40
maupun peralatan pengolahan makanan, seperti talenan yang dapat menyebabkan perpindahan bakteri ke makanan sehingga terjadi penyakit
bawaan makanan. Untuk itulah diperlukan praktik kebersihan dalam melakukan pengolahan makanan, antara lain:
1 Mencuci tangan sebelum dan selama persiapan pengolahan makanan. 2 Mencuci tangan setelah dari toilet.
3 Mencuci dan mensterilkan area permukaan tempat pengolahan makanan dan peralatan pengolahan makanan.
4 Menjaga area tempat pengolahan makanan dari serangga, hewan peliharaan maupun binatang lainnya.
b. Memisahkan Bahan Mentah dengan Makanan Matang Seperate Raw and
Cooked
Bahan makanan mentah seperti daging, telur, dan ikan dapat mengandung mikroorganisme berbahaya yang dapat berpindah ke makanan lainnya selama
proses pengolahan dan penyimpanan makanan. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1 Memisahkan daging, telur dan ikan mentah dari makanan lain. 2 Menggunakan peralatan yang berbeda dalam melakukan pengolahan
makanan, seperti pisau dan talenan yang berbeda. 3 Melakukan penyimpanan pada kontainer yang berbeda untuk menghindari
kontak antara bahan mentah dengan makanan matang.
c. Memasak dengan Sempurna Cook Thoroughly
Memasak dengan cara yang benar dapat membunuh hampir semua jenis bakteri yang berbahaya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa memasak
41
makanan hingga temperatur 70
o
C akan menyebabkan makanan lebih aman untuk dikonsumsi. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1 Memasak makanan dengan sempurna, khususnya daging, unggas, telur dan seafood.
2 Untuk makanan yang berkuah, pastikan suhu pemasakan hingga mencapai 70
o
C. Sedangkan untuk daging dan unggas, pastikan sudah berubah warna tidak berwarna merah muda.
3 Melakukan pemanasan makanan kembali dengan sempurna
d. Menjaga Temperatur Makanan Keep Food At Safe Temperature
Bakteri dapat bermultiplikasi dengan cepat jika makanan disimpan pada suhu ruang. Pertumbuhan bakteri dapat terhambat dan berhenti pada suhu
dibawah 5
o
C atau diatas 60
o
C. Namun, beberapa jenis bakteri dapat mampu hidup hingga suhu di bawah 5
o
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: 1 Jangan meninggalkan makanan matang pada suhu ruang lebih dari 2 jam.
2 Simpan makanan yang mudah busuk pada suhu dibawah 5
o
C. 3 Menjaga makanan yang disajikan dalam keadaan panas pada suhu diatas
60 C.
4 Tidak menyimpan makanan sisa terlalu lama lebih dari 3 hari 5 Tidak melakukan pemanasan pada makanan lebih dari satu kali.
6 Tidak mencairkan makanan beku pada suhu ruang.
e. Menggunakan Air dan Bahan Makanan yang Bersih Use Safe Water and
Raw Materials
Bahan mentah, termasuk air dan es dapat terkontaminasi oleh bakteri patogen dan bahan kimia. Toksin kimia dapat terbentuk pada makanan yang
rusak dan berjamur. Dengan mencuci dan memilih bahan makanan yang benar
42
dapat mengurangi risiko kejadian foodborne disease. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1 Menggunakan air bersih dalam mengolah makanan. 2 Memilih bahan makanan segar dan utuh.
3 Memilih produk makanan kemasan yang aman, seperti susu yang terpasteurisasi.
4 Mencuci buah dan sayuran, terutama jika dikonsumsi dalam keadaan mentah.
5 Tidak menggunakan makanan yang telah melewati batas kadaluarsa. Selain dari aspek penjamah makanan, upaya pencegahan terhadap penyakit
bawaan makanan juga dapat dilakukan oleh konsumen itu sendiri. Menurut Kemenkes 2015 terdapat lima kunci keamanan pangan untuk anak sekolah, antara
lain:
a. Kenali Pangan yang Aman
Pangan yang aman merupakan pangan yang bebas dari bahaya biologis, kimia dan benda lainnya. Ketiga jenis bahaya tersebut dapat mencemari pangan
dan akan menyebabkan penyakit apabila dikonsumsi.
b. Beli Pangan yang Aman
Pangan yang akan dibeli harus dipilih dengan tepat sehingga aman dari bahaya biologis, kimia, maupun benda lain. Sebelum membeli pangan, perlu
diperhatikan hal-hal berikut: 1 Beli pangan di tempat yang bersih
2 Beli dari penjual yang sehat dan bersih 3 Pilih makanan yang telah dimasak
4 Beli pangan yang dipajang, disimpan dan disajikan dengan baik