Sampel yang telah dibawa ke laboratorium, kemudian diinkubasi pada suhu 36
o
C selama 24 jam. b Setelah diinkubasi, ambil sebanyak 1 ose sampel dan dipindahkan pada
tabung reaksi yang berisi media LMX. c Mambahkan reagen kovacs ke dalam tabung reaksi tersebut sebanyak 5-
10 tetes. d Mengamati perubahan warna yang terjadi, jika terbentuk cincin merah
maka sampel tersebut positif mengandung bakteri E.coli. Sedangkan jika tidak terbentuk cincin merah maka sampel tersebut negatif
mengandung bakteri E.coli.
4.5.2 Data Sekunder
Data sekunder pada penelitan ini berupa data mengenai alamat sekolah dasar dan data pedagang makanan jajanan di Kecamatan Cakung yang diperoleh
dari Puskesmas Kecamatan Cakung.
4.6 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner yang berisi tentang variabel yang diteliti, seperti praktik mencuci tangan dengan sabun,
menggunakan alat bantu penyajian makanan, cara pencucian peralatan, jenis sarana berjualan, keberadaan fasilitas sanitasi, tempat penyimpanan makanan matang, dan
cara penyajian. Untuk pemeriksaan bakteri E.coli pada makanan dilakukan dengan uji kualitatif laboratorium menggunakan media Fluorocult LMX Broth.