Kompetensi Guru Mata Pelajaran : 1.8. Memahami lingkup dan kedalaman biologi sekolah
Indikator Esensial : 1.8.37. Menjelaskan karakteristik janin berdasarkan tahapan perkembangannya
Proses perkembangan dalam pembentukan embrio dimulai dari pertemuan sel sperma dan sel ovum Zigot dan akan mengalami proses pembelahan zigot. Proses
pembelahan ini mempunyai prinsip mekanisme pembelahan sel-sel melalui mitosis yang diatur oleh genom yang akan mewarisi sifat tertentu, sehingga perkembangan embrio ini
mempunyai organ lengkap sehingga terbentuk janin. Perkembangan Zigot- Embrio – Fetus pada manusia terbagi atas:
1. Periode Germinal Pre Organogenesis terjadi pada minggu ke 0-2 2. Periode Embrional Organogenesis terjadi pada minggu ke 4- 9
3. Periode Fetal JaninFetus terjadi pada minggu ke 10-38
A. Periode Germinal
Periode Germinal ini dimulai pada awal minggu pertama dan diakhiri pada minggu ke dua kehamilan. Sel telur yang telah terfertilisasi akan mengadakan menuju
ke rongga uterus melalui tuba falopii. Dalam perjalanan di tuba fallopii, sel telur akan mengalami tahap pembelahan, tahap morula, tahap blastulablastosit sebelum
dimulainya tahap implantasi. Proses ini terjadi pada hari ke 3-4. Selama ini zigot menerima makanan dari dinding kelenjar uterus. Zigot yang berumur satu minggu ini
disebut Blastosit. Selama minggu ke dua, blastosit mengawali proses implantasi di lapisan dinding uterus. Lapisan terluar blastosit akan mulai mengalami
perkembangan menjadi placenta, tali umbilicus dan kantung amnion, sedangkan perkembangan lapisan dalam blastosit akan menjadi embrio itu sendiri.
1. Tahap Pembelahan
Tahap pembelahan pada telur manusia pertama kali dimulai pada umur 24 jam setelah fertilisasi. Pola pembelahan pada telur manusia disebut dengan
holoblastik rotasional. Holoblastik artinya bidang pembelahan membelah sel sampai ke seluruh bagian secara terpisah, tidak terhalangi oleh keberadaan yolk
kuning telur karena telur manusia termasuk telur dengan sedikit yolk isolesital sehingga terbentuk blastomer sel hasil pembelahan pada embrio secara
terpisah satu sama lain. Dikatakan pembelahan holoblastik rotasional karena mempunyai ciri-ciri yaitu pembelahan tahap pertama satu sel menjadi dua sel
terjadi secara normal yaitu melalui bidang meridional. Pembelahan tahap kedua berbeda dengan biasanya, satu blastomer membelah secara meridional,
sedangkan blastomer yang lainnya membelah secara equatorial. Ciri khas yang lain yang membedakan pembelahan telur manusia dengan telur hewan yang lain
adalah waktu pembelahan yang tidak sinkron antara blastomer yang satu denga blastomer yang lain, sehingga blastomer yang dihasilkan tidak meningkat dari 2,
4, 8 sel dan seterusnya, tetapi meningkat dari 1, 2, 3, 4 dan seterusnya.
2. Tahap Morula
Tahap morula dimulai kira-kira hari ketiga setelah fertilisasi dan embrio selanutnya akan masuk ke dalam uterus. Pada tahap pembelahan akan
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI BIOLOGI
359
dihasilkan sejumlah sel yang disebut dengan blastomer. Pada tahap 8 sel, blastomer-blastomer membentuk susunan yang cukup longgar diantara mereka.
Pada tahap setelah 8 sel, zigot tampak seperti buah srikaya Morus alba, sehingga disebut dengan tahap morula. Pada tahap morula ini terjadi perubahan
yang cukup spektakuler yaitu terjadinya fenomena kompaksi. Pada tahap 8 sel, blastomer-blastomer membentuk susunan yang cukup longgar diantara mereka.
Namun pada tahap berikutnya, blastomer-blastomer ini tiba-tiba berkumpul, bercampur dan berhimpitan, mempererat hubungan antara blastomer yang satu
dengan blastomer yang lainnya sehingga membentuk bola yang padat dan kompak. Bentuk ini distabilisasi dengan ikatan antar sel yng disebut dengan tight
junction yang terbentuk diantara sel di sisi luar yang berfungsi untuk mencegah pertukaran cairan antara lingkungan dengan embrio. Sedangkan sel-sel dari
bagian dalam embrio berhubungan satu dengan yang lain dengan ikatan antar sel yang disebut dengan gap junction, yang memugkinkan terjadinya pertukaran
molekul dengan ion antara sel yang satu dengan del yang lainnya. Dengan demikian adanya kompaksi menyebabkan sel-sel embrio terbagi menjadi dua
kelompok yaitu sel-sel di bagian dalam atau disebut dengan inner cell mass ICM, dan sel yang berada di bagian luar yang mengelilingi sel-sel bagian
dalam disebut dengan outer cell mass. Inner cell mass akan berperan dalam pembentukan jaringan embrio, sedangkan outer cell mass akan membentuk
tropoblas dan dalam perkembangan selanjutnya akan membentuk plasenta.
3. Tahap Blastokis